Saat terbangun, aku
menyadari kejadian semalam bukan mimpi: Pengumuman kalo aku gak lulus SNMPTN setelah
jarang makan nasi, belajar siang malam,
dan
perjuangan berdarah-darah selama setahun. He.. he..
Seperti susah payah mendirikan
bangunan dengan semua kemampuanku tapi aku terjatuh dari bangunan yang kubuat.
Seperti merangkak dari nilai 500 ke nilai 800 tapi kembali ke titik nol (lebay
mode on) . Walau kecewa tingkat kuadrat
(pada awalnya) aku bersyukur Allah menggagalkan rencanaku. Mungkin Allah bicara
padaku saat sholat subuh waktu itu…
Jika aku lulus SNMPTN…
Darimana aku akan
belajar ikhlas?? Dan merasakan betapa indahnya ikhlas. Tapi Allah menggagalkan
rencanaku, jadi aku tahu bahwa aku punya cukup iman untuk diuji.
Jika aku lulus SNMPTN…
Aku takkan bisa melihat
sejuta harapan lain yang masih kumiliki. Wawasan-wawasan baru dan jalan-jalan
baru yang lebih indah dari rencanaku. Aku takkan bisa melihat pintu-pintu lain
yang masih terbuka, yang akan menuntunku menuju tujuan awalku meski melewati
jalan, cara, dan waktu yang berbeda.
Jika aku lulus SNMPTN…
Yang kurasakan hanya
kebahagiaan semu karena aku menghindari kekecewaan. Aku bukan bahagia, tapi
hanya tidak kecewa saja. Tapi Allah menggagalkan rencanaku, jadi aku belajar
untuk lebih tawakkal dan tidak kecewa jika gagal.
Jika aku lulus SNMPTN…
Aku takkan bisa menjaga
dan menambah hafalan Qur’an. Aku takkan memeluk Al-Qur’an di dada erat-erat dan
berazzam: Aku bisa menjadi hafizhoh.
Jika aku lulus SNMPTN…
Aku akan sombong dan
lupa diri. Aku akan menganggap remeh orang-orang yang gagal di SNMPTN. Aku akan
selalu merasa di atas. Tapi Allah menggagalkan rencanaku, jadi aku bisa belajar
mengenai kerendahan hati dan mengetahui bahwa aku tidak sempurna.
Jika aku lulus SNMPTN…
Mungkin akan ada
kegagalan lebih besar menimpaku di masa mendatang namun tak sanggup kuatasi. Tapi
Allah menggagalkan rencanaku, karena pelaut ulung tidak lahir dari laut yang
tenang. Karena raja hutan hanya berada di hutan belantara. Dan karena bintang
paling terang hanya muncul di langit tergelap.
Jika aku lulus SNMPTN…
Berarti aku tidak
belajar dan tidak mengintropeksi diri untuk lebih baik. Tapi aku Allah
menggagalkan rencanaku, sehingga aku memiliki tekad kuat untuk tak lagi
mengecewakan umi dan abi. Aku juga belajar bahwa seharusnya aku belajar lebih
giat dan lebih keras.
Jika aku lulus SNMPTN…
Aku takkan seintim ini mendekatkan
diri pada Allah. Menyandarkan semua kelemahanku di saat aku tak mampu lagi
melangkah. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya sedekat-dekat pintu masuk yang digunakan hamba untuk
mendatangi Allah adalah kebangkrutan.”
Tulisan
ini sebatas renungan buat teman-teman yang melewati ujian sepertiku. Mungkin
butuh waktu bagi kita mengambil hikmah dari setiap kegagalan. Tapi ketahuilah
jika kita berhasil mengambil hikmah, rencana-Nya yang indah hanyalah masalah waktu
yang akan mengungkapkan misteri-Nya.
Bersyukurlah
karena kita masih untung, kita hanya gagal SNMPTN, bisa diulang tahun depan,
bisa ikut swasta, atau ujian mandiri. Bagaimana kalau kita kehilangan
sesuatu yang tak dapat lagi kita miliki?
Mata, kaki, atau bahkan nyawa?
Aku
percaya, kita bukanlah telor yang jika jatuh… pecah! Kita harus seperti bola
bekel, setinggi apa kita memantul setelah sekeras apa kita menghantam dasar.
Jadi saat kegagalan menghampiri kita, berkatalah: “Alhamdulillah Ya Allah…. Engkau telah menggagalkan rencanaku.”
hemm.. aku juga gagal di snmptn tulis . awalnya juga sedih, sedih banget. Tapi saat udah tau hikmahnya, akhirnya ikhlas deh..
ReplyDeletewahaha sama det, ga niat makan, rasananya dunia berenti seaat, tapi kan cuma sesaat.
ReplyDeleteallah punya rencana terindah buat kehidupan kita :)