Pengalaman SBK LPDP | Tips SBK LPDP | Seleksis Berbasis Komputer LPDP 2018 | Tes Potensi Akademik | Soft Competency | Esai On The Spot LPDP
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya mengikuti seleksi berbasis komputer (SBK) LPDP pada tahun 2018 kemarin. Juga sekaligus berbagi tips dan trik yang saya harap dapat membantu teman-teman dalam melewati fase seleksi SBK alias seleksi berbasis komputer. Karena banyak sekali teman-teman yang bertanya pada saya mengenai pengalaman saya ini.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya mengikuti seleksi berbasis komputer (SBK) LPDP pada tahun 2018 kemarin. Juga sekaligus berbagi tips dan trik yang saya harap dapat membantu teman-teman dalam melewati fase seleksi SBK alias seleksi berbasis komputer. Karena banyak sekali teman-teman yang bertanya pada saya mengenai pengalaman saya ini.
Sebelumnya, pengertian tes SBK itu sendiri adalah Seleksi Berbasis Komputer untuk mengukur kemampuan akademik peserta LPDP menggunakan standar CAT (Computer Assisted Test) CPNS dan diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) bekerja sama dengan LPDP. Tes ini tergolong baru dan baru diterapkan di LPDP 2018 kemarin. Setelah kita dinyatakan lulus seleksi administrasi, selanjutnya kita akan diminta untuk memilih lokasi tes SBK. Setelah kita memilih, kita tidak boleh mengganti tempat lagi karena alasan apapun. Lalu saya mendapatkan lokasi di Jakarta dan memilih tempat tes SBK di Kanreg V Ciracas.
Sesuai dengan waktunya, akan diberikan surat edaran melalui email dan SMS mengenai dresscode baju dan juga barang-barang yang harus dibawa, seperti KTP dan kartu registrasi peserta. Tahun 2018 kemarin, kami diwajibkan untuk menggunakan kemeja warna putih dan rok atau celana hitam. Sementara untuk yang berjilbab, menggunakan jilbab warna hitam penitian. Sepatu bebas selama tidak pakai sendal. Kita juga diminta untuk hadir 60 menit sebelum tes dilaksanakan untuk registrasi.
SEBULAN SEBELUM SBK
Untuk tes SBK, saya mempersiapkan kurang lebih dalam waktu satu bulan. Karena sebelum saya dinyatakan lulus administrasi, saya merasa tidak percaya diri akan lolos administrasi. Juga, saya disibukkan dengan persiapan untuk menghadiri konferensi ke Kanada dan Rwanda. Dan sehari sebelum SBK dilaksanakan, saya mengadakan sebuah acara sebagai ketua pelaksana. Jadi super padat dan hampir sangat sulit belajar TPA saat itu. Padahal jauh-jauh hari saya sudah beli buku TPA-nya, namun sebelum pengumuman kelulusan administrasi, saya tidak buka sama sekali karena saya takut tidak lulus. Namun, alhamdulillah, saya dinyatakan lulus seleksi administrasi LPDP dan hari itu juga saya baru berani membuka buku TPA yang sudah saya beli.
Dalam Tes Potensi akademik, terdapat tiga tipe soal. Soal verbal, soal numerik, dan soal penalaran. Kebetulan 70% waktu saya, saya gunakan untuk belajar tipe soal numerik karena saya merasa tidak percaya diri dengan tipe soal ini. Saya orang dengan latar belakang sosial, dan saya pikir, nilai saya akan sangat kecil jika saya tidak mempelajarinya. Sisanya saya gunakan untuk belajar verbal. Dan sangat sedikit sekali saya sisihkan untuk belajar penalaran, atau mungkin, bisa dibilang saya tidak belajar tipe soal penalaran sama sekali. Kemudian saya menyadari, tidak belajar penalaran sama sekali adalah sebuah kesalahan besar.
