Thursday, August 9, 2012

[Cerpen Cinta Islami] Bukan Diari Cinderella


Assalamu’alaikum.... kawan santri menulis. Aku mau bagi-bagi cerpen yang kubuat (yang juga banyak kekurangannya). Cerpen ini aku ikutin buat lomba di hari Valentine yang temanya “SAY NO TO VALENTINE” tapi karena gak menang, jadi aku publish aja deh di blog. Selamat membaca.

4 Januari

Dear diary, hari ini aku terlambat masuk sekolah... lagi. Bu Ema menyuruhku menyanyi di depan kelas. Hufft… andai aku bisa naik mobil bersama Kak Sista ke sekolah. Aku tidak akan terlambat.

Dalam dongeng, Cinderella yang malang pada akhirnya bahagia selamanya. Setelah tidak dimanusiawikan oleh Mama tiri dan kakak tirinya, dia akhirnya bertemu dengan pangeran tampan. Pangeran yang akan membawanya ke dunia lain, yang penuh dengan kebahagiaan dan cinta…

Tapi aku bukan Cinderella. Aku masih punya ayah. Dan aku yakin, sebenarnya Mama dan Kak Sista adalah orang yang baik.

5 Januari

Dear diary, lagi-lagi aku terlambat masuk sekolah. Aku sudah berlari sekuat tenaga, tapi jarak sekolah sangat jauh. Setiap pagi, Mama juga menyuruhku menyiapkan sarapan dan membereskan rumah. Mama juga menyuruhku menyiapkan air hangat untuk Kak Sista. Walau Mama bicara dengan baik-baik, tapi aku merasa ini semua tidak adil!

 Aku tahu aku emang gak boleh egois. Ayah bekerja di luar kota agar bisa memberikan kami makan. Tapi aku benar-benar merindukanmu, yah. Sama seperti merindukan ibu.

Ibu, aku benar-benar merindukanmu… kenapa kau pergi begitu cepat?

Hari ini, dia tersenyum mendengar lagu yang kunyanyikan di depan kelas gara-gara telat... Senyum sejuta watt khasnya Bintang. ^_^

Tapi masih banyak cewek yang mungkin perasaannya sama denganku. Jika Bintang memilih orang lain, tidak apa-apa sihh. Sudah 1000 kali aku mengalah, jadi aku sudah terbiasa dengan perasaan ini.

10 Januari

Dear diary… Mama dan Kak Sista begitu kejam padaku!! Dengan mudahnya Mama bilang goblok, walau sederhana tapi membekas di hati. Padahal aku sudah berjuang sekuat tenaga untuk selalu juara 1. PR Kak Sista seringkali aku yang mengerjakan. Apa salahku sehingga Mama selalu mengatakan aku anak yang goblok?

Ry, cuma kamu dan Hanum yang bisa jadi teman curhat aku. Andai kamu bisa bicara, ry. Aku ingin mendengar jawabanmu atas semua curahan hatiku ini.

12 Januari

Dear diary... hari ini bakal kuinget banget seumur hidup!! Bintang baik banget tadi pagi, dia nolongin aku gara-gara telat, aku lari-lari ke sekolah dan sepatu aku lepas pas nyebrang jalan. Pas itu udah lampu hijau, mobil-mobil udah lalu lalang. Terus kebetulan Bintang keluar dari mobilnya dan dia memungut sepatuku!

Dia manggil namaku, dia minta aku naik mobilnya bareng, di mobil dia mengembalikan sepatuku dan kami berangkat bersama. So sweet banget... Seperti pangeran tampan menjemput sang putri di atas kereta kudanya. Atau sang pangeran menemukan cinta sejatinya Cinderella lewat sebuah sepatu? Kata Hanum, hari itu bola mataku berubah bentuk jadi love. Tapi aku gak percaya. Tetep bulet koq...

Hari ini juga adalah hari paling bahagia buat aku. Hari ini ayah pulang dari luar kota. Ayah memelukku erat bangett... Ingin rasanya aku katakan kepada ayah tentang semua perlakuan ibu, tapi aku tidak ingin ayah khawatir. Aku gak mau ayah terlalu khawatir dan sedih. Aku ingin ayah tetap bahagia dengan wanita yang dicintainya ini.

13 Januari

Masih membekas di ingatanku hangatnya ciuman di keningku itu. Hangatnya ciuman ayah ketika aku berpura-pura tidur.

“Laila, kamu belum tidur?” Ayah kaget ketika aku menyambarnya dengan satu pelukan. Air mata luruh bagai daun yang berguguran, menganak sungai di tebing mataku. Ayah bertanya kenapa, tapi tidak kujawab. Ayah bertanya lagi, tapi tidak kujawab. Aku hanya membiarkan buliran-buliran bening itu membasahi piyamanya.

Tetaplah di rumah, yah. Tetaplah bersamaku agar Mama tidak lagi menyuruhku ini itu. Agar Mama bisa berlaku selayaknya seorang ibu. Agar Mama bisa menganggapku sama dengan Kak Sista. Karena cuman di depan ayah, Mama seperti itu.

14 Januari

Dear diary…

Hari ini ayah pergi lagi ke luar kota. Ayah memang sibuk sekali, tapi kata ayah, ayah cuman akan pergi sebentar. Tidak seperti ke Bandung kemarin yang berminggu-minggu, kali ini ayah cuma satu hari. Aku harap ayah menepati janji.

Aku gak mau pulang ke rumah. Ibu dan Kak Sista pasti akan menyuruhku ini dan itu. Huh! Jadi aku ikut Hanum kemanapun dia membawaku pergi. Asal bukan pulang ke rumah.

Hanum ternyata pergi ke suatu perkumpulan. Dia menyebutnya halaqoh. Semua orang di halaqoh memakai jilbab, cuma aku yang enggak. Aku merasa gak enakan, tapi mereka sangat ramah kepadaku. Lama kelamaan aku betah juga karena mereka semua hangat.

16 Januari

Setiap sudut rumah hanya ada bayangan ayah. Sosok ayah yang sulit dilupakan. Dimana-mana ayah! Ayah! Ayah!

Tuhan… kenapa Engkau mengambilnya dariku? Kenapa kau membuatnya kecelakaan malam itu? Engkau tidak adil! Seharusnya Engkau mengambil orang-orang seperti Mama dan Kak Sista saja, agar tidak ada lagi orang jahat seperti mereka di dunia ini.

20 Januari

Tuhan… kenapa kau tidak mencabut nyawaku saja? Aku tidak tahan dengan semua perlakuan ibu dan Kak Sista kepadaku yang semakin menjadi. Apa mereka manusia? Dan apakah aku bukan manusia???

Tuhan… kumohon ambillah nyawaku sekarang!! Biar aku bisa bertemu dengan ibu dan ayahku di surga. Biar aku bisa meninggalkan dunia dimana aku terjebak sekarang.

Bukankah Engkau Maha Pengasih?

Engkau bilang Kau tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya, tapi sepertinya itu tidak berlaku untukku.

21 Januari

Setiap hari senin, aku pergi halaqoh bersama Hanum ke rumah Ustadzah Anna. Sebenarnya aku rada malas dengan aktivitas dakwah seperti ini, cuman aku bisa kabur dari rumah untuk sementara.

“Besok-besok kau pakai jilbab, ya?” Pertanyaan Ustadzah Anna tadi cuma kubalas dengan anggukan. Entahlah, aku belum siap berjilbab. Andai Ustadzah Anna tahu, kalau aku ikut halaqoh hanya untuk pelarian.

24 Januari

Kelopak mataku terbuka, dan kulihat Hanum dan Ustadzah Anna berdiri di sampingku yang terkulai atas kasur Puskesmas. Tubuhku rasanya dicincang-cincang. Sakiit… sekali… Kata Hanum aku pingsan di jalan.

Hari itu aku tahu kalau ternyata Ustadzah Anna adalah seorang dokter. Dia tahu semua yang terjadi padaku dari bekas luka-luka di tubuhku. Aku mengangguk kecil dan Ustadzah Anna terlihat terdiam saat itu. Dan terjadilah percakapan yang takkan kulupakan di hari ini. Perkataan yang membuatku sadar.

            “Kau tidak sendiri, Laila. Ada ibu dan Hanum, seharusnya kau cerita. Jangan simpan masalah ini sendiri.” Itu kata Ustadzah Anna. Tapi saat itu yang aku rasakan, aku hanya ingin mati. Aku sangat ingin bertemu dengan ayah dan ibuku. Tapi kulihat wajah Ustadzah Anna merah padam. Belum pernah aku melihatnya seperti itu.

“Jika Allah memberimu ujian yang sangat berat dibanding orang lain, itu karena Allah percaya pada kemampuanmu. Laila, ingatlah, semua ini pasti ada hasil manisnya. Kau tahu? Emas tidak akan dapat dimurnikan tanpa api. Semua itu ada proses. Masalahnya adalah, kau ikhlas atau tidak menerima semua cobaan ini.”

Ustadzah Anna benar. Aku tidak boleh putus asa. Jika Allah saja percaya pada kemampuanku!! kenapa aku tidak? Ustadzah Anna juga bilang bahwa emas tidak akan dimurnikan tanpa api. Dan aku adalah emas itu! Sudah lama aku tidak dapat pujian, tapi mendengar pujian dari Bu Anna, entah kenapa aku sangat senang.

28 Januari

Hari ini halaqoh lagi, dan ngomong-ngomong aku mulai betah di rumah Ustadzah Anna. Rasanya aku mau lama-lama di rumahnya saja.

Oia ry, hari ini pertama kalinya aku pakai jilbab. Wajahku yang bundar lucu sekali pakai jilbab putih itu. Mulai hari ini aku bertekad tidak akan melepasnya.

Mama dan Kak Sista menertawakanku memakai jilbab. Aku tidak peduli. Aku juga tidak akan menyimpan kebencian pada mereka. Karena aku ingin menjadi emas yang akan tetap menjadi emas walau diceburkan di comberan.

4 Februari

Dear diary…

10 hari lagi valentine. Ustadzah Anna menyampaikan kepada kami kalau merayakan valentine itu haram hukumnya. Katanya, valentine itu budaya orang barat merayakan kematian pendeta yang menghalalkan zina. Naudzubillah…

Ya Allah, bukakanlah pintu taufik-Mu seluas-luasnya…

Sungguh, hamba tidak ingin terjebak oleh indahnya nikmat dunia yang sementara.

6 Februari

Mama marah besar dengan Kak Sista. Aku tidak tahu penyebabnya apa, namun, saking marahnya mama bahkan mengurung Kak Sista di gudang.

Aku ingin membuka pintu gudang itu. Tapi aku takut Mama marah dan Kak Sista marah. Selalu saja apa yang aku lakukan dipandang salah oleh mereka. Aku rasa mama pasti akan membukanya nanti. Jadi aku pergi saja ke sekolah.

Ternyata tidak. Sudah malam, tapi Mama gak juga membuka pintu gudang. Kak Sista pasti menggigil di gudang karena ventilasi udara yang terbuka lebar dengan udara luar. Kak Sista juga pasti kelaparan, dia belum makan apa-apa sejak tadi pagi. Jadi aku buka saja pintu gudang setelah ibu tidur dan setelah aku memasak sup untuk Kak Sista.

Benar kan, selalu saja di depan Kak Sista aku salah. Aku hanya tidak ingin dia sakit karena lapar, tapi Kak Sista marah-marah. Kak Sista membentak dan berteriak dia tidak suka dikasihani. Setelah itu ia menyuruhku pergi. Astaghfirullah…

Ya Allah, aku ingin banget bahagia… tapi aku gak akan bisa bahagia dengan tidak memaafkan orang lain.

Semoga Allah membukakan hidayah untuk Kak Sista… biar dia gak marah-marah lagi.

8 Februari

Kak Sista berubah!

Allah mengabulkan doaku lebih cepat dari yang aku duga. Hari ini pertama kalinya aku naik mobil ke sekolah bersama Kak Sista walau tanpa sepengetahuan ibu sih. Walau Kak Sista masih rada jutek, tapi aku tahu Kak Sista sudah berubah banyak.

Bukan cuman itu aja, hari ini juga Kak Sista membagi payungnya bersamaku sewaktu hujan turun sepulang sekolah. Kami pulang bersama.

Ya Allah…, terimakasih telah mengabulkan doaku.

Makasiih… banget.

12 Februari

Hari ini aku berangkat halaqoh lagi. Seneng banget deh, karena yang dibahas sekarang tentang virus merah jambu. Cinta-cintaan gitu…

Aku jadi teringat cintaku kepada Bintang.

Dan materi halaqoh kali ini benar-benar mengubah pandanganku. Entahlah, aku merasa menjadi lebih lega karena aku tidak resah lagi tiap hari memikirkannya. Maha Suci Allah yang telah menciptakan aturan-aturanNya agar aku tidak terjerumus ke dalam neraka.

Ustadzah Anna bilang, kalau cinta itu fitrah. Hanya saja ada yang memupuk perasaan cinta itu sehingga menggeser cintanya kepada Allah. Tapi ada juga yang menahan nafsu yang merongrong, dan mencoba mengarahkan cintanya sehingga dia hanya kagum atas indah penciptaan makhluk-Nya. Dan kita harus jadi yang kedua.

13 Februari

Besok valentine nih. Temen-temenku di kelas sekarang sibuk beli coklat sana-sini. Rumor yang menyebar kalau Bintang lah yang bakal dapat coklat paling banyak dari cewek-cewek. Aku lihat Bintang, dia sih jaim-jaim aja. Emang sifatnya gitu.

Aku suka sih sama Bintang, hmmm... andai jodoh ya Ry. Tapi Bintang punya banyak kekurangan dan aku gak mau rasa sukaku membutakanku dari itu.

Ya Allah... kutitipin hatiku pada-Mu, biar bisa Engkau jaga. Aku ingin memagari hatiku dengan duri-duri tajam agar tetap bersih untuk pangeranku nanti.

14 Februari

Aku pasti tidak ingat kalau hari ini hari valentine kecuali kejadian besar yang terjadi di sekolah. Diary, kemarin aku menulis kamu di kelas dan tertinggal di kolong meja. Aku kaget banget pas melihat ternyata kamu gak ada di kolong mejaku sampai akhirnya Bintang mengembalikan kamu.

Mukaku pasti merah banget...!!!

Rasanya jantungku mau copot saat itu juga. Dia membacamu? Berarti dia tahu semua tentang dia yang kutulis di kamu!!! Kata Bintang semua orang punya rasa penasaran, jadi wajar dia baca. Aku kesel banget Ry!  T_T

Tapi Ry... ada sesuatu yang buat aku kagum. Kesel sih dia baca gak bilang-bilang, tapi kayaknya dia tobat deh abis baca kamu. Kata Agung, tadinya Bintang mau naro coklat ke meja aku (Tapi aku takkan terpedaya!) terus dia baca kamu Ry, dan gak jadi ngasih coklatnya. Bagus deh bagus... setidaknya dia tahu cara menghormati orang lain.

Tapi ry... apa itu artinya Bintang selama ini suka sama aku?? Dia dapat banyak banget coklat dari teman-temanku yang lain, tapi malah aku yang dia kasih coklat. Jika benar, Ya Allah, mudah-mudahan... Engkau menjaga kami selalu di bawah naungan-Mu, dan agar kami tidak saling menyalahkan di akhirat nanti. Tapi jika semua ini hanya delusi, maka Ya Allah, jangan jadikan hatiku mudah kegeeran. Kutitipkan hati ini kepada-Mu Ya Allah, jaga ya Ya Allah...

Malam merangkak naik. Pelupuk mataku terasa berat. Aku ingin tidur dulu nih, Ri. Siap menyongsong hari esok yang masih penuh dengan misteri.

Selamat malam*


Buku usang penuh debu itu kututup. Aku menemukannya tersimpan rapi di sebuah kotak di gudang. Sudah 8 tahun yang lalu... betapa kekanak-kanakannya aku saat itu.

Tentang Bintang, semenjak hari itu dia mulai jaga jarak denganku.Tidak seperti Bintang yang kukenal, dia hanya bicara seadanya padaku. Dia mungkin sangat kecewa waktu itu. Tapi prestasinya tetap gemilang seperti namanya, Bintang tetap menjadi juara umum. Dan kutahu dia sekarang baru saja menyelesaikan studi S-2 nya di ITB.

Bintang... nama itu masih saja terukir indah dalam hati. Tapi tidak seperti dulu, kini aku mencintainya karena Allah. Saat di kampus, Bintang lah yang menjadi ketua Lembaga Dakwah Kampus dan Aktivis Dakwah Kampus. Dia halaqoh sama sepertiku dan dia orang yang sangat soleh. Dia juga selalu mematuhi rambu-rambu pergaulan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram. Terkadang membuatku bertanya adakah nama yang terukir indah dalam hatinya?

“Laila....” itu suara mama. Aku pun beranjak bangkit dan menghampiri mama. Walaupun dulu dia sangat jahat, tapi kini dia sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Entah kapan... aku tidak ingat sejak kapan mama menjadi sangat baik. Pasti sudah bertahun-tahun yang lalu.

 “Ada apa?” tanyaku menghampirinya.

“Ini undangannya.” Mama menyerahkan secarik kertas tebal berwarna hitam dengan tinta emas. Itu undangan resepsi pernikahan Bintang. Namanya tertulis jelas disitu dan namakulah yang bersanding dengan namanya di undangan tersebut. Walaupun aku hanya wanita biasa, tapi aku sangaaat bahagia. Aku adalah wanita paling bahagia di dunia, bahkan lebih bahagia daripada Cinderella saat menemukan cinta sejatinya.
 
Baca Cerpen Lainnya:

Comments
1 Comments

1 comment:

  1. Bagus bangeT sisT. .

    Hmmd...gara2 bca nie,,q dpt sdkit pencerahan ttng cinta niE. .

    ReplyDelete

Jangan jadi silent reader, giliranmu bercuap-cuap ria.

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb