Friday, January 4, 2019

Tips Hadapi Leaderless Group Discussion LPDP


Tips Hadapi Leaderless Group Discussion LPDP – Di antara tahap akhir substansi LPDP juga adalah Leaderless group discussion atau LGD. Porsi penilaian dari tahap ini sendiri adalah 20% sementara 80% dari wawancara. Bukan berarti tahap ini tidak penting, karena beberapa poin saja bisa mementukan apakah kita akan lulus LPDP atau tidak.

Dari namanya, leaderless, itu artinya dalam diskusi ini tidak ada yang menjadi moderator, tidak ada pula yang menjadi pemimpin diskusi. Setiap peserta memiliki kesempatan yang sama untuk membagi pendapat mereka masing-masing. Ketika saya mengikuti LGD pada bulan Desember 2018, kelompok saya terdiri atas 7 orang dengan waktu LGD keseluruhan adalah 25 menit. Itu artinya setiap orang memiliki kesempatan berbicara kurang lebih 3 menit. Pengawas LGD ini terdiri dari 2-3 orang yang merupakan psikolog dan akan memantau kita selama jalannya diskusi. Pengawas LGD ini masang muka jutek jutek loh, tapi ingat untuk tidak gugup ya.

Mengenai tips dan trik LGD sendiri, berikut yang teman-teman bisa persiapkan:

Membaca dan Memahami Isu-Isu Nasional.

Membaca isu-isu nasional menjadi sangat penting dalam LGD ini karena kita akan mendapatkan satu topik secara acak untuk didiskusikan. Alangkah baiknya jika kita sudah familiar dengan berbagai isu nasional sehingga kita mampu mengutarakan pendapat dan argumen dengan baik. Teman-teman bisa memulainya dengan aktif bermain Twitter dan memfollow akun-akun berita, seperti Detik, Tempo, Republika, Kompas, dsb. Isu ini bisa mengenai apa saja, seperti misalnya dana desa, pernikahan anak, penanganan narkoba, ataupun penanganan TBC.

Posisikan Diri Secara Tepat.

Saat melakukan LGD, kita akan diminta untuk melakukan role-play sehingga kita tetap mengutarakan pendapat dengan jelas dan terarah. Setelah membaca artikel LGD, kita akan diminta untuk memposisikan diri entah sebagai masyarakat, LSM, pemerintah, dsb. Memposisikan diri secara tepat bisa menjadi krusial sesuai dengan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Saya sendiri dengan latar belakang Psikologi, ketika LGD mendapatkan isu mengenai “Apakah pengguna narkoba perlu dipolisikan atau tidak” dan ketika itu saya menempatkan diri tegas sebagai psikolog, itu artinya saya perlu melihat pengguna narkoba selayaknya manusia. Dan saya harus tetap teguh pada pendapat saya.

Tuliskan Poin-Poin Selama LGD.

Setelah kita membaca sebuah artikel mengenai sebuah isu yang akan didiskusikan, kita akan diberikan waktu satu menit untuk menuliskan poin-poin yang ingin diutarakan. Gunakan waktu ini sebaik mungkin dan tuliskan dalamm bentuk poin atau mind mapping. Gunakan catatan di kertas tersebut sebagai arah disksui yang akan kamu utarakan. Ingat, jangan sekali-kali menggambar-gambar, mencorat-coret, menulis curhatan galau, atau melipat-lipat kertas corat-coret kamu. Meski itu hanya corat-coret. Karena kertas ini akan dikumpulkan untuk mengukur apakah kamu fokus pada diskusi atau pikiranmu ngalor ngidul kesana kemari.

Sampaikan Pendapat dengan Baik.

Setelah kita diberikan waktu untuk menuliskan poin-poin yang akan diutarakan, selanjutnya adalah kita perlu mengutarakan pendapat kita mengenai isu tersebut. LGD bukan ajang pintar-pintaran atau kuat-kuatan argumen, melainkan yang diukur di LGD adalah bagaimana kita menyampaikan ide dan pendapat kita dengan manner yang baik. Kita juga perlu memberikan recognition kepada peserta sebelumnya yang relevan, sebelum mengemukakan pendapat sendiri. Seperti misalnya, “Saya memahami poin yang disampaikan oleh Mas Agus sebelumnya, namun menurut saya ada beberapa catatan penting yang juga perlu diperhatikan...”

Jangan menggunakan intonasi nada yang terlalu tinggi, jika memungkinkan untuk tetap tersenyum, maka tersenyumlah. Jangan menunjuk-nunjuk peserta yang lain, jangan baperan, mencak-mencak, dan tetap perhatikan durasi berbicara agar tidak merampas hak milik berbicara orang lain.

Bicara Seperlunya, Fokus pada Intinya, Jangan bertele-tele, dan Jangan Bicara Melebihi 2-3 menit.

Ingat, sekali lagi LGD bukan ajang gagah-gagahan, debat atau adu kemampuan berbahasa Inggris. Bahkan durasi berbicara peserta lebih disorot dibandingkan konten argumen yang diutarakan oleh peserta itu sendiri. Karena jika terlalu mendominasi, kita akan dinilai arogan dan dominan oleh pengawas. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, mereka yang berbicara terlalu banyak, justru mendapatkan nilai kecil dari juri LGD.

LISTEN! Dengarkan dan Simak Pendapat Peserta Lain.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, dengarkan pendapat peserta yang lain dan tetap fokus selama diskusi. Toh ini hanya beberapa menit saja, jadi fokus! Kita ini diawasi oleh 2-3 orang pengawas, dan mereka mengamati melihat apakah kita menolehkan padangan kesana kemari, membenamkan wajah, memainkan pulpen, atau menggambar di atas kertas corat-coret. Belum lagi kita tidak tahu apakah tiba-tiba ada pertanyaan yang akan dilemparkan ke kita oleh peserta lain, Sehingga memang sebaiknya kita sepenuhnya mengikuti arah jalan diskusi.

Sebisa Mungkin Tawarkan Solusi.

Tidak ada pendapat salah benar dalam diskusi ini. Yang ada hanyalah setuju dan tidak setuju. Kalau tidak setuju, kita bisa mengawali diskusi dengan beberapa pendapat dari teman diskusi lain yang relevan dan disusul oleh poin yang ingin kita utarakan. Sebisa mungkin tawarkan solusi dalam pendapat kita. Bukan hanya menjabarkan masalah saja tanpa solusi.

Sekian tips dan trik Leaderless Group Discussion LPDP. Semoga bermanfaat.

Artikel Berkaitan Mengenai Beasiswa LPDP:

Comments
3 Comments

3 comments:

  1. Izin promo ya Admin
    Haii .... buat kamu yang suka BOLA, yuk mari gabung di Upd4te8ett1n9
    Komunitas sepak bola terbesar, aman dan terpercaya di indonesia :)

    ReplyDelete
  2. Makasih kak Maryam atas sharingnya. Saya jd punya gambaran yang lebih jelas tentang LGD. Mohon doanya semoga saya bisa menyusul lulus LPDP seperti kak Maryam. Semangat berbagi terus ya Kak

    ReplyDelete

Jangan jadi silent reader, giliranmu bercuap-cuap ria.

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb