Monday, October 25, 2010

Muslimah Blogger Friendship Award

Ini award dari Teh Dini, tapi belum sempat dipasang sejak Juli lalu soalnya aku masih belum punya temen yang bisa dishare... *hiks-hiks* Tapi sekarang alhamdulillah udah banyak temen lumayan... Ini awardnya...


Nah, award ini aku bagi buat:
1. Ami
2. Faizah
3. Fitria
4. Soza
5. Mbak Nurul

Oya, yang dapat awardnya posting di blognya dengan nama "Muslimah Blogger Friendship Award", oke?

Thursday, October 14, 2010

Soru Part 4


Mobil sedan berwarna hitam itu berhenti di depan sebuah bangunan rumah yang mewah. Zoh melihat keluar jendela, ada rasa tidak percaya dia akan tinggal di rumah tersebut selama beberapa minggu. Ya, walaupun sebenarnya dia akan terus diawasi oleh para polisi itu melalui kamera CCTV yang terpasang di setiap sudut rumah dan tinggal bersama Kyousuke.

Zoh bersama Kimura dan Kyousuke memasuki rumah tersebut. Rumah itu bergaya reinassance dengan gorden besar menutupi jendela yang besar.

“Rumah yang besar,” ujar Zoh.

“Jika ingatanmu sudah pulih, rumah ini tidak ada apa-apanya dibandingkan rumahmu sendiri,” ujar Kyousuke. “Juga rumah keluargamu di Tokyo.”

“Kau yakin sekali kalau aku adalah Seiji Amano.”

“Sangat,” ujar Kyousuke.

“Di sini tidak ada telepon,” kata Kimura.

“Lalu bagaimana aku bisa menghubungi ibuku?” tanya Zoh.

“Kau tidak boleh berhubungan dengan siapapun kecuali kami,” ujar Kimura lalu menyerahkan sebuah ponsel. “Ponsel ini sudah dimodifikasi sehingga kau tidak bisa menelepon siapapun kecuali markas kepolisian.”

Zoh menatap sebal ke arah Kimura. Sejak awal ia memang tidak suka dengan pria berusia 30 tahun tersebut. “Sampai kapan kalian mengurungku begini?”

“Entahlah, yang pasti sampai urusan dengan yakuza selesai.”

“Kenapa kalian tidak membiarkanku bicara kepada yakuza saja? Apa polisi Jepang akan mudah melawan organisasi gelap tersebut?”

“Apa yang kau ingin bicarakan kepada mereka? Kau tidak ingat apapun!” seru Kimura lagi. Pria itupun melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut. Zoh mendesah kesal.

“Seiji, kemarin aku bertemu dengan Yi Jae. Aku minta maaf karena telah mengatakan kau telah melupakannya dan menyuruhnya agar tidak mencarimu. Itu kulakukan adalah demi kebaikanmu sendiri. Sepertinya dia juga sudah tidak peduli denganmu sejak kejadian beberapa tahun yang lalu,” ujar Kyousuke.

Zoh cuek. Dia sudah tahu kalau Yi Jae memang tidak peduli lagi dengan Seiji dari boneka teddy bear yang dibuangnya begitu saja. “Masa bodoh.”

“Dia adalah wanita yang sangat kau cintai.”

“Itu dulu, bahkan jika aku benar Seiji.”

“Baguslah, aku ikut senang. Kalau begitu tidak ada satupun pihak yang merasa dirugikan.”

&&&

Siang itu Yi Jae menggantikan Zoh mengantarkan mie ramen ke rumah-rumah pembeli. Masih teringat di benaknya ketika Bibi Akane melarangnya bekerja karena kedatangan Yi Jae untuk belajar. Tapi Yi Jae yang kadang keras kepala itu tetap ingin membantu dan dia janji ini adalah yang terakhir kali. Lagipula, diantara rumah-rumah yang dia antar ramennya ada rumah tempat temannya yang ikut pertukaran pelajar. Rumah Rifki.

“Assalamu’alaikum,” ujar Yi Jae sembari mengetuk pintu. Tidak lama kemudian, seorang wanita yang tidak lain adalah ibunda Rifki membuka pintu. Yi Jae kaget, dia tidak mengenal wanita berjilbab tersebut.

“Walaikumsalam. Heo Yi Jae?” tanyanya.

“Iya,” ujar Yi Jae.

“Mau mencari Rifki, ya?” tanya ibunya Rifki yang memang terkenal suka travelling tersebut menggunakan bahasa Inggris.

“Iya, Rifki tadi memesan mie ramen ini.”

Tidak lama kemudian, Rifki muncul di ambang pintu menghampiri ramen pesanannya. Tapi dia cukup terkejut melihat orang yang mengantar mie ramen itu adalah Yi Jae. Mantan seorang penyanyi terkenal yang kini memakai baju lusuh berbau asap.

“Yi Jae? Kau?”

“Rifki, ini pesananmu,” kata Yi Jae memberikan sekotak mie ramen pada Rifki.

“Yi Jae? Koq kamu mengantar mie ramen ini sih?”

“Soalnya aku tinggal di rumah orang yang bisnis masakan ini. Aku hanya ingin membantu Bibi Akane karena anak laki-lakinya yang biasa menjadi pengantar mie ramen dibawa oleh polisi kemarin. Padahal aku sangat yakin dia tidak bersalah.”

Rifki heran. Dia juga polisi. Tapi kenapa dia tidak tahu ada seorang pria yang dibawa oleh kepolisian tanpa alasan. Apalagi orang itu adalah orang yang tinggal bersama Yi Jae dalam satu rumah. “Aneh,” gumam Rifki.

“Ada apa?” tanya Yi Jae. Rifki tersentak.

“Tidak. Oh ya, kenalkan. Ini ibuku.” Rifki memperkenalkan ibunya pada Yi Jae. Yi Jae terperangah, ternyata wanita ini adalah ibunya Rifki. Dari wajahnya cukup mirip sih. “Dia ke Jepang dua hari yang lalu. Katanya dia ingin melihat bunga sakura di Jepang.”

“Oh…” Yi Jae manggut-manggut. Dia pun salim pada ibunya Rifki.

“Ma, ini Yi Jae. Mama kalau lapar bisa pesan pada rumah makan tempat dia tinggal sekarang. Soalnya Atir dengar Shibuya Ramen itu dimiliki oleh keluarga muslim, jadi sudah pasti halal.”

“Oh, bagus sekali. Mama akan kesana kapan-kapan,” ujar ibunya Rifki tersenyum.

Yi Jae melirik jamnya. Dia tidak boleh terlambat mengantarkan ramen selanjutnya ke rumah pembeli yang lain. “Aku pergi dulu, ya. Aku harus mengantarkan ramen-ramen itu lagi. Assalamu’alaikum.”

“Walaikum’salam,” sahut Rifki dan ibunya bersamaan. Yi Jae melangkah pergi menuju motor vespa milik Bibi Akane yang digunakannya untuk mengantarkan pesanan. Tidak lama kemudian, motor vespa itupun sudah melaju lagi di jalan raya.

Rifki langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua, sementara ibunya Rifki menutup pintu depan. Di dalam kamar, Rifki langsung menelepon FBI di Jepang untuk menyelidiki seseorang bernama Zoh yang kini dibawa kepolisian.

“Apa?!” Rifki kaget mendengar orang di seberang sana berkata kalau Zoh dicurigai adalah Seiji Amano. FBI muda yang dulu adalah kekasih Yi Jae. Jika Zoh benar Seiji, maka Yi Jae tinggal dengan Seiji tanpa Yi Jae sadari. Orang di seberang sana yang merupakan FBI Jepang itu pun menjelaskan panjang lebar kenapa Zoh bisa dicurigai sebagai Seiji. Rifki kaget. Setelah beberapa tahun, dia baru menyadari kenapa Seiji membuat Yi Jae benci padanya. Jadi karena penyakit mematikan itu…

“Dimana dia sekarang?” tanya Rifki.

“Dia tinggal dalam sebuah rumah dengan pengawasan polisi. Kau datanglah dulu ke markas kepolisian, lalu kami akan mengantarmu.”

“Baik.” Rifki menaruh kotak ramen di mejanya, memakai jaket, dan langsung melangkah pergi menuju markas kepolisian.

&&&

“Hwuaaa…” desis Yi Jae. Tanpa sadar mulutnya menganga cukup lama melihat rumah di hadapannya. Sebuah rumah bergaya khas Jepang dan halamannya luaaaasss sekali. Ada sungai buatan di taman rumah tersebut, tumbuhan-tumbuhan berbentuk binatang, dan gerbang yang besar. Pasti pemiliknya adalah orang kaya raya. Karena rumahnya di Korea saja tidak sebesar dan sebagus ini.

Yi Jae pun menekan bel di gerbang, dan tidak lama kemudian dua orang pria muncul. Mereka mungkin satpam di rumah itu. Dalam hati Yi Jae berdecak kagum, satpamnya saja harus dua. Atau mungkin ada beberapa satpam lain menjaga di sudut lain rumah ini. Pemiliknya pasti orang kaya. Tidak, tapi super kaya. Soalnya rumah itu benar-benar luas seperti istana.

“Tadi pemilik rumah ini menelepon agar memesan ramen ini. Boleh aku masuk untuk mengantarkannya?”

Kedua pria itu berbisik-bisik. Setelah itu, mereka pun membuka gerbang rumah tersebut untuk membiarkan Yi Jae masuk. Gadis itu membawa kotak mie ramen untuk diantarkan kepada si pemesan.

“Nona, biar saya antar,” ujar salah satu dari pria tadi. Yi Jae mengangguk-angguk kecil tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya dari bangunan rumah itu. “Nona, silakan ikuti saya.”

Yi Jae pun mengikuti pria tersebut masuk ke dalam rumah tersebut. Rumah bergaya khas Jepang dengan bangunan terbuat dari kayu. Tapi arsitekturnya seperti istana kaisar saja. Di dalam ada pria-pria yang berdiri di berbagai sudut seperti patung memakai baju berwarna hitam. Mereka seperti pengawal istana yang dengan suka rela menjaga rajanya 24 jam.

Rajanya… apakah yang menjadi raja di rumah ini adalah orang yang nanti akan Yi Jae temui? Orangnya seperti apa ya? Yi Jae mulai penasaran. Bersama pria di depannya dia menyusuri rumah. Hingga akhirnya tibalah dia di depan sebuah pintu bergaya Jepang tradisional yang digeser-geser tersebut.

“Bos, mie ramen pesanan Anda sudah datang,” ujar pria tersebut.

“Suruh dia masuk!” kata suara di dalam.

“Baik, bos!” Pria itupun menggeser pintu di dalamnya sambil membungkuk seraya mempersilahkan Yi Jae masuk. Yi Jae pun masuk. Di depannya seorang pria kurus dengan rambut lurus yang dikuncir kuda sedang duduk. Pria berusia 55 tahun itu memakai yukata dan sedang melukis sesuatu.

“Duduklah,” katanya. Yi Jae pun duduk dan pria itu menatap Yi Jae heran. Dia memiringkan kepalanya tidak mengerti.

“Ini ramen pesanan Anda, tuan.”

“Bukankah pengantar mie ramen ini seharusnya adalah seorang laki-laki?” tanya pria dengan alis mencuat tersebut. Yi Jae langsung mengerti maksud ucapan orang itu. Zoh.

“Oh, dia dibawa polisi. Katanya untuk diselidiki, padahal aku yakin dia tidak salah apapun,” kata Yi Jae.

“Dibawa polisi?”

“Baru kemarin polisi datang dan berkata akan membawanya. Aku juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia dibawa polisi. Jadi sekarang, mie ramen ini aku yang mengantarnya.”

“Apa kau Heo Yi Jae?” tanya pria tersebut mengamati wajah Yi Jae. Yi Jae mengangguk walau sebenarnya dia tidak menyukai mengakui hal itu. Rasanya dia ingin membuang masa lalu itu jauh-jauh.

“Iya,” kata Yi Jae. Pria itu tersenyum dan beberapa detik kemudian tertawa terbahak-bahak. “Benar-benar sebuah kebetulan! Hahaha!”

“Ada apa?” tanya Yi Jae tidak mengerti.

Pria itu menelepon seseorang lewat telepon yang berada di dekatnya. “Sho, Tomohiro! Kalian ke ruanganku!” katanya lalu menutup telepon tersebut. Tidak lama kemudian, dua orang pria berpakaian hitam-hitam masuk.

“Ada apa, bos?” tanya mereka.

“Tangkap gadis ini! Bawa dia ke gudang dan kurung dia di sana!” kata pria tersebut.

“Baik bos!” Tanpa pikir panjang lagi, mereka pun menarik tangan Yi Jae. Yi Jae membelalakkan matanya kaget bukan main. Ada apa ini? Jika pria itu tahu kalau dia adalah Yi Jae, bukankah seharusnya minta tanda tangan atau gimana kek? Ini koq malah ditangkap? Udah mana dipegang sama yang bukan mahram lagi. Yi Jae mencoba berontak, tapi kedua pria disampingnya itu terlalu kuat untuk dilawannya seorang diri.

“LEPASKAN AKU! SIAPA KAU?!” tanya Yi Jae melotot ke arah pria di depannya. Pria itu tersenyum sambil menghisap cerutunya. Dan menghembuskan asapnya lembut ke muka Yi Jae.

“Siapa aku? Aku adalah Takeshi Amano. Paman dari Seiji Amano.”

“Paman Seiji?” tanya Yi Jae dengan nada tercekat.

“Seiji adalah penerus yakuza, tapi dia menghilang dan bergabung dengan FBI.”

“Yakuza…” Yi Jae terperangah kaget. Dia tahu tentang yakuza di film-film. Sebuah organisasi gelap di Jepang yang berhasil membuat polisi kewalahan dengan segala tindak kriminalnya. Pantas saja rumahnya mewah sekali. Dan pantas saja Seiji memiliki banyak uang walaupun dia tidak pernah menunjukkannya.

“Iya, dan kau adalah mantan kekasihnya, bukan? Aku bisa memanfaatkanmu agar Seiji datang kesini. Hahaha!!!”

“Kau gila! Sudah bertahun-tahun kita berdua tidak lagi saling komunikasi. Kita tidak lagi saling mencintai. Seharusnya kau menangkap tunangannya saja, bukan aku!”

“Tunangan? Sejak kapan Seiji punya tunangan?”

“Kau tidak tahu?”

“Aku tahu banyak tentang Seiji dibandingkan dirimu.”

“Tapi wanita Inggris yang dia bilang adalah tunangannya itu…”

“Orang-orangku sudah menyelidikinya, kau telah ditipu waktu itu!”

“Ditipu?”

“Sampai sekarang keponakanku masih mencintaimu. Dia menipumu karena dia mengidap penyakit mematikan yang bersarang di otaknya. Maka dari itu, dia ingin kau benci padanya. Kau tidak tahu, kan?”

Yi Jae membisu. Berontaknya surut.

“Bawa dia!” kata Takeshi lagi seraya menghisap cerutunya. Kedua pria itupun menyeret Yi Jae keluar untuk dibawa ke gudang dan dikurung disana.

&&&

Rifki masuk ke dalam rumah mewah itu bersama Kyousuke. Didapatinya Zoh yang sedang menonton televisi. Rifki melemparkan pandangan heran ke arah Zoh. Zoh hanya cuek sambil menggunta-ganti channel dengan remot di tangannya.

“Dia adalah temanmu juga di FBI. Rifki Mahatir,” kata Kyousuke.

“Oh.”

“Benar-benar tidak bisa dipercaya,” ujar Rifki terus melihat Zoh.

“Aku tahu ini pasti kesalahpahaman,” ujar Zoh.

“Aku juga berharap kau bukan Seiji. Jika Seiji lupa ingatan, seharusnya dari gaya bicaranya tetap keren seperti orang jenius. Seharusnya kau berharap kau adalah Seiji, karena kau adalah calon ketua FBI Jepang yang paling kuat di masa mendatang,” kata Rifki.

“Berhentilah bicara tentang Seiji. Aku muak.” Zoh lalu mematikan televisi. “Polisi sekarang melihatku seperti berkunjung ke kebun binatang langka, apa kau tahu?”

“Iya, aku bahkan melihatmu begitu.”

“Aku berharap ingatanku segera pulih dan aku tahu siapa diriku yang sebenarnya. Menurutku, cara yang terbaik adalah bertanya dengan ibuku. Tapi polisi berkata ibuku akan berbohong. Kita tidak akan pernah tahu sampai kita mencobanya, kan?”

“Jadi itu kemauanmu?”

“Iya. bertanyalah padanya tentang siapa aku sebenarnya.”

“Tapi jika dia benar berbohong?”

“Aku kenal ibuku.”

“Baiklah, aku akan bertanya padanya besok –Insya Allah.”

“Thank you.”

&&&

Detik jarum jam terasa memekakkan telinga, menyajikan kecemasan luar biasa. Bibi Akane tidak bisa berhenti mondar-mandir di depan rumahnya menunggu Yi Jae pulang setelah mengantarkan mie ramen. Seharusnya dia sudah datang sore ini, tapi bahkan kini hari sudah bergulir malam.

“Bu, ada telepon,” ujar Mao muncul di pintu depan rumah.

“Dari Yi Jae?” tanya Bibi Akane.

“Suara bapak-bapak.”

“Dari polisi!” kata Bibi Akane yang juga mengkhawatirkan Zoh. Bibi Akane pun berlari dan segera menyambar telepon rumahnya tersebut. “Halo…”

“Selamat malam, apakah Seiji ada?”

“Seiji? Seiji siapa?” tanya Bibi Akane.

 

Terkait:

Soru Part 1

Soru Part 2

Soru Part 3

Soru Part 5

Soru Part 6

Introduce Airen

Sekilas a Love In I.A.S High School

Sunday, October 10, 2010

Dalam Islam Pacaran Itu Haram


Seringkali kita kecewa dengan seseorang karena orang tersebut berpacaran meski sudah mengetahui dalam Islam hukum pacaran itu haram. Dia tahu kalau hukum pacaran itu haram, tapi setelah ditegur dia tetap tidak mau memutuskan pacarnya. Bagaimana sih kalau udah mabuk asmara? Serasa dunia sudah milik berdua dan serasa sudah menjadi orang paling bahagia sedunia. Well, sebagai perempuan normal saya juga pernah naksir ikhwan dan kita tahu bahwa cinta itu fitrah (baca artikel berkaitan: Duh... Cinta!), dan saya percaya teman-teman disinipun begitu tapi prinsip saya adalah tidak pacaran #CewekTanpaMantan #Ea. Karena pikirin deh, lebih berat mana? Menanggung rindu atau menanggung dosa? Eaaa...

Katakan pada Dilan, Rindu itu tidak berat. Yang berat itu dosa. Allah cemburu dan kau takkan kuat. Aku juga. Hehehe.

Disini aku akan mengupas tentang pacaran, tidak ada salahnya kan menegur sesama muslim? Bukankah Allah telah berfirman, “Dan tetaplah memberi peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” (Adz-Dzariyat ayat 55). Ya udah, langsung saja deh.

Pacaran Itu Hukumnya HARAM



Kita sebagai umat muslim sudah tahu kalau pacaran itu hukumnya haram. Bahkan, sebatas bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram pun hukumnya adalah haram. Tidak ada manfaat dari pacaran, malah banyak banget mudhorotnya. Seperti mengganggu pelajaran, membuang-buang waktu, membuang-buang uang, rentan hamil di luar nikah dan sebagainya.
Pacaran itu hukumnya haram walau kamu berdalih pacaran jarak jauh sehingga tidak mungkin kontak fisik dan sebagainya dan hanya melalui chattingan. 

Artikel Berkaitan:

Walau kamu mencari-cari dalil yang bisa menghalalkan pacaran dan sebagainya. Sebagaimana ayat Al-Qur’an yang berbunyi:

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra ayat 32)

Di ayat ini tertulis bahwa janganlah kita mendekati zina. Jangan mendekati zina itu berarti jangan pacaran, karena zina (baca: seks bebas) pasti dimulai dari pacaran. Pacaran itu kan identik dengan pegang-pegangan tangan, pelukan, bahkan ciuman dan ujung-ujungnya bisa jadi hamil di luar nikah… Iiih, naudzubillah…

Zina itu sendiri terdiri atas beberapa jenis. Zina mata, zina tangan, zina kaki, zina telinga, zina mulut, zina hidung, zina kemaluan, dan zina hati. Jadi walaupun pacaran jarak jauh, yakin bisa menjaga hati?

Atau mungkin sebatas telepon. Suara wanita itukan hukumnya adalah aurat jika didengar oleh yang bukan mahram. Tidak mungkin kan, di telepon kamu tidak mendengar suaranya.

Dalil-Dalil Tentang Haramnya Pacaran

Berikut adalah dalil-dalil Al Quran dan Hadits tentang haramnya berpacaran:

1. Rasulullah SAW bersabda, “Kebanyakan yang menyebabkan seseorang masuk neraka adalah fajr (kemaluan)”.

2. Dari Ma’qil bin Yasar bin Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang dari kamu dengan jarum besi itu jauh lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)

3. Dari Asy-Syabi bahwa Nabi saw. ketika membai’at kaum wanita beliau membawa kain selimut bergaris dari Qatar lalu beliau meletakkannya di atas tangan beliau, seraya berkata, “Aku tidak berjabat (baca: menyentuh) tangan dengan wanita.” (HR Abu Daud dalam al-Marassi)

4. Hadits yang lain berbunyi, “Tidak halal darah seorang muslim, kecuali tiga orang, yaitu laki-laki yang berzina, orang yang membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya.”

5. Sa’ad bin Ubadah berkata, “Seandainya aku melihat seorang laki-laki berzina dengan istriku, maka akan aku penggal leher laki-laki itu dengan pedang”.

Perkataan Sa’ad itu sampai ke telinga Rasulullah SAW, dan beliau berkata, “Apa kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sesungguhnya aku lebih cemburu daripada Sa’ad dan Allah lebih cemburu daripada aku. Oleh karena itu, Allah mengharamkan kekejian-kekejian yang tampak dan yang tersembunyi.”.

6. “Sesungguhnya Allah cemburu (tersinggung) dan seorang mukmin harus cemburu. Ketersinggungan Allah adalah ketika hamba-Nya melakukan apa yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari Muslim).

7. Dalam hadits lain ketika beliau berkhotbah sholat gerhana matahari, beliau bersabda: “Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”.

8. Dan sebagaimana disebutkan oleh Anas bin Malik, “Akan aku beritahu berita yang tidak akan diberitakan oleh seorangpun sesudahku. Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Termasuk tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan, maraknya minuman khamar, dan perzinaan…”.

9. “Katakanlah (Muhammad) kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…” (An-Nur ayat 30-31).

10. “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pandangan tiba-tiba (tanpa sengaja), maka beliau memerintahkan aku untuk memalingkan pandanganku.” (HR Muslim no. 5609).

11. Dan juga sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina-zina. Maka zinanya mata dengan memandang (yang haram), zinanya lisan dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR Al-Bukhori no 6243 dan Muslim no. 2657).

12. “Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan dalam dada.” (Ghafir ayat 19).

13. Ibnu Abbas r.a. berkata, “ayat ini terkait dengan seorang laki-laki yang duduk pada suatu kaum. Lalu lewatlah seorang wanita. Namun bila teman-temannya melihat dirinya, dia menundukkan pandangannya. Sungguh Allah SWT mengetahui keinginan dirinya. Ia ingin andai dapat melihat aurat si wanita.” (Al Jami’li Ahkamil Qur’an, 15/198).

14. “Tidaklah kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita” (HR Bukhari no 4808 dan Muslim no 2740 dari Usamah bin Zaid).

15. “Sesungguhnya awal kebinasaan Bani Israil adalah disebabkan masalah wanita” (HR Muslim no 7124 dari Abu Said al Khudri.

16. “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih dilihat dari jalur lain).

17. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)“. (Q.S. Ali Imran: 14).

18. “Maka janganlah kamu tunduk (bersuara lembut) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik“. (QS. Al-Ahzab:32).

19. “Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita”. Seorang lelaki dari kalangan Ashar berkata, “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami?” Maka Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Mereka adalah kematian (kebinasaan)“. [HR. Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)].

20. “Ada tiga golongan yang sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer, orang yang durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts yang membiarkan perbuatan keji dalam keluarganya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69/no. 5372). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (3047)] (Maksud dari hadits ini adalah kedua orang tua pelaku pacaran tidak akan masuk surga jika mereka membiarkan anaknya melakukan perbuatan keji.

21. “Apabila kamu minta sesuatu (makanan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), m aka mintalah dari balik tabir. Karena yang demikian itu lebih dapat membersihkan hati-hati kamu dan hati-hati mereka itu,”.

22. “Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya).

23. “Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67).

24. Benar adanya firman Allah Swt. (yang artinya): “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan-nya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jaatsiyah [45]: 23).

25. “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

26. “Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Malik , Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).

27. Telah berkata Aisyah ra, “Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai’atnya (mengambil janji) dengan perkataaan.” (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

28. “Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untukmu. Namun yang kedua adalah haram” (HR. Abu Dawud , At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani).

29. “Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari? Kiamat.”(HR. Ahmad).

30. Telah berkata Abu Asied: Rasulullah Saw pernah keluar dari masjid, padahal di waktu itu laki-laki dan wanita bercampur di jalan, maka sabda Rasulullah (kepada wanita-wanita): "mundurlah! bukan hak kamu berjalan di tengah jalan; hendaklah kamu ambil pinggir jalan" (HR. Abu Daud).(Jika bercampur baur antara ikhwan akhwat bukan mahram saja tak boleh apalagi pacaran?).

31. Ada seorang lelaki, yang sudah masuk Islam, datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengakui dirinya berbuat zina. Nabi berpaling darinya hingga lelaki tersebut mengaku sampai 4 kali. Kemudian beliau bertanya: ‘Apakah engkau gila?’. Ia menjawab: ‘Tidak’. Kemudian beliau bertanya lagi: ‘Apakah engkau pernah menikah?’. Ia menjawab: ‘Ya’. Kemudian beliau memerintah agar lelaki tersebut dirajam di lapangan. Ketika batu dilemparkan kepadanya, ia pun lari. Ia dikejar dan terus dirajam hingga mati. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan hal yang baik tentangnya. Kemudian menshalatinya” (HR. Bukhari no. 6820).

32. “Pezina tidak dikatakan mu’min ketika ia berzina” (HR. Bukhari no. 2475, Muslim no.57).

33. “Mengasingkan pezina itu sunnah” (HR. Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 8/349).

34. Abu Hurairah berkata: “‘Iman itu suci. Orang yang berzina, iman meninggalkannya. Jika ia menyesal dan bertaubat, imannya kembali‘” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Syu’abul Iman, di-shahihkan Al Albani dalam Takhrij Al Iman, 16) (Banyak sekali hadits-hadits tentang besarnya dosa zina, maka jangan dekati zina melalui pacaran. Oke?).

35. "Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32].

Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam dari perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang artinya : Dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga dari pada zina Yakni : Janganlah kamu mendekati yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina.

Perbedaan Pacaran dengan Ta’aruf.

Kalian mungkin bertanya-tanya, bukankah pacaran adalah ajang mengenal satu sama lain? Bagaimana bisa menikah kalau tidak pacaran dulu? Aku bilang bisa dengan cara Islam. Islam mengajarkan kepada calon suami istri untuk saling mengenal terlebih dahulu yang disebut ta’aruf. Tentu saja ta’aruf lebih sopan dan lebih terarah karena calon suami istri dikenalkan oleh keluarga masing-masing. Secara logika saja, kalau pacaran kan, fulanah selalu mencoba untuk menutup kejelekan dirinya dari si fulan dan memperlihatkan sisi baiknya saja, begitu juga si fulan kepada si fulanah. Kalau ta’aruf, mulai dari kebaikan sampai kejelekan setiap pasangan pasti disebut oleh keluarga, jadi setelah menikah tidak ada penyesalan apapun.

Aku juga berani bilang, kalau pernikahan yang dimulai dari ta’aruf lebih bertahan lama daripada yang dimulai dengan pacaran. Kenapa? Berikut perbedaan pacaran dengan ta’aruf.

1. Seperti yang aku tulis barusan, dari ta’aruf kita bisa menerima kekurangan diri pasangan kita mengingat diri kita yang juga punya banyak kekurangan. Tidak seperti pacaran dimana setiap pasangan berusaha untuk menutup-nutupi kekurangan dirinya dan tampil sebaik mungkin di depan kekasihnya.

2. Kalau pacaran berarti manis-manisnya sudah dihabiskan di awal, setelah menikah tinggal sepahnya doang. Kalau ta’aruf, manis-manisnya tentu saja dinikmati setelah menjadi halal. Kitapun merasa disayang oleh Allah SWT karena tidak ada keresahan sedikitpun.

3. Orang yang berta’aruf biasanya (meski tidak semuanya) terbimbing dan ter-tarbiyah. Senantiasa menegakkan syariat Allah dan al-Millah. Mereka biasanya adalah orang-orang yang tahu hukum agama kalau bercerai adalah hal yang sangat Allah benci. Berbeda dengan masyarakat awam yang berpacaran dan menyelesaikan masalah rumah tangga dengan bercerai.

Orang yang memulai pernikahan dengan berpacaran biasanya (aku tidak bilang seluruhnya) adalah orang yang tidak mengenal hukum agama. Mereka biasa pergi berduaan, ikhtilat, berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman. Tidak ada jaminan si cewek tidak akan hamil di luar nikah lalu aborsi karena cowoknya tidak mau bertanggung jawab. (Baca artikel berkaitan: Tips Agar Tidak Terjebak Pacaran)

Cinta Menurut Agama Islam.
Sebagian orang mengira kalau Islam tidak menempatkan cinta pada tempat yang proporsional dan tidak tahu apa cinta itu. Padahal, pada hakikatnya perkiraan orang-orang itu merupakan cermin kebodohan. Tentu saja jauh berbeda cinta menurut masyarakat awam dan cinta menurut agama Islam.
Cinta menurut masyarakat awam tidak lain adalah cinta kepada lawan jenis, cinta nafsu syahwat, cintanya shakespeare, dan cinta seperti yang disenandungkan lagu band-band di Indonesia. Tidak perlu dijelaskan, teman-teman pasti sudah tahu.
Sementara, cinta menurut agama Islam adalah cinta yang paling mulia karena ditempatkan di tempat yang tertinggi. Terjaga dari hal yang tidak-tidak. Itulah cintanya onta betina yang menyusui anaknya, cintanya bayi menyedot air susu ibunya, cintanya burung yang membuat sarang untuk anak-anaknya, cintanya para syuhada yang mengorbankan darahnya di medan perang. Mereka rela jiwa mereka lebur dalam kilatan pedang, punggung mereka jauh dari tempat tidur, bahkan mereka rela menafkahkan seluruh harta mereka demi mencari keridhaan Dzat yang Maha Cinta. (Artikel Berkaitan: Menyikapi Rasa Cinta Pada Lawan Jenis)

Dr. A’id Al-Qarny menuliskannya dalam buku beliau, Korban-Korban Cinta kalau cinta itu ada dua macam, cinta duniawi dan cinta ilahiyah.

1. Cinta duniawi bernuansa kehidupan dunia, berbau tanah dan berada pada tataran yang rendah. Ini merupakan cinta murahan dan senda gurau.

2. Cinta ilahiyah, cinta yang bernuansa langit. Berada pada tataran yang tinggi dan merupakan cermin dari ketaatan dan ibadah.

Imru’ul-Qais jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Laila. Abu Jahal mencintai Uzza dan Manat. Qarun Mencintai Emas. Abu Lahab mencintai kedudukan. Mereka semua bangkrut (baca: masuk neraka), karena mereka semua telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Adapun cinta Bilal bin Rabah adalah cinta kepada kebajikan. Ketika dia dibaringkan di atas pasir yang panas di bawah terik sinar matahari, tubuhnya tertindih sebuah batu besar, dia berseru kepada Penguasa bumi dan langit, “Ahad, ahad.” Karena di dalam hatinya ada iman yang teguh seteguh gunung uhud.
Renungan.

Ada sebuah cerita dimana terdapat seorang wanita yang sangat menc intai suaminya. Saking cintanya kepada suaminya, wanita tersebut rela menggantikan suaminya bekerja siang malam. Sementara sang suami hanya menunggu di rumah yang rumah itu merupakan milik sang istri. Suatu hari ketika wanita itu baru saja pulang kerja, sang istri melihat sang suami sedang menari telanjang dengan wanita lain di atas kasur kamar mereka. Keduanya mabuk. Tapi apa yang dilakukan sang istri? Dia tetap memaafkan suaminya saking mencintai suaminya itu.

Bagaimana kalau aku bilang sang suami itu adalah kita?

Bagaimana mungkin kita lebih mencintai manusia dibandingkan Allah? Padahal apapun nikmat yang kita rengkuh semua berasal darinya. Pikirkan deh, mulai dari tangan kita, kaki kita, mata kita, hidung kita, dan seluruh tubuh kita adalah bukan milik kita melainkan milik Allah tapi malah kita gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya. Tapi Allah Maha Pengampun sebanyak apapun dosa yang berlumuran dalam diri. Allahu Akbar…

Akhir yang Merupakan Awal.

Bismillah… ini bukanlah penutup melainkan awal dari lembaran barumu, akhi/ukhti. Aku tahu, memang berat putus dengan si dia, jika tidak berat maka tidak mungkin cowok yang mengaku ikhwan itu terus bertahan dengan pacarnya. Tapi percaya deh, azab Allah jauh lebih berat lagi. Toh, jika akhirnya memang jodoh akan bersatu juga, kan? Atau kalau memang bukan jodoh, yakinlah jika jodoh yang Allah tentukan adalah jodoh yang terbaik untuk kita dan senantiasalah berdo’a agar kita bisa mencintai orang yang kita nikahi.

Hanya kepada Allahlah kami memohon, agar menjadikan kami termasuk orang-orang yang dicintai-Nya dan termasuk syuhada’ di jalan-Nya.
Wallahu’alam.

"Maka barangsiapa yang durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang yang takut akan kebesaran Alloh dan menahan dirinya dari gejolak nafsunya, sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya". (QS. An-Naazi'at(79): 37-41)

Baca Juga:

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb