Saturday, July 7, 2018

Muslimah Memeluk Feminisme, Emansipasi, dan Kesetaraan Gender

Tulisan ini adalah notulensi dari pembahasan yang saya bawa bersama Forum Dakwah Kampus Fakultas Hukum Se-Indonesia (FORDAFHI). Sebelumnya saya memang beberapa kali mengulas dan membedah buku-buku mengenai keseteraan gender, emansipasi, dan feminisme saat diskusi antar kampus. Saya melihat bahwa ada jalan tengah antara Islam dan isu kesetaraan gender, emansipasi, dan feminisme ini. Silakan disimak.
 
Diskusi Dimulai.

Namaku Maryam Qonita dan baru saja menyelesaikan pendidikan S1. Aku termasuk perempuan yang beruntung sih mendapatkan seorang ibu yang meyakini perempuan wajib berpendidikan tinggi. Bahkan ummiku melarangku menikah sebelum aku melanjutkan S2. Beliau adalah mantan ketua P2TP2A kuningan yang bekerja untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, makanya aku mewarisi visi ini juga.Aku belajar dalam LSM pemberdayaan perempuan bernama LSM Satu hati. Dimana kami biasa menangani kasus-kasus kekerasan seksual, KDRT, anak-anak putus sekolah (yg sebagian besar perempuan) dsb.

Lalu aku menghadiri berbagai macam konferensi-konferensi internasional dimana teman-temanku sebagian besar aktifis keseteraan gender dan feminisme. Aku mendapati bahwa isu ini termasuk isu abu-abu di kalangan umat muslim, dimana sebagian besar dari kita meyakini bahwa perempuan hanyalah subordinat dari laki-laki. Sebagaimana perempuan diciptakan dari tulang rusuk adam (bagian tubuh/subordinat). Kalau dulu, orang sering bercerita hawa (perempuan) yang menggoda adam (laki-laki) untuk memakan buah terlarang. Digambarkan perempuan itu dekat dengan iblis dan penggoda.

Namun setelah kukaji, sebenarnya ada jembatan yang bisa dipertemukan antara nilai-nilai islam dan nilai-nilai barat. Sehingga orang-orang barat itu tidak anti islam, menganggap kita teroris dsb dan kita tidak melulu anti barat, menganggap segala sesuatu memiliki konspirasi (makanan, imunisasi, dsb). Jembatan itu bernama nilai-nilai kemanusiaan.

Perempuan dulu di zaman kartini, banyak yang dinikahi di usia belia dan buta huruf karena para pemuka agama yang salah paham berpendapat bahwa perempuan adalah bagian dari subordinat laki-laki. Pernikahan juga sering dilakukan pada perempuan-perempuan belia untuk mempertahankan eksistensi kelompok saat itu.

PENGERTIAN EMANSIPASI

Menurut kamus besar bahasa Indonesia emansipasi ialah pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Emansipasi diambil dari bahasa Inggris, emancipation, sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah upaya untuk mendapatkan hak politik, derajat yang sama, dalam kehidupan manusia. Emansipasi bukan hanya soal perjuangan wanita.

Karl Marx, memakai istilah “emansipasi politik” untuk menjelaskan gagasan kesamaan derajat warganegara hubungannya dengan negara, kesamaan di depan hukum tanpa memandang agama, harta benda, atau ciri orang perorang lainnya. Martin Luther King menyambut emansipasi sebagai sebagai harapan besar bagi jutaan budak Negro. Abraham Lincoln pernah mengeluarkan dekrit dengan tema Emancipation Proclamation (Proklamasi Emansipasi) ketika terjadi perang saudara di Amerika.

Jadi, emansipasi tidak ada urusannya dengan kodrat atau kebablasan. Emansipasi wanita dilakukan dimana seorang wanita mengalami situasi rentan terhadap kekerasan, pelecehan seksual, bahkan perbudakan seks. Jadi agar mereka diperlakukan secara manusiawi. Bukan agar mereka menjadi perkasa seperti laki-laki. Jadi emansipasi adalah memanusiakan manusia, bukan melaki-lakikan perempuan!

Makanya menggunakan istilah "equal" bukan "identical". Equal doesn't mean identical. Setara bukan berarti sama. Kayak uang 100 ribu 1 lembar dan uang 20 ribu lima lembar. Mereka setara nilainya. Tapi gak sama. Dari bentuk dan bagaimana kita biasa menggunakannya.

Kalau kalian perhatikan juga, sosok-sosok yang memperjuangkan emansipasi di awal-awal abad pertengahan adalah laki-laki. Bukan hanya di barat. Di inndonesia juga seperti itu. Karena suara laki-laki jauh lebih didengar daripada perempuan saat itu.

SEJARAH EMANSIPASI DI INDONESIA

Emansipasi di Indonesia dimulai saat terjadi revolusi Industri yang menuntut perempuan turut aktif di bidang perindustrian., Gerakan feminis mulai muncul yang diawali dari program women studies di PBB. Para feminis berusaha untuk memajukan perempuan dalam bidang perkawinan dan pendidikan dimana banyak sekali perempuan buta huruf saat itu. Salah satu contoh adalah Kartini yang terus-terusan mengirim surat kepada Abendanon hingga akhirnya ia meninggal tahun 1904 karena melahirkan.

Perempuan tidaklah berjuang sendirian, pria pun ikut mendukung emansipasi di Indonesia. Seperti Kartini yang didukung oleh ayahnya, Dewi Sartika oleh suaminya, dsb. Berbagai sekolah khusus perempuan didirikan, seperti sekolah kautamaan Istri.  Selain pendidikan khusus untuk perempuan, berdiri pula organisasi yang mencoba membebaskan manusia dari metode lama adat yakni Muhamadiyah yang didirkan oleh Ahmad Dahlan.

Sejarah emansipasi perempuan kuambil dari blogku ya. Silakan jika ingin berkunjung maryam-qonita.blogspot.com

Para penulis laki-laki yang mempublikasikan karyanya pada tahun 1920-1940 membela emansipasi. Muncul karya-karya sastra yang memberontak sistem adat karena dinilai mendiskrimansi perempuan. Contohnya adalah siti Nurbaya, Azab dan Sengsara, Salah Asuhan, dsb

Gerakan perempuan di Indonesia terbagi dalam tiga periode, yaitu periode kolonial, periode republik, dan periode kontemporer. Saat periode kolonial inilah muncul berbagai macam organisasi perempuan dan kongres-kongres perempuan yang setiap delegasinya membicarakan isu pendidikan dan perkawinan. Hasil penting kongres itu adalah berdirinya PPI. Namun, PPI tidak berurusan dengan politik sampai akhirnya organisasi ini berkembang menjadi PPII yang berurusan dengan politik. Diantaranya adalah mempermasalahkan undang-undang perkawinan.

Segera setelah kemerdekaan, organisasi-organisasi perempuan yang ada bersatu hingga akhirnya bergabung menjadi KOWANI. Kongres ini membicarakan tentang stabilitas politik Indonesia yang waktu itu masih dilawan Belanda. Kongres juga membentuk badan-badan khusus yang menangani bidang politik, sosial, ekonoi, dan budaya. Kowani dibubarkan tahun 1950 dan dibentuk organisasi baru bernama KWI yang garis besar kebijakannya mengikuti prinsip pancasila.

Periode kontemporer kementerian agama dibentuk untuk bertanggung jawab atas dasar pendaftaran perkawinan dan perceraian. Banyak perbaikan atas awal keberadaan biro ini, seperti masalah petugas resmi juga masalah UU No. 22 yang saat itu dianggap tidak memuaskan hati perempuan.

SEKILAS MENGENAI SEJARAH FEMINISME DI INDONESIA

Nah mengenai pergeseran makna feminisme itu sendiri, menurutku konsep ini perlu umat muslim peluk. Jangan kita langsung anti tanpa mempelajari konsepnya lebih jauh.

Feminisme itu ada 4 gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang yang pada akhirnya mengakhiri buta huruf perempuan di abad pertengahan. Sementara yang kalian sebuat sebagai makna emansipasi yang telah bergesaer adalah feminisme gelombang keempat. Didominasi oleh pemikiran feminisme liberal.

Gerakan perempuan tidak pernah mengalami keseragaman di muka bumi ini. Antara satu negara dan satu budaya dengan negara dan budaya lain, memiliki pola yang kadang berbeda. Jadi jika kita anti kartini karena kartini feminis, iya kartini feminis, tapi bukan feminis yang diciptakan dari teori-teori feminisme.

 Jadi akan menjadi sangat miris bila pengertian emansipasi wanita ini lantas di anggap sebagai pemberontakan wanita dari kodrat kewanitaannya. Dimana wanita melupakan ‘kewanitaannya’ dan lebih menunjukkan keperkasaannya secara fisik, yang notabene bukan ‘lahannya’ namun memaksakan agar ‘diakui’.

Islam adalah agama yang berada dalam jalan tengah. Tidak akan memihak bahkan merugikan umatnya. Dalam al-Quran juga disebut kemandirian seorang muslimah.

Pertama, kemandirian dalam polotik, (QS. al-Mumtahanah, 60:12), seperti figur Ratu Bulqis yang memimpin kerajaan superpower (QS. al-Naml, 27:23),   al-Quran mengizinkan kaum perempuan melakukan gerakan oposisi terhadap berbagai kebobrokan dan menyampaikan kebenaran (QS. al-Taubat, 9:11).

 Kedua, kemandirian dalam ekonomi, (QS. al-Nahl, 16:97), seperti figur perempuan mengelola peternakan dalam kisah nabi Musa di Madyan (QS. al-Qashash, 28:23).

Ketiga, kemandirian dalam menentukan pilihan pribadi, yang di yakini kebenarannya, sekalipun berhadapan dengan suami bagi perempuan yang sudah menikah (QS. al-Tahrim, 66:11) atau keberanian menentang pendapat orang banyak (QS. al-Tahrim, 66:12)

Dan sebenarnya kartini-kartini modern menurutku adalah ibu-ibu kita sendiri. Dimana sejak dari rahim, mereka sudah mendidik kita. Mereka adlaah madrasatul ula.

Fakta sains sendiri bilang, kecerdasan anak murni diwariskan dari gen X ibunya. Bukan ayahnya. Jadi 100% kecerdasan itu memang bawaan dari ibu.

Menurutku solusi dari pengembalian makna emansipasi itu sendiri perlu dilakukan dengan mengadakan banyak diskusi seperti ini. At least itu yang bisa kita lakukan sebagai seorang mahasiswa. Selain itu juga bisa aktif dalam organisasi-organisasi pemberdayaan perempuan yang langsung berkecimpung di masyarakat. Juga membantu peran di masyarakt untuk menghentikan aksi pornografi. Mungkin sekian dariku.



SESI TANYA JAWAB.

Pertanyaan 1
Nama : Astriyanti

Universitas Negeri Makassar.

Pertanyaan:

- peranan perempuan hari sudah tidak bisa dipungkiri bahwa banyak memberikan peran dalam pembangunan bangsa Indonesia. Eksistensi seorang wanita sebagai kodratnya tidak mesti di ubah, namun dgn menjadi pintar dan mampu menyesuaikan diri dan mengambil peras di masyarakat perempuan mampu menunjukkan peran pentingnya. Bagaimana pandangan kita tentang kampanye kesetaraan gender apakah relepan? atau malah tidak mesti ada kampanye itu kesempatan perempuan pun tetap sama

JAWABAN:

Maryam Qonita: Mungkin begini, kalau ada emansipasi perempuan? kenapa tidak bahas juga emansipasi laki-laki? Atau pemberdayaan laki-laki. Menurutku masih terlalu banyak PR mengenai kesetaraan gender bicara mengenai emansipasi perempuan.  Misalnya, di DPR-RI, perempuan masih 20% laki-laki 80%. Belum 50:50. Di negara-ngeara lain juga sama seperti itu. Bahkan di India masih 5% kalau tidak salah. Jadi isu ini masih relevan. Padahal sudah 100 tahun lebih sejak kartini dilahirkan, tapi presiden indonesia yang perempuan baru 1. Peran perempuan di politik masih minim. Angka putus sekolah lebih tinggi pada anak-anak perempuan. Jadi ini masih sangat relevan.



Pertanyaan 2
Nama : Eka Yuliana Suwondo

Unniversitas: Politeknik Negeri Lampung

Pertanyaan :


Langkah utama untuk menjadi seorang kartini sejati lahir pada adat sitiadat keluarga terutama pendidikan dari seorang ibu dan orang tua. Pertanyaan nya, apa yg harus kita lakukan apabila keluarga tidak satu frekuensi dengan mindset kita ? mereka tidak mengerti niat tulus yg lahir dalam jiwa anaknya untuk bergerak, berjuang, dan nerkorban demi masyarakat dan orang banyak ?

Jawaban:

Maryam Qonita : Banyak ayat dalam Al-Quran yang menekankan bahwa yang dimaksud dengan berbuat baik kepada orang tua terletak dari cara berinteraksi dan berkomunikasi anak terhadap orang tuanya. Ketika anak tidak setuju dan tidak sepakat dengan keputusan orang tuanya, anak tersebut tidak dilarang untuk menyatakan ketidaksetujuannya. Hanya saja hal itu perlu disampaikan secara baik-baik dengan bahasa yang tidak menyakiti orang tua.
  
http://maryam-qonita.blogspot.co.id/2017/08/dilema-menolak-pernikahan-dini.html. Bisa baca ulasan bagaimana seorang anak perempuan menolak pernikahan dini yang dilakukan oleh orang tuanya. Kalau dalam kasus nikah dini, dalam hadits itu dilarang.

 “Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya. (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 1419)

Hadits tersebut di atas menegaskan hak perempuan atas dirinya. Tidak ada seorang pun bahkan orang tuanya yang berhak memaksakan, mengatur kapan, dan dengan siapa perempuan itu menikah kecuali perempuan itu sendiri. Hadits tersebut juga menyiratkan bahwa menolak perjodohan khususnya pernikahan dini bukanlah perbuatan yang membangkang orang tua atau tidak berbaktinya anak pada orang tua. Menerima dan menolak perjodohan merupakan hak bagi seorang perempuan. Berbakti atau tidak berbaktinya seseorang kepada orang tua tidak diukur dari menerima atau menolak perjodohan, melainkan dari cara berkomunikasi anak terhadap orang tua.

Selain dalam kasus nikah dini, intinya jika sebuah keputusan orang tua sudah mempengaruhi hidup kita, perlu dokumnikasikan secara baik-baik.


Nama: Astriyani / Universitas Negeri makasar

*Izin menanggapi pertanyaan nomor 2*


Yg kita harus lakukan adalah terus bergerak dan membuktikan kepada mereka bahwa apa yang kita yakini merupakan sesuatu yg dapat membanggakan mereka pada akhirnya. Mereka berfikir demikian krn boleh jadi cuma khawatir sehingga tugas kita adalah meyakinkan mereka sedikit demi sedikit. Bawalah teman2 yg sudah berhasil sesekali bertamu dirumah sehingga mereka yakin bahwa jalan dan pilihan yg kita ambil itu benar. Yg paling penting kita hadir beri solusi setiap kondisi dalam keluarga sehingga kita beda dgn orang yg tdk punya visi dan misi besar melaukan kontribusi.

Adil tidak mesti sama hal ini mungkin yg senada dalam pandangan Islam bahwa Allah memberi kesempatan kepada perempuan masuk surga dengan kodrat dan tugasnya sbg perempuan tidak mesti mereka Harus menjadi laki2 atau suami agar ia masuk surga. Yg ingin saya utarakan adalah gender adalah sebuah cara pandang yang pada dasarnya harus benar juga kita melihatnya Yg paling penting adalah kita semua punya kesempatan yg sama jika kita punya modal ilmu dan kerja keras. Sehingga yg harus dilakukan bukan semata2 harus sama dgn laki2 namun jika kontribusi dan kehadiran perempuan itu disadari sangat penting maka ia pun mendapat ruang yg sama dimata masyarakat.

Maryam Qonita: Tanggapan yang bagus.
  

Pertanyaan 3:
Nama/Universitas: Oriza Septriani Marza/ Universitas Negeri Padang

Pertanyaan:


 Membahas tentang Gender, sangat menarik sekali. Berhubung judul Tesis saya tentang Diskriminasi Gender, saya ingin menanyakan tentang Gender. Sama-sama kita ketahui, sudah banyak persatuan feminis di Indonesia yg bertujuan untuk membina perempuan2 dan untuk mendapatkan kesamarataan dengan kaum laki2. Tetapi, kenapa masih banyak juga kaum perempuan termarginalkan di dalam kehidupan? Masih banyak ditemui kekerasan, pelecehan dan bentuk yg lain terhadap perempuan. Bahkan anak kecil pun juga menjadi incaran kekerasan kaum laki2. Tolong dijelaskan.

Jawaban:
 
Maryam Qonita : Kasus kekerasan seksual pada perempuan biasanya diakibatkan oleh tayangan pornografi. Jadi sebenarya kita bisa mulai dari penyuluhan anti pornografi pada remaja dan anak-anak. Juga mengajarkan pendidikan akhlak seperti 99 asmaul husna (Allah maha mendenger, Allah maha melihat)

Gerakan-gerakan feminis di Indonesia sekarang lebih banyak menyuarakan tentang lesbian dan transgender. Juga menyurakan hak-hak mereka untuk melakukan seks bebas sebelum menikah. Mereka lahir dari teori feminisme liberal yang tidak lagi sama dengan menyurakan hak-hak perempuan untuk berpartisipasi dalam politik dan pendidikan dalam abad pertengahan. Untuk kasus-kasus kekerasan seksual, lebih banyak yang peduli adalah yayasan pendidikan dan perkembangan anak.

Jadi sebenarnya gerakan feminisme dan minimnya kekerasan seksual tidak memiliki korelasi. Menurut maryam, pendidikah akhlak lebih memiliki korelasi dengan minimnya kekrasan seksual di indonesia. Sekian.


 Moderator: Selanjutnya ada Tanggapan sekaligus pertanyaan dari


Nama isti syarifah / IAIN Salatiga


Dari kata2 kakak sebelumnya seakan2 nikah muda itu gg bagus untuk wanita jaman sekarang.. Klo gg menikah dini pasti pelampiasannya adalah pacaran.. Bukankah itu malah akan membuat tambah buruk keadaan perempuan? Tolong jelaskan perempuan itu harus bagaimana agar bisa bergerak tp tidak berlawanan dg syari'at islam

Mohon penjelasannya kak:

Jawaban:

Maryam Qonita: “Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya. (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 1419)

Perhatikan ya: Jika menikah mudanya, gak izin-izin sama perempuannya. hehe.

Tapi aku juga termasuk kontra dengan gerakan nikah muda.

Karena 70% kasus perceraian di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh pasangan yang menikah muda. Rata-rata penyebab kematian ibu dan janin adalah ibunya yang masih muda. Reproduksinya belum matang.: Selain itu juga menurut BKKBN, usia menikah ideal adalah minimal 21 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki. Itupun setelah penelitian panjang dilakukan relevan dengan kondisi remaja negeri ini.

 Ini tulisanku tentang menikah muda. Teman-teman boleh setuju juga gak.

Tulisan pertama:

“S2 DULU ATAU NIKAH DULU?”

“Seseorang menasihati bahwa menikah itu bukan soal 'kapan?' (Serem banget udah kayak antrian). Melainkan bekal apa yg dimiliki sebelum menempuh ibadah terlama tersebut. Karena apa yg dilalui setelahnya adalah perjuangan berat nan panjang yang sesungguhnya.

Menuntut ilmu menuju jenjang yg lebih tinggi (S2) selama minimal 2 tahun itu sangatlah sebentar dan tidak ada apa-apanya dengan seluruh sisa umur hidup yg akan dijalani setelah menikah, berpuluh-puluh tahun lamanya.

Ingat, aktualisasi diri itu penting. Karena perempuan akan bekerja 2 kali lipat lebih berat daripada laki-laki. Jika ada seorang perempuan (yg sudah menjadi ibu sekaligus istri) benar-benar berprestasi, pahamilah bahwa usahanya sungguh tak terperi.

Kalau kata orang "sejauh apapun melangkah pada akhirnya perempuan akan kembali pada dapur dan kasur", stereotip yg masih kental di masyarakat Indonesia. Kembali atau tidak ke dapur dan kasur, perempuan juga harus tahu bahwa skill yg dimiliki bukan hanya skill fisik (pandai memasak & beres-beres rumah) tapi juga cerdas mendidik generasi.

Maka setiap cibiran ataupun stereotip orang pada perempuan yg berpendidikan tinggi atau terlalu tua untuk menikah, jadikan motivasi untuk melangkah lebih jauh. Bukan 'gila' pendidikan bukan pula ikut-ikutan... lebih dari itu, perempuan harus membuktikan bahwa dia mampu untuk melakukan lebih daripada sekadar minta atau menunggu dinikahi.

Jika takdir Allah memang harus menikah dulu dan takdir itu tidak bisa dilawan, yang jelas kita harus percaya bahwa rencana-Nya akan lebih indah daripada rencana manusia.


Tulisan kedua:

PEREMPUAN, BERKARYALAH. JANGAN IKUT-IKUTAN MENIKAH MUDA.

Saya heran dengan tren menikah muda yg ajakannya semakin kuat di masyarakat saat ini. Memang kedewasaan tidak diukur dengan faktor usia..., yg saya tidak setuju adalah nikah muda menjadi sebuah tren tersendiri. Orang-orang berlomba membuat meme di media sosial, dan anak-anak muda labil jadi iri dgn anggapan menikah muda itu menyenangkan tanpa tanggung jawab yg lebih berat.

Saya sempat mem-follow akun-akun yg mengajak gerakan nikah muda. Sayangnya jarang sekali akun-akun itu menyampaikan pesan berupa bekal apa saja yg diperlukan sebelum menikah. Isinya malah mengkompor-kompori... misal "Baper lihat temanmu pamer kemesraan di media sosial? Jika bapernya sudah akut, silakan naik ambulance untuk pergi ke KUA terdekat.".

Saya juga lebih heran dengan meme yg bertebaran dimana "jodoh" dijadikan patokan bagaimana Allah memberikan kemuliaan pada hamba-Nya.

Misal: "Ukhti sholat dhuha jangan terlambat, nanti jodohnya juga datang terlambat." Atau... "Akhi... dengan merokok tahukah kamu bahwa dengan begitu kamu telah mengurangi poin sebagai ikhwan idaman?".

Padahal Siti Maryam dan Siti Asiah. Dua wanita penghulu surga adalah bukti bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan siapa suaminya atau kapan jodohnya datang.

Andaikan akun-akun muslimah yg jumlah followernya ratusan ribu atau jutaan itu isinya bukan tentang galau, penantian, atau bobogohan.., tapi quote motivasi berprestasi.. ajakan wanita untuk berpendidikan tinggi.. atau wawasan yg diperlukan dalam mengatasi permasalahan Indonesia dengan pedang intelektualitas.

Sejujurnya, saya memimpikan remaja muslimah di Indonesia yg isi pikirannya bukan hanya ttg bobogohan... tapi bagaimana agar mereka bisa mencicipi dingin salju di bawah kaki Menara Eiffel, hujan bunga sakura di Tokyo, atau menikmati secangkir kopi hangat di Budapest.

Aktualisasi diri itu penting, bukan untuk menjadi istri pembangkang... melainkan menjadi ibu cerdas untuk anak-anak kalian kelak. Tentu suami adalah jembatan menuju surga-Nya dan memantaskan diri sangatlah penting.. Tapi, seni memantaskan diri bukanlah untuknya, melainkan untuk-Nya. Wallahu'alam.
Selain itu ada juga loh bahaya menikah muda secara medis.

Secara organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

Sel telur yang dimiliki oleh perempuan tersebut belum siap. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.

Silakan jika ada yang ingin menanggapi dan tidak setuju. Atau ada yang ingin bertanya.

Tanggapan dari Desi/IAIN salatiga untuk isti syarifah / IAIN Salatiga:

Menanggapi,.. Menikah muda boleh untuk menghindari zina,. Namun apabila belum ada kesiapan lahir dan batin antara kedua belah pihak lebih baik menahan dnegan puasa dan lebih mendekatkan diri pada Allah dan mencari kegiatan positif(menyibukkan diri) agar tidak ada wkatu untuk hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran lebih baik taaruf

Maryam Qonita: Ya, kesiapan lahir dan batin itu perlu. Tapi menikah muda bukan untuk trend.

Partisipan menanggapi: Saya Sangat setuju dengan pendapat Ukhti Maryam ini..saya juga mengikuti status2 di medsos yang isinya itu Status2 Galau anak sekolah, Mereka tidak memikirkan Bagaimana PR kita sudah di kerjakan atau belum atau Tugas Kelompok yang akan di bahasnya tapi status2 mereka mengenai Sayang2an dan cinta2an atau malah status layaknya sudah menikah yang Notabennya Mereka Adalah seorang PELAJAR Dan lebih Parahnya Pelajar Tersebut masih SD.