HARI-H SEBELUM TES DILAKSANAKAN
Kebetulan saya mendapatkan jadwal tes paling pagi, jadi saya berangkat subuh-subuh dari rumah saya di Lenteng Agung ke Ciracas menggunakan mobil Grab. Waktu itu saya langsung habis Rp 100.000,-. Tapi tidak apa-apa, saya tidak mau kepala saya terpenuhi dengan banyak asap kendaraan bermotor saat tes berlangsung, risiko terlambat jika naik angkutan umum, atau saya masuk angin jika naik grab motor. Hari itu saya harus memberikan yang terbaik.
Ketika tiba di tempat tes, saya melihat sudah ada dua orang laki-laki sedang duduk di gerbang yang masih di tutup. Jadi saya datang sangat pagi saat itu, sekitar jam enam atau setengah tujuh pagi. Lalu beberapa satpam membuka gerbang dan menyuruh kita duduk di ruang tunggu yang disediakan. Lalu saya di sana mengobrol dengan para peserta lain yang hadir. Di antara peserta, saya mengobrol dengan salah satu peserta yang lulus S1 Fisika dari sebuah universitas ternama di Amerika Serikat. Dan sudah mendapat offer dari kampus tujuannya untuk S2. Saya mengobrol dengan peserta yang lain, banyak dari mereka sepertinya memang pintar-pintar dan background mereka cukup kuat. Lalu saya merasa agak minder sendiri sejujurnya.
Setelah mendekati jam sesuai jadwal, barulah saya dan para peserta lainnya dipanggil satu demi satu sesuai abjad. Lalu kita menuju meja registrasi, mengisi daftar hadir, dan panitia menuliskan password di kartu ujian untuk login tes. Di sini, yang dibawa masuk hanyalah kartu ujian, KTP asli, dan juga kunci loker. Semua barang bawaan saya disimpan di dalam loker (Buku, HP, jaket, jam tangan, pulpen, pensil, kertas, makanan, minuman,dsb) dan HP wajib dimatikan. Setelah selesai registrasi, peserta dipersilahkan masuk ruang tunggu selanjutnya. Sebelum memasuki ruang tunggu tersebut, kita diperiksa dengan metal detector dan lalu diberikan minum air putih gelas jika merasa haus.
Jika waktunya telah tiba, kita diminta untuk berdiri dan berbaris. Berdiri dan berbarisnya berdasarkan tempat duduk yang tadi kita sedang duduk di ruang tunggu itu. Kita memilih sendiri tempat duduknya kan, jadi bisa dibilang masuknya pun sebenarnya random. Ada gosip bahwa tes TPA yang duduk di belakang katanya soalnya sedikit lebih sulit, jadi untung saja, tempat saya berdiri memungkinkan saya untuk masuk duluan juga. Dan memilih tempat duduk lebih awal.
SAAT SELEKSI DILAKSANAKAN
Pada SBK LPDP ada tiga macam tes yang diuji:
- Tes Potensi Akademik (TPA),
- Soft Competency,
- On The Spot Writing Essay.
Dari ketiga tes ini, pengambilan keputusan lulus atau tidaknya peserta LPDP dalam seleksi SBK hanyalah berdasarkan Tes Potensi Akademik. Dalam arti kata, meski nilai test Soft Competency kita bagus, kalau nilai tes TPA kita di bawah passing grade, kita tetap tidak lulus. Jadi teman-teman perlu maksimalkan untuk tes TPA. Sementara untuk tes Soft Competency dan On the Spot Writing Essay, meski dinilai, keduanya hanya menjadi rujukan atau referensi tambahan bagi juri LPDP.
TES POTENSI AKADEMIK
Seperti saya telah jelaskan sebelumnya, dalam ujian TPA ini terbagi dari berbagai tipe soal dengan waktu pengerjaan keseluruhan adalah 90 menit.
- Verbal 30 Soal (Sinonim, antonim, analogi, serta soal cerita),
- Numerik 15 soal (Deret aritmatika, bangun ruang, diskon, persamaan garis dan lain-lain)
- Penalaran 15 Soal (Analitis dan Logis)
Total ada 60 soal, dan satu soal nilainya adalah 5 poin. Jika benar semua berarti 300 poin. Tahun 2018, passing grade untuk reguler dalam negeri adalah 180 poin (minimal benar 36 soal dari 60 soal), passing grade untuk reguler tujuan luar negeri adalah 195 poin (minimal benar 39 soal dari 60 soal), dan passing grade untuk program afirmasi tujuan dalam dan luar negeri adalah 160 poin (minimal benar 32 soal dari 60 soal). Passing grade ini tidak dirilis oleh LPDP tahun 2018 kemarin, tapi diperoleh setelah para pelamar LPDP mengumpulkan nilai semua yang masuk dan membagi peserta dengan nilai yang lulus berapa dan tidak lulus berapa. Katanya, untuk berada di posisi aman, minimal nilainya harus 200 poin.
Saya duduk di bangku paling depan. Lalu kami diminta untuk mengisi nomor registrasi peserta dan password baru bisa login. Saya telah berkata ini sebelumnya, saya sangat tidak percaya diri dengan kemampuan saya mengerjakan soal numerik, orang bilang soalnya sangatlah sulit, setidaknya satu tingkat lebih sulit dari soal-soal TPA CPNS. Pengerjaaannya juga tidak hanya dikerjakaan satu langkah, mungkin baru selesai dalam 2 hingga 3 langkah. Jadi saya agak gugup saat itu, namun ingin maksimal karena telah belajar khusus untuk numerik.
Saya duduk di bangku paling depan. Lalu kami diminta untuk mengisi nomor registrasi peserta dan password baru bisa login. Saya telah berkata ini sebelumnya, saya sangat tidak percaya diri dengan kemampuan saya mengerjakan soal numerik, orang bilang soalnya sangatlah sulit, setidaknya satu tingkat lebih sulit dari soal-soal TPA CPNS. Pengerjaaannya juga tidak hanya dikerjakaan satu langkah, mungkin baru selesai dalam 2 hingga 3 langkah. Jadi saya agak gugup saat itu, namun ingin maksimal karena telah belajar khusus untuk numerik.
Segera setelah login, saya langsung memilih soal nomor 16 (numerik), karena peserta dibolehkan memilih soal secara acak dan membenarkan kembali jawabannya di lain waktu yang tersisa. Saya kaget, gils, benar soalnya beneran sulit. Sepertinya dari semua soal yang telah saya pelajari, soal ini masih satu langkah lebih sulit. 50 menit lebih waktu berlalu, tinggal 40 menit lagi, saya tengok sedikit kanan dan kiri, kotak-kotak mereka sudah banyak yang hijau. Artinya mereka sudah mengerjakan mayoritas soal. Sementara saya belum selesai dengan soal numerik. Verbal dan penalaran belum saya lirik! Saya langsung keringat dingin saat itu, gugup dan nervous. Sampai akhirnya saya ingat nasihat teman yang lulus LPDP Dalam Negeri, segugup apapun situasimu, jangan cemas. Tenang, rileks dan ambil napas. Kalau perlu minum, minum. Kalau perlu ke WC, ke WC.
Jadi saya langsung berpindah ke soal verbal dan soal penalaran. Menyelesaikan masing-masing dari 45 soal dalam waktu kurang dari satu menit atau bahkan lebih cepat dari itu. Waktu saya tersisa 12 menit lagi, hff. Dalam hati, ternyata saya cepat juga mengerjakan soal verbal dan penalaran setelah melewati krisis. Lalu saya memeriksa ulang semua jawaban keseluruhan mulai dari verbal, numerik, dan penalaran. Saya juga mengerjakan beberapa yang masih kosong. Dan menulis nomor (di kertas corat-coret) soal yang benar-benar sulit atau rumusnya mentok alias lupa sama sekali.
Waktu menunjukkan 5 menit lagi. Dan banyak dari peserta sudah selesai dan memilih mengerjakan tes selanjutnya yaitu soft competency. Waktu itu saya takut kalau sebelum saya submit, gedung ini akan mati lampu atau tiba-tiba komputer saya mengalami kendala teknis. Jadi saya juga ikut tergoda untuk segera men-submit punya saya juga. Lalu saya pencet lah itu kotak tulisan “SELESAIKAN TES INI”. Dan setelah itu muncul kotak dialog bertuliskan “Apakah Anda Yakin Untuk Menyelesaikan Tes ini dan Berlanjut ke Tes Berikutnya?” semacam itu. Dengan perut lemas, lutut lemas, jantung deg-degan, akhirnya saya klik “BATALKAN” saja dulu deh. Hati saya bilang, belum yakin. Saya tidak akan pernah tahu sebelumnya, bahwa bersitan hati sekilas ini akan mengubah hidup saya secara drastis dan fundamental.
Akhirnya saya memeriksa ulang kembali beberapa soal yang saya tandai sangat sulit atau rumusnya mentok, alias lupa sama sekali. Lalu ketemu satu soal barisan dan deret yang akhirnya saya tiba-tiba teringat rumusnya yg sempat ilang di kepala. Tiba-tiba rumusnya muncul gitu aja gak tahu kenapa. Benar-benar seperti ilham. Akhirnya saya ganti jawaban yang saya tahu insyaa Allah pasti benar. Tinggal 2 menit lagi, barulah saya selesaikan ujian.
Lalu setelah itu langsung muncul hasil skor TPA saya: 195. Entah harus senang atau sedih, karena posisi aman adalah 200. Haduh, satu soal lagi dan saya bisa bernapas lega! Jadi saya masih ada di zona bahaya saat itu. Meski saya di atas passing grade reguler dalam negeri 180, tapi passing grade luar negeri tentunya akan sedikit lebih tinggi (Saat ujian, belum diketahui berapa passing grade LN).
SOFT COMPETENCY.
Soft competency adalah soal tes kepribadian mirip tes kepribadian CPNS. Waktu pengerjaan adalah 30 menit dan jumlah soal adalah 60 soal pilihan ganda yang terdiri dari pilihan A-E. Dilihat dari durasi dan jumlah soal, teman-teman bisa mengerjakan satu soal maksimal 30 detik saja. Meski sangat bisa dikerjakan kurang dari itu. Tes Soft Competency tidak menjadi tolak ukur kelulusan, dan setiap pilihan jawaban ada nilainya dari 1-5. Jadi tidak ada jawaban benar dan salah.
Teman-teman mungkin bisa menjawab sesuai dengan kepribadian teman-teman sendiri. Namun, saat saya mengerjakan tes itu, dalam pikiran saya, saya berkomitmen untuk memperbaiki diri saja. Jadi setelah saya mengerjakan semua soal dalam waktu 20 menit. 10 menit saya kerjakan ulang beberapa soal, dengan landasan pemikiran bahwa saya sebagai pengambil kebijakan di pemerintah. Kebetulan saya emang bercita-cita duduk di posisi pemerintahan, jadi mungkin saya akan berpikir seperti itu kalau sudah menjadi pejabat publik.
Setelah selesai tes soft competency, nilai saya langsng keluar 270 dari maksimal 300. Wah, jauh lebih tinggi daripada soal TPA.
ON THE SPOT WRITING ESSAY
Setelah men-submit tes soft-competency, langsung dilanjutkan dengan Essay OTS. Waktu pengerjaan adalah 30 menit dengan jumlah kata sebaiknya 250 kata. Dan harus dalam bahasa Inggris untuk tujuan luar negeri, kecuali negara-negara Arab dan Timur Tengah boleh bahasa Indonesia karena komputer BKN belum disupport dengan keyboard bahasa Arab. Untuk tes berlangsung selama 30 menit dan mewajibkan menulis 250 kata, menurut saya pribadi, agak sulit ya, karena IELTS saja 250 kata dalam 40 menit saya masih sering keteteran.
Topiknya beragam, kebetulan waktu itu saya mendapatkan topik mengenai Tuberculosis. Saya dengar yang lain mendapatkan topik: nikah muda, dana desa, BPJS, Student loan, tenaga asing, pembuatan SIM dsb. Agak sedih sih, karena kalau bahasannya nikah muda, nulis 1000 kata pun saya akan sangat mengalir dengan banyak sekali argumen. Tapi topik TBC ini saya sangat awam. Semua argumen saya hanya berlandaskan poster mengenai TBC yang saya lihat di Poli Paru saat tes dahak dan rontgen TBC di rumah sakit (demi memenuhi persyaratan administrasi LPDP).
Lalu saya kerjain saja seadanya, menulis seadanya dan pengetahuan seadanya. Lalu saya submit esainya dan alhamdulillah menyelesaikan seluruh rangkaian tes SBK hari itu.
HARI H PASCA TES
Setelah saya menyelesaikan seleksi tersebut, saya keluar ruangan dengan bernapas lega. Bukan lega karena yakin lulus, melainkan karena telah menyelesaikan seleksi itu. Nilai TPA dan soft competency seluruh peserta langsung dipajang di mading dan di layar projector segera setelah kita keluar ruangan. Untuk TPA, saya berada di rangking 30 dari 81 peserta dengan nilai 195, dan untuk Soft Competency berada di rangking ke-7 dari 81 dengan nilai 270.
Yang unik adalah: Ternyata nilai saya di penalaran dan logika sangatlah kecil, well, saya tidak belajar juga dan menganggap remeh soal ini. Sebuah kesalahan besar. Karena jika saya belajar konsepnya saja, saya bisa memahami yang dimaksud dalam soal. Nilai verbal saya standar, sebagaimana saya belajarnya juga standar dan biasa-biasa saja. Tapi nilai saya numerik adalah 70, alias saya benar 14 soal dari 15 soal.
Kurang lebih hanya ada 5 orang dari 81 peserta yang nilai numeriknya sama atau lebih tinggi dari saya. Padahal bisa dibilang, mungkin sekitar setengah peserta di sana adalah anak latar belakang Sains dan IPTEK. Saya juga lihat teman saya yang S1 Fisika di Amerika, dia memperoleh nilai numerik yang sama dengan saya. Meski secara keseluruhan, nilai TPA-nya sangat tinggi, di atas 260. Saya merasa, sepertinya saya ternyata agak berlebihan belajar dan mengerjakan soal numerik ini, untuk bisa mendapat nilai setinggi itu, dan notabene sebagai orang dengan latar belakang sosial.
Sempat mengobrol dengan beberapa peserta yang lain, sebelum akhirnya mereka masuk ruang ujian untuk batch selanjutnya. Mereka juga agak kaget dengan nilai numerik saya. Meski sayang sekali, nilai penalaran saya kecil dan bikin saya berada di zona bahaya. Hal yang paling saya sesali sepanjang setelah SBK LPDP.
Hari itu saya langsung merasa lapar karena belum sarapan. Dan uang juga habis. Jadi saya menunggu orang tua untuk transfer dulu, dua jam di BKN segera setelahnya saya harus mengambil visa Kanada ke VFS Global. Sembari menunggu, saya merasakan angin sepoi-sepoi, menikmati kesendirian, ketenangan, dan kepasrahan....
SEMINGGU SETELAH SBK
25 Oktober 2018, akhirnya para peserta mendapatkan pengumuman SBK secara serentak. Dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus. Saya langsung loncat kegirangan bukan main di rumah saat itu. Setelah berbagi dengan grup LPDP LN di telegram, ternyata passing grade untuk SBK LPDP reguler tujuan luar negeri adalah 195. Lutut saya langsung lemas dan saya gak jadi girang lagi, jika satu soal saja salah, sudahlah wassalam. Saya jadi teringat, ketika saya sudah meng-klik “SELESAIKAN TES INI” padahal masih ada 5 menit lagi, dan saya memilih “BATALKAN” dan memeriksa kembali semua soalnya sampai nemu satu soal numerik yang rumusnya tiba-tiba terilham di kepala. Andaikan jika saya pilih tombol "YA". Sudahlah wassalam. Tidak lulus LPDP 2018.
Alhamdulillah juga, lulus seleksi substansi dan tepat beberapa waktu lalu, dinyatakan lulus kampus tujuan New York University dengan semua keterbatasan dan kekurangan yang ada. Terimakasih ya Allah.
Alhamdulillah juga, lulus seleksi substansi dan tepat beberapa waktu lalu, dinyatakan lulus kampus tujuan New York University dengan semua keterbatasan dan kekurangan yang ada. Terimakasih ya Allah.
Dari pengalaman yang saya jabarkan tersebut, berikut TIPS-TIPS MENGHADAPI SELEKSI SBK yang saya rangkum,
TIPS- TIPS MENGHADAPI SELEKSI SBK LPDP
- Latihan soal CAT sebanyak-banyaknya dari buku-buku TPA BAPPENAS atau TPA CPNS yang banyak bertebaran di toko-toko buku. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh.
- Meski belum dipastikan lulus seleksi administrasi, sebaiknya teman-teman mulai belajar saja. Karena saya pribadi merasa, waktu yang ada untuk belajar setelah pengumuman seleksi administrasi ke seleksi SBK sangatlah singkat, jadi hasilnya pun tidak maksimal.
- Bergabung dengan grup grup online lalu belajar bersama di grup tersebut. Saya merekomendasikan grup LPDP LN di telegram yang dapat diakses dengan mengunjungi tautan berikut https://t.me/LPDPLN
- Ketemuan dengan teman-teman di grup online untuk belajar bersama, khususnya untuk soal TPA dan diskusi bareng.
- Untuk ketiga jenis tes SBK (Verbal, numerik, dan penalaran), jangan meremehkan satu pun jenis soal. Seperti saya meremehkan penalaran dan akibatnya sangatlah fatal. Nilai saya sangat kecil di penalaran sampai saya tidak mempercayainya. Menyadari saya tidak tahu konsep sama sekali.
- List berbagai kemungkinan topik Essay OTS dan persiapkan masing-masing esainya untuk satu topik dalam sebuah draft khusus.
- Perbanyak membaca koran, menonton televisi, membaca berita hangat di Twitter, demi memperkuat dan memperkaya argumen yang dimiliki.
- Sebelum masuk ruangan ujian pastikan telah memenuhi hajat ke toilet, untuk buang air kecil maupun buang air besar.
- Penuhi sarapan terlebih dahulu meskipun sedikit. Karena ada salah satu teman saya yang maag nya kambuh saat melangsungkan SBK dan dia dipulangkan karena muntah-muntah. Sayang sekali, karena nilai numerik saya begitu tinggi, juga karena belajar dari dia.
- Tenanglah dan jangan cemas. Setiap kali cemas atau gugup melanda, tarik napas terlebih dahulu, berpikirlah dengan kepala yang dingin, jika butuh minum, maka minumlah, jika butuh ke WC, maka minta izin untuk ke WC. Sesulit apapun soal yang muncul, yakinkan dalam hati, bahwa dirimu akan baik-baik saja.
- Periksa kembali semua jawaban bahkan hingga detik-detik terakhir. Jangan tergoda untuk segera men-submit tes hanya karena yang lain telah menyelesaikannya.
- Banyak berdoa dan meminta doa dari orang tua. Karena ikhtiar hanyalah salah satu resep dari kesuksesan.
Terima kasih untuk tips dan triknya, tulisan ini sangat membantu 😊😊
ReplyDeleteSampai pada akhirnya saya belum rezeki untuk melanjutkan pendidikan S2 dengan beasiswa dari LPDP☺️☺️
DeleteMakasih infonya, tpi saya nemu blog ini pas mau nyaru lirik anime lawas
ReplyDeleteSelamat ya, mbak, semoga lancar studinya! Terima kasih banyak sudah berbagi pengalamannya.
ReplyDeleteSangat bermanfaat
ReplyDeleteSukses untuk studynya mbak
Hi Kak, terimakasih atas infonya, sangat membantu sekali :) Saya mau tanya untuk jadwal SBK apakah hari kerja atau bisa weekend juga ya?
ReplyDeleteSegera gabung bersama kami (Update Bettin9)
ReplyDeleteProses cepat, aman dan terpercaya..
Kak skor TOEFL kakak brpa?
ReplyDeleteGreat and I have a keen present: How Much For House Renovation Uk home renovation quotes
ReplyDelete