Saturday, January 1, 2011

[Cerpen Cinta Islami] Nantikanku di Batas Waktu



Oleh : Maryam Qonita XI IPA 3

Cerpen Cinta Islami - Jauh di dasar hati, aku masih mampu mengingat kenangan itu. Kenangan ketika dia menuliskan sebait puisi untukku. Saat dimana dia berkata kepadaku bahwa dia membutuhkanku seperti nafas, dan dia akan selalu ada di sana menungguku. Dilanda rindu kidung candu asmara kita berdua.

Masih membekas di ingatanku, di suatu sore, ketika senja memperlihatkan gurat-gurat jingganya. Perlahan tapi pasti menuju ufuk barat cakrawala, membiaskan kemilau keemasan di langit Bogor yang cerah kala itu. Kubiarkan semilir angin membelai ragaku yang bergemelayut manja di pundaknya. Aku masih mabuk dalam rengkuhnya sampai akhirnya dia mengucapkan kalimat yang begitu menelusuk relung hati.

“Ratih, Abang minta maaf kalau Abang gak bisa memberikan apa yang Ratih mau. Abang ingin pergi dulu buat belajar di Jepang menyelesaikan S-2 biar gampang dapet kerja. Nanti kalau Abang udah berkecukupan, Abang akan langsung melamar Ratih. Ratih mau nunggu Abang, kan?”

Aku membisu. Entahlah, aku tidak bisa memberikan jawaban apapun pada Bang Arif. Bagiku, asal ada dirinya di sisiku, hidupku sudah lengkap. Aku tidak perlu harta atau apapun, aku lebih mencintainya daripada apapun juga. Bahkan Tuhanpun hanya mendapat sisa tempat yang sangat sempit di hatiku. Sudah penuh dengannya.

“Abang tahu kamu pasti merasa berat Abang pergi, Abang juga begitu. Kamu percaya itu kan, Ratih?”

“Tapi aku gak bisa pisah sama Abang sampai empat tahun.” Butiran bening luruh bagai daun yang berguguran. Menganak sungai di tebing mataku.

“Kita kan bisa saling nelpon. Abang juga akan pulang setahun sekali buat mengunjungi kamu dan keluarga Abang disini.” Dalam diamku, dia mendekapku dalam pelukan. “Abang janji, Abang akan kembali lagi. Empat tahun dari sekarang di tanggal yang sama.”

Sayangnya, janji manis itu hanya terucap di bibir. Setelah dua tahun berlalu, Bang Arif tidak pulang mengunjungiku. Rasa kecewa menyeruak ke segenap pori-pori. Apakah dia tahu bagaimana perihnya melalui penantian ini. Aku benar-benar ingin bertemu dengan Bang Arif, merasakan hangat pelukannya setelah dua tahun kami tak sua. Tapi kenapa setelah dua tahun Bang Arif cuma mengirimku sepucuk surat?

Assalamu’alaikum wr wb.

Ratih, bagaimana kabarmu? Semoga baik-baik saja seperti Abang disini. Abang memilih untuk mengirim surat agar kesannya dekat.

Terimakasih telah menunggu Abang, tapi Abang minta maaf karena gak pulang selama dua tahun. Sebenarnya bukan karena Abang tidak mau pulang dan bertemu kamu, Abang hanya tidak ingin kamu salah paham kalau sekarang Abang sudah beda.

Ratih, kamu mungkin tidak paham, tapi Abang ingin memutuskan hubungan kita berdua. Mulai sekarang, kita gak usah pacaran lagi, ya? Abang memutuskan hubungan ini bukan karena ada orang lain ataupun sudah tidak cinta lagi pada Ratih, tapi karena Abang gak ingin Allah cemburu dan marah karena hubungan kita yang sering membuat kita lupa pada-Nya.

Jika Ratih serius, tunggulah Abang sebentar lagi. Insya Allah, Abang akan datang melamar Ratih setelah lulus nanti. Seperti keinginan Abang.

Tapi jika Ratih tidak sabar dalam penantian ini, Abang bebaskan Ratih untuk tidak lagi menunggu Abang. Jika di Bogor ada pria yang lebih sempurna daripada Abang melamarmu, kamu boleh menerimanya. Insya Allah Abang bisa ikhlas.

Aku diam termangu membaca sepucuk surat itu. Mengikhlaskanku dengan orang lain? Entah berapa lama dia menyakiti nurani ini dalam penantian dua tahun, dan dia masih bisa berkata mengikhlaskanku pada orang lain? Air mataku pecah saat itu juga. Mungkin Abang benar, aku tidak paham kenapa Abang ingin memutuskan hubungan ini. Makanya aku cuma bisa memutuskan untuk percaya. Abang pasti akan datang melamarku setelah lulus nanti. Dua tahun ke depan lagi.

“Dua tahun lagi? Ratih.. ratih.. sekarang usiamu sudah 25 tahun, wanita di atas 25 tahun biasanya sudah gak laku lagi, tau gak! Mau kamu jadi perawan tua?” ujar Kak Mira tempo hari.

“Kamu masih percaya setelah dia membohongimu? Dia bahkan tidak pernah meneleponmu sama sekali!” kata temanku, Rina.

“Jika aku jadi kakak aku akan mencari pria lain yang lebih baik dan lebih mapan,” tambah Lili, adik perempuanku.

“Ayah pernah kunjungan kerja ke Jepang, wanita di Jepang memang cantik-cantik,” ujar ayah.

“Kau sangat tersiksa dua tahun ini, Ibu tidak ingin kau tersiksa lagi dua tahun ke depan. Tidak usah menunggunya, bukankah Arif bilang dia bisa ikhlas?” tanya ibu.

Perkataan ibulah yang paling mengerti perasaanku walau perkataan mereka semua kubenarkan dalam pikiran. Tapi aku hanya bisa masih memutuskan untuk percaya, aku akan terus percaya pada Bang Arif sampai Bang Arif lulus.

Empat tahun telah berlalu, saat dimana taman ini menjadi saksi kepingan kenangan sukma aku dan Bang Arif. Menguraikan asmara yang entah sampai kapan akan terus bertahta. Jauh dalam lubuk hatiku, Bang Arif masih duduk disana. Di singgasana cinta dengan namanya yang terukir indah. Penantianku... hampir selesai.

Walau aku tidak mengerti sebelumnya, kenapa dia tak pernah meneleponku dan kenapa dia memutuskan hubungan kita. Tapi aku tidak punya daya apapun, cintaku pada Bang Arif sudah terlalu besar. Bahkan jika aku harus menunggu selama sisa hidupku, aku akan melakukannya.

Pandanganku menerawang ke langit senja yang perlahan dihantam malam. Dapat kulihat sesekali awan terbias kemerahan sehingga muncul corak jingga di ufuk barat cakrawala. Desau anginpun menjadi saksi rerumputan dan ilalang yang menari. Sementara, kuhadapkan wajahku menantang terik mentari yang mulai bersembunyi di peraduannya. Seakan mentari takut padaku yang sangat percaya diri pada hari esok, bahwa Bang Arif akan pulang.

Senyum menjuntai di mulutku entah ditujukan pada siapa. Masih kusaksikan keindahan cakrawala Tuhan sebelum nafasku mengendur makin pelan. Sesaat semuanya menjadi buram ketika kurasakan sakit luar biasa hinggap di kepalaku. Semuanya pun menjadi gelap.

Mataku mengerjap, langsung kujumpai atap sebuah ruangan asing sebelum kusadari ini adalah rumah sakit. Ada apa denganku? Bagaimana tubuhku bisa tiba-tiba berbaring disini, lemah tidak berdaya.

“Ratih, kau sudah bangun?” tanya seseorang di sampingku. Aku melirik ke arahnya dan kulihat sosok pria yang sangat tampan disana. Bang Arif. Ada genangan air di matanya sambil mencium tanganku.

“Bang Arif?” tanyaku parau. Sudah empat tahun berlalu, dan kulihat kini dia bahkan jauh lebih tampan daripada terakhir kami bertemu.

“Terimakasih kau sudah percaya padaku,” ujar Bang Arif. Buliran bening dari matanya jatuh membasahi tanganku.

“Kenapa aku bisa disini?”

Raut muka Bang Arif langsung berubah, dia hanya menjawab pertanyaanku dengan senyuman dan mencoba mengalihkan pembicaraan. “Bercerminlah, kau makin cantik di mataku sekarang,” kata Bang Arif menaruh cermin beberapa senti di depan wajahku.

“Jilbab? Aku… memakai jilbab?” tanyaku heran.

“Ya, tentu saja aku tidak ingin kecantikan istriku dinikmati banyak orang.”

“Istrimu?” aku semakin tidak mengerti.

“Kakak? Kakak sudah bangun?!” tanya Lili membuka pintu kamar rumah sakit itu. Tidak lama, Lili pun memanggil ibu, ayah, dan Kak Mira dengan semangat. Mereka masuk dan bisa kurasakan pendaran mata mereka yang tidak biasa melihatku. Ada apa ini?

“Lili, kakak sakit apa?” tanyaku minta penjelasan. Aku tahu Lili lah yang paling jujur setiap ditanya. Tapi, sama seperti Bang Arif, raut Lili langsung berubah. Begitu pula ayah, ibu, dan Kak Mira. Lili pun mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Kakak sekarang sudah menikah dengan Bang Arif, kakak senang, kan?”

“Tapi kakak sakit apa? Lili, kakak mohon, katakanlah!”

“Kaki kakak lumpuh,” ujar Lili pelan sekali tapi aku masih bisa mendengarnya. Aku tertegun, tidak percaya dengan pendengaranku sendiri.

“Kaki kakak lumpuh, kata dokter itu karena kakak demam tapi kakak membiarkannya dan tidak memberi tahu kami. Saat demam kakak tinggi-tingginya, kakak malah pergi ke taman dan sehingga sekarang kakak lumpuh. Dokter juga bilang, ini mungkin bisa berlangsung selamanya. Besoknya, aku pikir Bang Arif sudah gila ketika memutuskan untuk menikahi kakak saat itu juga. Tapi kami sekeluarga setuju, karena Bang Arif berjanji akan mengurus kakak sebagai seorang suami. Jadi kami langsungkan pernikahan sewaktu kakak masih tidak sadarkan diri.”

Aku membisu. Beberapa hari ini kepalaku memang pusing sekali, tapi aku pikir itu hanya sakit kepala biasa yang akan sembuh beberapa hari. Ternyata itu demam yang jika dibiarkan akan mengakibatkan kelumpuhan. Hatiku rasanya seperti hancur berkeping-keping, air mata berderai di lekukan pipiku. Tuhan, apakah ini hukuman darimu karena cintaku pada Bang Arif jauh lebih besar daripada cintaku padamu?

Bang Arif masih menggenggam tanganku erat. “Ratih, tenanglah. Ada Abang disini. Abang ingin membalas penantianmu pada Abang selama ini, jadi biarkanlah Abang di sisimu dan menjagamu selama sisa hidup Abang.”

Aku tersenyum. Aku tahu, entah kakiku lumpuh atau seluruh tubuhku lumpuh, asal ada Abang di sisiku, itu sudah cukup.

Malam itu, aku masih terjaga di atas kasur. Kudengar suamiku sedang menangis di penghujung tahajudnya. Dia berdo’a kepada Allah agar aku bisa sembuh. Tentu saja, Tuhan Maha Pengasih, Dia telah memberiku Bang Arif. Jadi Tuhan juga pasti akan memberiku kesembuhan. Yang perlu kulakukan hanya percaya.


Baca Cerpen Lainnya:
 

Sinopsis Baker King Kim Tak Goo


Details

  • Title: 제빵왕 김탁구 / Jeppangwang Kim Tak Goo
  • Also known as: Baker King, Kim Tak Goo / Bread, Love and Dreams
  • Genre: Family, romance
  • Episodes: 30
  • Broadcast network: KBS2
  • Broadcast period: 2010-Jun-09 to 2010-Sept-16
  • Air time: Wednesday & Thursday 21:55
  • Viewership ratings: Peak=50.8%, Avg=38.6% (TNS Media Korea)

Cast

Goo family
Yang family
Other people

Production Credits

Sinopsis


Mungkin aku rada ketinggalan jaman mau ngebahas film ini sekarang, tapi aku suka banget sama film Baker King ini. Banyak nilai-nilai yang bisa diambil dan rasanya sayang kalau gak aku buat sekilas tentang drama Baker King ini.
Baker King mengisahkan tentang seorang anak bernama Kim Tak Goo, ketika usianya menginjak 12 tahun, ibunya, Kim Mi Sun menitipkan Tak Goo di rumah ayahnya yang kaya raya. Dia menginginkan Tak Goo sukses di masa depan. Sampai Tak Goo sukses, Tak Goo baru dibolehkan bertemu kembali ke ibunya. Lantas ini membuat Tak Goo sedih, dia ingin kembali ke ibunya tapi ayahnya, Gu Il Jung, yang merupakan Presiden Direktur sebuah perusahaan roti tidak mengijinkan Tak Goo kembali. Pria itu berencana mewariskan semua hartanya kepada Tak Goo.
Sementara, istri Gu Il Jung, lupa siapa namanya, tidak senang kehadiran Tak Goo karena merupakan ancaman baginya. Dia ingin anak laki-lakinya, Gu Ma Jun yang mewariskan semua kekayaan dan perusahaan milik sang suami. Dia dan Manajer Han (ajudan Gu Il Jung sekaligus ayah kandung Ma Jun) pun menghalalkan segala cara agar bisa menyingkirkan Tak Goo dari kehidupan mereka. Manajer Han pun menyuruh ayah Shin Yu Kyung (Yu Kyung adalah teman kecil Tak Goo) untuk memperkosa Mi Sun. Yu Kyung mengetahui rencana jahat ayahnya dan Manejer Han, mengirim telegraf kepada Il Jung tentang Mi Sun yang berada dalam bahaya.
Tak Goo yang mengetahui tentang telegraf itu khawatir, dia ingin menghampiri ibunya tapi Il Jung melarang Tak Goo. Pria itu memang ingin menghapus Mi Sun dari kehidupan Tak Goo selamanya. Tak Goo lalu kabur dari rumah bersama Ma Jun untuk pergi ke Cheongsan. Sebenarnya dia tidak mengajak Ma Jun tapi Ma Jun memaksa ingin ikut.
Ketika sampai disana, ibunya sudah diculik oleh ayah Yu Kyung. Tak Goo, Ma Jun, dan Yu Kyung pun berlari mengejar ibunya yang dibawa ke dalam sebuah pondok di tengah hutan. Ketika sampai disana, ayah Yu Kyung sudah tergeletak pingsan dan ibunya Tak Goo menghilang. Dia diculik oleh seorang pria dengan tato kincir angin di tangan kirinya (pria itu merupakan utusan Il Jung).
Tak Goo gagal mengejar ibunya. Sementara itu, Mi Sun mencoba kabur dari pria misterius itu. Ketika dia lari di tengah hutan, Mi Sun tidak melihat ada tebing dan dia pun jatuh ke sungai. Sementara, Tak Goo dan Ma Jun kembali ke rumah di Seoul.
Manajer Han lalu menjanjikan kepada Tak Goo bahwa ia bisa bertemu dengan ibunya, dengan syarat, Tak Goo tidak boleh kembali lagi ke rumah itu lagi. Tak Goo memenuhinya, dia berjanji tidak akan kembali. Ketika sampai, ternyata Tak Goo dibohongi. Bukannya bertemu ibunya, dia malah akan diculik oleh segelintir orang dan dibawa ke kapal. Tak Goo pun langsung melarikan diri dan bertemu dengan seorang kakek tua. Kakek itu menawarkan roti kepada Tak Goo. Tak Goo bilang kepada kakek tua itu bahwa ia sedang mencari ibunya.
12 Tahun Kemudian...
Tak Goo tumbuh sebagai pemuda berandalan. Dia pandai berkelahi dan menghajar semua mafia dan penjahat demi mencari seorang pria dengan tato kincir angin. Suatu hari, dia mendapat informasi dari seorang bos mafia bahwa orang dengan tato kincir angin yang ia cari ada di Pal Bong Bakery. Sebuah toko roti tua di Incheon. Tak Goo yang berlumuran darah karena habis berkelahi pun pergi ke sana.
Sesampainya disana, Tak Goo yang mengacau demi mencari orang dengan tato kincir angin tidak diperbolehkan masuk. Apa boleh buat? Dia pun duduk berjam-jam di depan toko itu sampai seorang kakek tua datang menghampirinya (kakek tua itu adalah kakek yang ditemuinya dua belas tahun yang lalu, sekaligus Pal Bong, sang legenda roti). Kakek itu pun menawarkan Tak Goo dua pilihan, beli roti atau belajar membuat roti.
Tak Goo lulus dalam tes masuk kerja di toko roti. Dia menggunakan indra penciumannya yang tajam untuk menentukan adonan mana yang paling cocok untuk membuat roti. Bersama dengannya, seorang pemuda bernama Seo Tae Jo, yang sebenarnya adalah Ma Jun yang sedang menyamar demi mendapatkan sertifikat pengakuan dari Pal Bong. Walau begitu, Ma Jun tidak memberi tahu pada Tak Goo bahwa dirinya adalah Ma Jun.
Di sana dia bertemu dengan seorang gadis bernama Yang Mi Sun (namanya sama dengan ibunya Tak Goo). Yang Mi Sun adalah anak pemilik toko roti sekaligus cucu dari Pal Bong, master roti. Yang pada akhirnya, Tak Goo akan bersama cewek ini.
Suatu hari, para gangster utusan Manajer Han mengacau. Mereka mendapat informasi dari bos mafia bahwa Tak Goo berada di Pal Bong bakery. Tak Goo menghajar mereka, tapi dia masih kewalahan. Hingga akhirnya, Jin Gu, salah seorang koki pembuat roti di Pal Bong bakery membantunya. Tidak sengaja, lengan bajunya tersingkap dan terlihat tato kincir angin di tangan kirinya oleh Tak Goo. Keduanya menjadi lengah dan berhasil dijatuhkan hingga akhirnya, In Mok, boss toko roti itu datang dan melempar semua gangster ke jalanan.
Akhirnya, Jin Gu memberi tahu Tak Goo bahwa ibunya Tak Goo jatuh dari tebing. Jin Gu meminta maaf atas kejadian itu, lantas itu membuat Tak Goo shock. Dia berkata tidak akan pernah mengampuni Jin Gu.
Keesokan harinya, Tak Goo tidak berangkat kerja. Pada hari itu, dia bertemu dengan teman kecilnya, Yu Kyung. Tak Goo menyadari itu Yu Kyung dari topi Yu Kyung yang jatuh, tapi tidak dengan Yu Kyung. Tak Goo berusaha mengejar Yu Kyung, tapi Yu Kyung keburu masuk ke dalam kereta api.
Tak Goo pergi mencari Yu Kyung hingga ke universitas. Tak Goo pun mengikuti Yu Kyung kemanapun Yu Kyung pergi. Sampai akhirnya Yu Kyung masuk ke dalam sebuah acara yang merupakan ulang tahun perusahaan Geosang. Perusahaan roti milik ayahnya. Bukannya bertemu Yu Kyung, dia malah bertemu dengan Manajer Han dan dia dihajar oleh para gangster itu.
Sementara Yu Kyung yang mencari Tak Goo di acara ulang tahun perusahaan malah bertemu dengan Ma Jun. Yu Kyung kecewa karena tidak bertemu dengan Tak Goo. Sementara Ma Jun mulai merasa kesal karena Yu Kyung mencari Tak Goo dan bukan dirinya.
Pada akhirnya Yu Kyung pun bertemu dengan Tak Goo di lorong bangunan tempat tinggal Yu Kyung. Ketika itu Tak Goo berlumuran darah mengembalikan topi milik Yu Kyung. Yu Kyung lalu menyadari bahwa orang yang menguntitnya selama ini adalah Kim Tak Goo.
Tak Goo berusaha kembali lagi ke Pal Bong bakery, tapi dia tidak diterima dengan mudah karena dianggap menganggap Pal Bong bakery seperti hotel murah yang bisa dimasuki dan keluar seenaknya. Sampai akhirnya, Tak Goo berhasil mencuri hati boss dengan mengetahui daging busuk untuk roti dengan menciumnya dari luar. Dia juga mencuri hati Pal Bong dengan membuat roti dari adonan yang tidak terpakai.
Hari-hari selanjutnya, Tak Goo dihadapi banyak rintangan. Sebuah kompetisi diadakan dua tahun kemudian dimana yang menang akan diberikan sertifikat pengakuan dari Pal Bong. Banyak rintangan yang dihadapi Tak Goo seperti matanya yang mengalami kebutaan, trauma dengan oven, hingga indra perasa dan penciumannya lumpuh karena ulah Ma Jun. Aku tidak akan menceritakannya secara detail, karena lebih seru jika kalian nonton sendiri di Indosiar setiap pukul empat sore, Senin-Jumat.
Yang mungkin berbeda dari film ini adalah tokoh utama cowok tidak dengan tokoh utama cewek. Pada akhirnya, Tak Goo bersama dengan Yang Mi Sun yang selalu memotivasinya dan selalu berada di sampingnya. Sementara, Yu Kyung bersama dengan Ma Jun. Banyak yang suka dengan pasangan ini karena Ma Jun bertingkah seperti Gu Jun Pyo ketika bersama Yu Kyung. Tahu kan?
Salah satu kekurangan film ini adalah, film ini sebenarnya tipikal sinetron Indonesia. Menangis di bawah hujan, orang kaya yang sangat jahat, orang miskin yang ditindas, orang mati yang sebenarnya masih hidup, kehilangan anak kandung, perebutan harta warisan, pernikahan yang tidak disetujui disebabkan perbedaan kedudukan sosial, orang yang dicari berada di tempat yang dekat dan hampir ketemu seakan-akan dunia ini cuma selebar daun kelor, dan lain-lain. Bisa dibilang Klisenya sinetron Indonesia lah, hehe. Sama seperti Brilliant Legacy yang setipe. Tahu kan, Brilliant Legacy dan Baker King ratingnya meledak di Korea. Lebih dari 40%! Membuatku berpikir, jangan-jangan kalau ide cerita film Indonesia jika di Koreakan, ratingnya bisa jadi tinggi banget. Hehe.. sotoy
Tapi terlepas dari semua itu, film ini memiliki banyak kelebihan yang tidak ditemukan di film Indonesia. Film ini seakan-akan memang dirancang untuk mengingatkan kita akan kesuksesan yang dimulai dari sangat dasar, dari nol, dari sebuah cangkang kosong yang tidak tahu apa-apa tapi memiliki tekad yang tinggi dalam meraih mimpi.
Baker King mengajarkan tentang hidup, tentang mimpi, tentang kasih sayang, harapan, perjuangan dan kepercayaan. Berikut adalah salah satu ucapan Tak Goo tentang kehidupan, Jika sesuatu yang baik terjadi padamu hari ini, itu bukanlah akhir. Dan jika sesuatu yang buruk terjadi padamu hari ini, itu juga bukanlah akhir. Dan masih banyak kata-kata lain yang memotivasi kita semua. Insya Allah gak rugi kalau nonton! (Tidak ada gading yang tak retak, correct me if I wrong).
NB : Bagaimanapun, karena yang membuatnya non-muslim, banyak sisi negatifnya yang teman-teman tidak usah ambil. So, kita ambil yang positifnya aja, ya!
Sumber
http://wiki.d-addicts.com/King_of_Baking,_Kim_Tak_Goo
DVD Baker King Kim Tak Goo


Keywords:
Sinopsis Baker King, Sinopsis Baker King Kim Tak Goo, Sinopsis Bread, Love and Dreams, Resensi film Baker King, Resensi film Baker King Kim Tak Goo, Resensi Bread, Love and Dreams, Sinopsis film baker king, kelebihan film Baker King, kekurangan film Baker King, kekurangan baker king kim tak goo, kelebihan baker king kim tak goo, keunggulan film baker king, keunggulan baker king, keunggulan baker king kim tak goo, keunggulan bread, love and dream, keunggulan bread, love, and dreams indosiar, sinopsis bread, love, and dreams Indosiar, contoh resensi film, sinopsis baker king indosiar, sinopsis baker king kim tak goo indosiar, yoon shi yoon, kim tak goo, pemeran kim tak goo, pemeran film baker king, pemeran film baker king kim tak goo, pemeran film baker king kim tak goo indosiar, pemeran baker king indosiar, pemeran bread, love and dreams, pemeran film bread, love and dreams, pemeran film bread, love, and dreams indosiar, pemeran bread, love, and dreams indosiar, pemeran drama baker king, pemeran drama baker king indosiar, pemeran drama baker king kim tak goo indosiar, pemeran shin yu kyung, pemeran gu ma jun, pemeran yang mi sun, pemeran kim tak goo, roti, toko roti, perjuangan, harapan, mimpi, film tentang motivasi, film tentang mimpi, film tentang perjuangan, film tentang sukses, film klise, drama klise, drama korea, drama korea terbaru, baker king kim tak goo, bread, love, and drems, baker king, baker king, baker king, baker king indosiar, bread, love, and dreams indosiar, drama asia indosiar, drama asia terbaru, contoh film motivasi, rating baker king, rating baker king kim tak goo, rating baker king indosiar, rating baker king kim tak goo indosiar, rating bread, love, and dreams.


Related Posts Plugin by ScratchTheWeb