Ini adalah esai yang saya tulis saat mendaftar LPDP. Yang dikerjakn H-1 deadline pendaftaran administrasi LPDP sambil nongkrong di gudang kantor IDP dan nungguin hasil IETLS yang gak nyampe-nyampe karena macet. Huhu. 3 Hari lagi pengumuman LPDP dan sebelum terintervensi oleh perasaan terlalu sedih ataupun terlalu gembira, sementara banyak yang nanya terkait esai, berikut saya posting contoh esai LPDP 2018 "Kontribusiku Bagi Indonesia" yang saya buat. Lulus atau tidaknya yang mana pengumumannya tinggal 3 hari lagi, setidaknya esai ini membantu saya hingga tahap seleksi wawancara. Mudah-mudahan membantu.
Edit: Alhamdulillah mendapatkan pengumuman lulus seleksi LPDP. Terimakasih dukungan teman-teman semua.
Edit: Alhamdulillah mendapatkan pengumuman lulus seleksi LPDP. Terimakasih dukungan teman-teman semua.
Berikut adalah soal esai yang diberikan oleh LPDP BPI Reguler Luar Negeri 2018.
ESSAY: Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi / profesi komunitas saya(1.000 kata)
Essay meliputi:
- Deskripsikan diri Saudara.
- Deskripsikan kontribusi yang telah, sedang dan akan Saudara lakukan untuk masyarakat/lembaga/instantsi/profesi dan komunitas
- Deskripsikan mimpi Saudara tentang Indonesia masa depan.
- Deskripsikan peran apa yang akan Saudara lakukan.
- Deskripsikan cara Saudara mewujudkan mimpi tersebut.
Berikut adalah esai yang saya tulis:
Saya menyelesaikan studi Sarjana di Universitas Negeri Jakarta dengan spesialisasi jurusan Psikologi. Semasa kuliah, saya aktif di berbagai organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (BEMFIP) maupun kegiatan sukarelawan; seperti mengajar anak-anak putus sekolah di program PPA-PKH atau menjadi aktivis sosial di LSM Satu Hati: Pemerhati Anak dan Perempuan. Melalui organisasi ini, saya belajar membangun rasa kepedulian sosial dan meningkatkan kebermanfaatan diri kepada sesama.
Saya adalah seseorang yang selalu berusaha meningkatkan kapasitas akademik melalui diskusi dan perdebatan ilmiah di berbagai forum nasional maupun internasional. Sebagian besar konferensi yang saya ikuti menitikberatkan pada dua hal: pemberdayaan perempuan dan akses terbuka pendidikan.
Minat saya di bidang pemberdayaan perempuan berawal ketika saya menghadiri seminar “Penanganan Terhadap ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum)” yang diselenggarakan oleh BKBPP (Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan) dan Pengadilan Negeri Kuningan tahun 2014. Dari seminar tersebut, saya memperoleh pemahaman akan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang pendidikan seks dan bahaya pornografi.
Selanjutnya, saya turut aktif melibatkan diri saya dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh LSM Satu Hati, Dinas Sosial, dan juga P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten Kuningan. Kami mengunjungi rumah korban dan rumah pelaku kekerasan seksual. Tugas kami adalah memberikan bimbingan terhadap keluarga korban/pelaku secara moril, psikologis, dan menjelaskan apa yang dapat dilakukan di pengadilan.
Salah satu kasus yang kami tangani adalah kasus mengenai seorang remaja yang berusia 15 tahun dihamili saudara angkatnya sendiri. Pelaku dituntut oleh orang tua angkatnya untuk mendekam di penjara seumur hidup. Mengingat kejadian seks di luar nikah itu dilandaskan rasa suka-sama-suka dan pelaku berusia di bawah 18 tahun, dijatuhkan baginya hukuman hanya satu tahun penjara. Selepas dari penjara anak, kami memberikan pelaku intervensi sosial-psikologis dan juga memasukkan dia ke pesantren hafal quran. Saat ini, anak laki-laki itu telah menghafal beberapa juz Al-Quran dan berkomitmen bahwa dia akan bertanggung jawab pada bayinya. Saat ini, saya masih aktif menjadi bagian dari LSM Satu Hati dan mengadvokasi masyarakat mengenai pentingnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Dalam pendidikan, saya merupakan sukarelawan di PPA-PKH (Pengembalian Pekerja Anak – Program Keluarga Harapan) yang diselenggarakan oleh Dinas sosial. Setiap tahunnya, seratus anak putus sekolah di Kabupaten Kuningan dikumpulkan untuk diberi bimbingan, motivasi, dan bantuan finansial agar mereka dapat melanjutkan sekolah mereka minimal hingga jenjang SMA/SMK.
Dalam beberapa program yang diadakan oleh Kementerian PPA, saya ikut mensosialiskan perudang-undangan mengenai perlindungan anak dan perempuan. Bersama saya adalah salah satu anggota DPR-RI Bapak Surahman Hidayat yang merupakan bagian dari Komisi VIII DPR-RI dengan ruang lingkup agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan.
Saat penyuluhan, saya menjelaskan mengenai intervensi Psikologis pada korban KDRT melalui emotion-focused coping; yakni penyelesaian masalah emosi dengan cara memaafkan diri sendiri dan pelaku. Penjelasan ini merupakan hasil penelitian skripsi yang saya susun pada tahun 2017 setelah mengumpulkan kuesioner dari 60 wanita korban KDRT di Indonesia. Saat ini saya sedang mengajukan petisi kepada Mahkamah Konstitusi dan DPR-RI untuk merevisi UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 yang menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah KDRT di Indonesia.
Saya juga dalam persiapan presentasi dana hibah mengenai kesehatan reproduksi perempuan untuk saya ajukan di International Conference on Family Planning 2018 di Kigali, Rwanda. Konferensi ini akan dihadiri kurang lebih 3000 pembuat kebijakan di dunia internasional di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Harapannya, saya dapat memperoleh dana hibah USD 20.000 dari Bill & Melinda Gates foundation untuk dapat mengadakan National Youth Festival on Family Planning di Jakarta pada pertengahan tahun 2019.
Saya percaya, langkah pertama dalam advokasi adalah membangun komunitas, lalu menjadikannya berkesinambungan. Dalam bidang pendidikan, Tahun 2017, saya mendirikan Open Access Indonesia. Yaitu sebuah komunitas yang mengadvokasi gerakan akses terbuka terhadap konten ilmiah dan mengkaji berbagai kemajuan open education dan open access di dunia akademik. Organisasi ini dideklarasikan di Kathmandu, Nepal dalam Asian Regional Meeting: Open in Action Bridging Information Divide pada 2 Desember 2017 di depan 150 peneliti Asia.
Salah satu misi organisasi ini adalah memberdayakan anak muda Indonesia dalam mengusung pendidikan terbuka agar dapat diakses siapa saja tanpa kendala finansial maupun teknis. Harapannya mahasiswa Indonesia dapat mengakses jurnal-jurnal ilmiah berkualitas secara gratis di Internet. Juga adik-adik dari keluarga kurang mampu dapat mengakses pendidikan gratis melalui Open Education dan Open Textbook.
22 Desember 2018, Open Access Indonesia akan mengadakan Open Science Fair. Open Science Fair adalah festival sains gratis yang memperlihatkan inovasi-inovasi terbaru karya pelajar Indonesia. Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan di Aula Mahftuhah Yusuf UNJ dan menghadirkan lebih dari 1500 pelajar dan mahasiswa. Saya harap ke depannya pendidikan berkualitas dapat gratis untuk semua orang dan akses terhadap penelitian semakin terbuka.
Mimpi saya mengenai Indonesia di masa depan dapat disederhanakan dengan terwujudnya amanat UUD 1945, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum” yang termaktub dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945. Karena semenjak kematian RA. Kartini lebih dari 100 tahun lalu, diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum perempuan masih sering terjadi. Perempuan seringkali dipandang sebelah mata dalam posisi strategis, seperti politisi maupun direktur perusahaan. Justru, kekerasan terhadap perempuan semakin marak, 33% perempuan Indonesia mengalami kekerasan fisik, seksual, atau psikis (UNFPA Indonesia, 2017).
Sementara, dalam hal pendidikan, saya harap pendidikan berkualitas di Indonesia dapat dinikmati dan diakses oleh siapa saja. Bukan hanya dinikmati oleh anak-anak dari orang kaya, namun juga oleh mereka yang tinggal di daerah kumuh, 3T, disabilitas, ataupun lahir di kalangan keluarga tidak mampu.
Bila saya berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini, saya ingin meningkatkan peran sebagai seorang aktivis sosial. Saya yakin, pendidikan lanjutan di Psikologi Sosial merupakan bingkai kerja untuk memanfaatkan potensi yang saya miliki dan mengasah kemampuan yang saya butuhkan di dunia akademik dan masyarakat. Selain itu, salah satu cita-cita saya adalah menjadi seorang politisi perempuan yang tergabung di Komisi VIII DPR-RI bidang Pemberdayaan Perempuan. Sehingga saya dapat memperluas kontribusi saya lebih jauh dan secara fundamental memperbaiki sistem yang menyebabkan ketimpangan dan ketidaksetaraan. Cara saya mewujudkan mimpi saya adalah dengan terus berkontribusi aktif di masyarakat, menulis buku, dan membangun networking dengan teman-teman dari berbagai kalangan, mulai dari media hingga akar rumput. Termasuk di antaranya, dengan meningkatkan kapasitas akademik dan skill saya melalui program beasiswa LPDP 2018.
--Sekian--
--Sekian--
Alhamdulillah terima kasih sudah berbagi. Semoga besok kamu lulus aamiin
ReplyDeleteSelamat ya mbak udah lulus lpdp. Semoga nyu nya juga lancar. Amin. Alhamdulillah waktu itu essay ku lulus pas tes administrasi. Tapi waktu on the spot essay aku kayaknya gagal krn waktu itu ada temen ku yang sebegitu well prepare nya sampe dia udah buat kliping berbagai macam topik gitu yang kira2 bakal jadi topik ots essay. Dan ternyata ada yg keluar dari topik yang dia sampaikan. Aku lebih tertarik gimana tips n trick untuk yg ots essay. Sekarang masih ada juga kan ya? Thanks a lot for sharing
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKren ya ka..ijin copy utk jadikan referensi ya ka.Makasih🙏
ReplyDelete