Saya bingung sendiri apa adakah nanti penerus adik-adik kita yang berjalan untuk masa depan berprestasi dan mengembangkan cita-cita mereka..

Bukan Hanya cita2 untuk menikah muda Saja yang mereka sendiri belum punya pandangan jelas tentang kehidupan berumah tangga..

Saya saja malah menunda2 untuk menikah di karenakan Karena saya ingin mengejar cita2 saya.


Moderator: Sesi pertama ditutup dulu ya, lanjut sesi kedua.

Ini Ada beberapa pertanyaan juga dari kawan2 yang luar biasa 👌

Pertanyaan 4
Nama: Nofriyanti/ STKIP Bima

BENARKAH R.A KARTINI memperjuangkan kesetaraan gender (emansipasi wanita) seperti yg dikampanyekan oleh orang2 liberal dan kaum feminis barat?

karna menurut saya pemikiran R.A Kartini tsb memang sejalan dgn perintah Allah swt dan rasulnya bhwa umat islam memiliki kewajiban dalam hal menuntut ilmu (QS. Al Mujadilah:11) selain itu umat islam semuanya sama yg membedakan adalah ketaqwaan. Ternyata pemikitan R.A Kartini hanya sebatas itu, bukan kesetaraan Gender yg disuarakan oleh kaum2 yg berpaham liberal dan feminis barat. Pada tahun 2012, Prof Musda Mulia dkk (jaringan islam liberal) merancang UUD kesetaraan gender, dlm UUD tersebut dijelaskan bhwa " kesetaraan gender yaitu kesamaan posisi, kondisi, dan partisipasi pria wanita dalam setiap aspek kehidupan". Apakah pemikiran ini tdk bertentangan dgn al qur'an??? sedangkan dalam al qur'an sudah jelas menggambarkan posisi antara lki2 dan prmpuan seperti dalam (QS. An- nisa : 34).

mohon penjelasannya mbk?

Jawaban:
 
Maryam Qonita: Menurut saya, feminisme barat abad pertengahan masih sejalan dengan nilai-nilai dalam AlQuran. Jadi tidak usah memusingkan kalau ini nilai barat, selama ada di jembatan kemanusiaan yang sama dengan syariat. Tapi meski kita memeluk feminisme, bukan berarti kita terlahir dengan teori femisme. Toh, definisi dari feminisme itu berbeda-beda. Jika ada nilai yang bertentangan dengan Islam sebagaimana memandang jilbab sebagai simbol kemunduran, ya itu tidak perlu diterima.

dalam ayat al-Quran surat al-Hujurat ayat 13, yakni  “Wahai manusia!sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah SWT adalah yang paling bertaqwa. Sungguh , Allah SWT Maha Mengetahui, Maha Teliti”.

kemuliaan itu ditentukan bukan karena dia laki-laki atau karena dia perempuan. Tapi karena ketakwaannya.


Pertanyaan 5
Nama : Nabila Khusnul K/Unnes

Pertanyaan : Ukhti di zaman sekarang inikan banyak Penyuka Sesama jenis atau Lesbi..

Lalu bagai manakah Tanggapan Moral dan idealinya tentang wanita seperti itu.?

 itu kan juga menciderai keemansipasian  wanita tersendiri bukan.?

Lalu bagaimana dengan Wanita Yang Tomboi yang melupakan Ke Feminimannya apa bisa di sebut kartini zaman sekarang atau bagaimana ukht?

Tolong jawab Ukhti.

Jawaban:

Maryam Qonita: Menurutku itu bertentangan dengan sila pertama pancila, ketuhanan yang maha esa. Dimana dalam agama apapun, LGBT itu dilarang. Kalau kasus LGBT itu kan termasuk seks bebas ya, sesama jenis. ya. Jawabanku akan sama dengan diskusiku dengan jurnalis AS yang ini. Hanya konteksnya diubah ke LGBT. Baca tulisan saya di bawah:

DISKUSI SAYA BERSAMA JURNALIS AS

Diskusi ini sebenarnya diskusi satu tahun yang lalu, ketika saya mewakili Indonesia dalam International Conference on Family Planning di Nusa Dua Bali sebagai moderator. Saya baru tulis sekarang karena teringat 1 Juni kemarin (meski bukan hari lahir Pancasila sesungguhnya), hashtag #SayaIndonesiaSayaPancasila menjadi viral di mana-mana. Jadi ini adalah persepsi saya tentang human right, sex before marriage, Islam dan Pancasila.

Saat conference exhibition, saya diminta teman baik saya dari Uganda bernama Maryam Nakabuubi untuk melihat demonstrasi pemakaian alat kontrasepsi di tenda UNHCR. Bersama saya, Christine seorang jurnalis Amerika dari World Vision USA. Lalu saya berkata bahwa saya masih sangat awam soal hal tersebut. Saya katakan hal itu karena dalam agama saya sex before marriage dilarang. Christine, Maryam Nakabuubi, juga salah satu pria lagi dari UNHCR Uganda (saya tak tahu namanya) pun memasang wajah shock tidak percaya lalu bertanya, “bukankah itu melanggar human right?” 

Christine berkata bahwa dia sangat tertarik mendalami Islam dan ingin mengetahui lebih jauh mengenai Keluarga Berencana dan penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya muslim. World Vision USA juga mentranslasi Al-Quran dan dia heran mengapa umat Islam cukup strict dan melanggar hak asasi manusia dengan melarang seks before marriage. Sementara pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS dapat dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Saya ingat waktu itu jawaban saya adalah, mempromosikan seks before marriage karena alasan human right dan penggunaan alat kontrasepsi ibarat membocorkan genteng yang tadinya kokoh lalu meletakkan ember-ember di lantai. Untuk apa kita mempromosikan alat kontrasepsi ketika yang Indonesia cegah adalah sex before marriage? Untuk apa meletakkan banyak ember di lantai kalau yang kita cegah adalah genteng yang bocor?

Memang, seringkali media dan elemen barat memandang pejoratif dan stereotipikal terhadap Islam bahwa islam agama yang strict & melanggar human right. Padahal pada kenyataannya, Indonesia dengan 80% penduduknya muslim dengan jumlah terbanyak sedunia yaitu 200 juta penduduk muslim, dengan apa Islam masuk ke Indonesia? Jika kita baca sejarah, Islam masuk dengan jalan damai, dengan pedang intelektual, dengan perdagangan. Maka dari itu Islam mampu diterima justru karena tidak melanggar hak asasi manusia.

Saya juga teringat jawaban Kak Nanda salah satu perwakilan Indonesia yang menjadi youth plenary speaker, ketika beliau diwawancarai oleh puluhan jurnalis asing tentang dilarangnya sex before marriage di Indonesia. Kak Nanda menjawab dengan sangat sederhana. Dasar negara Indonesia adalah PANCASILA. Sila pertama dari pancasila adalah KETUHANAN YANG MAHA ESA. Dimana dalam ajaran agama apapun, sex before marriage itu dilarang. Jika nilai-nilai agama telah menjadi jalan hidup seseorang, maka insyaa Allah itu akan mengarah kepada kebaikan kepada sesama. Dalam hal ini PANCASILA sila pertama mewakilkan ‘genteng kokoh’ dalam paragraf saya sebelumnya.

PANCASILA memang bukan agama. PANCASILA juga bukan sebuah jalan, melainkan titik temu dari banyak jalan. Jika falsafah dasar PANCASILA telah kita pelajari dan amalkan, tidak peduli suku, ras, agama, dsb kita akan saling menghormati dan bersatu dalam indahnya perbedaan di Indonesia. Berbeda itu adalah sebuah keniscayaan, namun saling menghargai & saling menghormati itu adalah sebuah pencapaian yang indah. Sebuah pencapaian yang indah tentunya perlu diusahakan dan diperjuangkan bersama-sama.

Jika orang asing saja tertarik mempelajari nilai dasar dari negara Indonesia PANCASILA, dan tidak semena-mena menanamkan nilai mereka. Kenapa kita orang Indonesianya sendiri tidak mengamalkan secara nyata tiap butirnya dan tidak bangga dengan simbol pemersatu bangsa?

Terus mengenai perempuan tomboi:

Menurutku perempuan itu sudah kuat, tanpa perlu embel-embel "kuat". Karena semua perempuan itu kuat, termasuk yang pekerjaannya adalah ibu rumah tangga sekalipun. Jadi tomboi sama sekali tidak mencerminkan emansipasi. Sejatinya emansipasi adalah gerakan untuk memanusiakan manusia, bukan melaki-lakikan perempuan. hehe


Penanya 6
Nama : Eka Yuliana Suwondo

Unniversitas: Politeknik Negeri Lampung

Pertanyaan :

Bagaimana cara kita agar  proporsional dalam mengartikan makna kesetaraan gender ? apakah tidak egois apabila kita sebagai wanita meminta semua aspek dlm kehidupan di sama ratakan setelah tercipta emansipasi wanita ? karena mungkin mereka kaum adam bukan membatasi gerak kita, tetapi berusaha melindungi betapa mulia dan lemah lembutnya setiap hati wanita ?

Jawaban:

Maryam Qonita: Dalam konteks apa misalnya? Menurutku memperlakukan perempuan sebagaimana perempuan itu senidri adalah bagian dari emansipasi. Emansipasi adalah memanusiakan manusia bukan melaki-lakikan perempuan! Termasuk diantaranya menyediakan kursi prioritas untuk ibu hamil. Itu feminisme gelombang ketiga.

Karena secara fisik, kita memang lebih lemah daripada laki-laki. Dan emanspasi makna sesungguhnya bukan kita berubah menjadi perkasa. Hehe. Dari berbagai pertanyaan disini, sebenarnya bisa dilihat dari pengertian emansipasi di atas. hehe.

Sembari terus memperbaiki diri dan membekali diri. Karena memang nikah muda sekarang kayak tren, terlihat bahagia, enak-enakan, padahal itu ibadah seumur hidup. Sementara akun2 bawa2 nama "islami" yang menyuarakan nikah mudah cuma bisanya kompor-kompori dan justifikasi.

Moderator: Ada seditkit tanggapan dari Desi/IAIN salatiga untuk Nabila Khusnul K/Unnes

Menanggapi,  dalam islam telah dijelaskan  bahwa seorang laki" tidak diperbolehkan menyerupai kaum perempuan dan sebaliknya,. Kartini zaman sekarang bkn yg tomboi namun menurut saya yaitu kemampuan intelektual dan aktivitas nya yg bisa sama atau melampaui seorang laki",.

Maryam Qonita: ya betul maksudnya dalam bidang pendidikan, politik, organisasi dsb.

Moderator: Sesi ke dua cukup ya, Dan untuk mengakhiri diskusi ini Saya beri kesmpatan untuk satu penanya berikut.



Penanya 7
Muna/UNNES

Izin bertanya

Diawal dijelaskan mngenai "Namun setelah kukaji, sebenarnya ada jembatan yang bisa dipertemukan antara nilai-nilai islam dan nilai-nilai barat. Sehingga orang-orang barat itu tidak anti islam, menganggap kita teroris dsb dan kita tidak melulu anti barat, menganggap segala sesuatu memiliki konspirasi  Jembatan itu bernama nilai-nilai kemanusiaan."

Bagaimana menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang kadang terhadap isu kemanusiaan yang di palestine sendiri ada yang menganggap terlalu ektrem dan menganggap  bahwa urus saja negerimu sendiri,dan ketima berada di tengah-tengah tempaan ghawzul fikr zaman ini bagaimana menghadapinya?

Selain itu dijelaskan bahwa wanita mesti berkarya,sebenarnya apa saja batasan-batasan wanita yang berbeda dari kaum lelaki? Misalkan kita ada rapat hingga larut malam bagimana pendapat mb mengenai hal tersebut sedangkan wanita sebaiknya tidak keluar malam?

Bagaimana Mb memandang wanita Indonesia zaman ini dan zaman mendatang?

Jawaban:

Maryam Qonita: Pertnayaan mengenai ghazwul fikri dulu ya.

Menurutku untuk menghadapi ghazwul fikri, kita perlu banyak membaca dan bdiskusi. Seperti ini misalnya. Atau dalam lingkup ruang kelas. Juga dalam menghadapi zaman yang penuh dengan berbagai pemikiran, kita perlu mentor. Kalau kita naik gunung, biar kita selamat, ya kita berjalan bersama dengan orang yang pernah naik gunung sebelumnya agar tak tersesat. Begitu pula kehidupan. Sembari mencari ilmu, banyak berdiskusi dari 2 mata koin, kita juga harus mentoring, ikut kajian keislaman, dsb.

Jadi kita bersama dengan orang-orang yang telah melwati gunung itu sebelumnya.

Dalam kajian keislaman, kita perlu bedakan antara kritis dan profokatif. Misalnya profokatif adalah "Siapapun yang mendukung Ahok KAFIR. Jenazahnya HARAM Dimandikan." lalu kita posting di facebook, putus pertemanan dengan orang orang. Dan orang kristen pun memandang muslim itu kejam dan kasar.

 Ingat, niatnya jangan karena ingin dianggap kita kritis, hebat, paling benar. Karena orang paling cerdas adalah bagaimana agar kita membuat orang lain setuju dengan kita tanpa membuat orang itu merasa buruk akan dirinya sneidir.

Lihatlah segala sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Mengenai pendapat orang tentang Palestina:
Bukan tugas kita untuk selalu membuat orang lain setuju dengan kita. Itu benar-benar diluar kemampuan dan kendali kita. Tugas kita yang pasti jangan berhenti berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Begitu pula dalam dakwah, tugas seorang nabi adalah menyampaikan, mengenai jumlah orang yang setuju dengan dia dan hasil, itu murni kuasa Allah.

 Menurut saya untuk rapat larut malam tidak boleh perempuan ya. Khawatir banyak fitnah. Bisa dimaksimalkan di siang harinya. Organisasi boleh, tapi memang perlu memperhatikan rambu-rambu syariat.

Bagimana saya memandang wanita zaman sekarang? 
Menurut saya sekarang perempuan sudah banyak berprestasi ya, dan berpendidikan tinggi. Bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang dulu biasa didominasi laki-laki seperti menteri atau representatif PBB. Tapi jika dilihat ke daerah2 pedesaan, memang tugas pemberdayaan perempuan itu masih sangatlah banyak.

Perempuan masa depan, saya berharap kursi DPR bisa 50:50 dengan laki-laki. Juga perempuan lebih banyak berkarya di bidang-bidang seperti teknologi, robotika, komputer, yang biasanya didominasi laki-laki.

Juga praktik menikahkan dini anak-anak di bawah umur lalu putus sekolah tidak ada lagi di pedesaan. Juga pornografi harapannya dapat dihapuskan. 

Sekian dari saya. Terimakasih



Moderator: Untuk sesi ketiga tidak sesi tanggapan ya karena sudah larut malam.  Langsung saja Saya tutup Diskusi pada malam Hari ini.

Alhamdulillah.

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Jangan jadi silent reader, giliranmu bercuap-cuap ria.

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb