Rasanya sebel banget kalau memikirkan dulu aku sering menggebor-geborkan Korea ke anak marhalah tapi gak digubris malah banyak yang bilang korea itu banci. Oke deh, emang wajah mereka banyak yang cute dan manis, tapi kalau dibilang banci enggak juga. Itu hanya belum beradaptasi dari gaya Indonesia ke Korea aja. Ya kan?
Sudah satu tahun dari masa-masa aku yang suka menggebor-geborkan Korea, anak marhalah sudah berbeda 180 derajat dari yang kemarin. USB mereka kini sering dipenuhi sama foto-foto dan lagu-lagu boyband Korea kayak DBSK dan Super Junior.
Aku gak menyalahkan mereka, soalnya dulu aku juga suka Korea, sekarang biasa aja. Tapi kenapa pas aku heboh-hebohin seperti dianggap burung beo berisik gak dikasih makan, sedih nih… Kayaknya aku salah jaman atau gimana? Aku jadi gak punya teman untuk diajak bicara hal yang aku tertarik sekarang. L
Sekarang sih aku menjalani setiap hari biasa-biasa aja dibanding kemarin yang terlalu Korea Fanatik banget.
Well, itu juga ada alasannya. Alasan utamanya, karena aku sadar orang Korea juga manusia. Mereka tidak sesempurna yang dulu aku pikirkan. Dan satu hal yang paling membuatku biasa saja terhadap mereka sekaligus kasihan (bukan ngefans) 80% wajah mereka adalah hasil dari operasi plastik.
Yang paling aku sesalkan, aktris Korea favoritku, Lee Yeon Hee juga oplas. Yaaa,, walaupun wajahnya tidak jauh berbeda before-afternya tapi menurutku dia lebih cantik kalau tidak oplas. Dan bukankah tidak oplas itu bisa jadi sebuah icon kecantikan wanita Korea alami. Aku benar-benar tidak bisa mengerti…
Aku mengakui kehebatan dokter-dokter bedah wajah di Korea. Sama seperti aku mengakui kalau wajah-wajah after oplas-nya actor-aktris korea itu emang di atas rata-rata. Dan sama seperti aku mengakui kehebatan akting actor-aktris Korea seperti Lee Jun Ki (hehe). Dan sama seperti aku mengakui kehebatan Korea bermain bulu tangkis yang di uber cup kemarin berhasil mengalahkan juara bertahan China.
Satu lagi yang ingin aku katakan di postingan ini, walaupun aku suka drama Korea, setiap sesuatu pasti ada kelemahannya. Aku bisa menangkap adegan-adegan klise yang sulit dilepas dari perfilman Korea dalam segi cerita keseluruhan maupun dari segi adegan…
Dari Segi Cerita:
Dari Segi Adegan:
Rasanya banyak klise-klise diatas yang tergabung dalam film Brilliant Legacy. Itulah kenapa aku tidak begitu tertarik dengan film dengan rating wah tersebut. Chemistry Han Hyo Joo dan Lee Seung Gi memang dapat di film itu, tapi untuk segi cerita aku tidak begitu tertarik. Berbeda dengan film Iljimae. Aku suka film itu karena ending nya benar-benar di luar dugaan dan membelot dari pikiran penonton tapi tetap tidak membuat penonton kecewa.
Sudah satu tahun dari masa-masa aku yang suka menggebor-geborkan Korea, anak marhalah sudah berbeda 180 derajat dari yang kemarin. USB mereka kini sering dipenuhi sama foto-foto dan lagu-lagu boyband Korea kayak DBSK dan Super Junior.
Aku gak menyalahkan mereka, soalnya dulu aku juga suka Korea, sekarang biasa aja. Tapi kenapa pas aku heboh-hebohin seperti dianggap burung beo berisik gak dikasih makan, sedih nih… Kayaknya aku salah jaman atau gimana? Aku jadi gak punya teman untuk diajak bicara hal yang aku tertarik sekarang. L
Sekarang sih aku menjalani setiap hari biasa-biasa aja dibanding kemarin yang terlalu Korea Fanatik banget.
Well, itu juga ada alasannya. Alasan utamanya, karena aku sadar orang Korea juga manusia. Mereka tidak sesempurna yang dulu aku pikirkan. Dan satu hal yang paling membuatku biasa saja terhadap mereka sekaligus kasihan (bukan ngefans) 80% wajah mereka adalah hasil dari operasi plastik.
Yang paling aku sesalkan, aktris Korea favoritku, Lee Yeon Hee juga oplas. Yaaa,, walaupun wajahnya tidak jauh berbeda before-afternya tapi menurutku dia lebih cantik kalau tidak oplas. Dan bukankah tidak oplas itu bisa jadi sebuah icon kecantikan wanita Korea alami. Aku benar-benar tidak bisa mengerti…
Aku mengakui kehebatan dokter-dokter bedah wajah di Korea. Sama seperti aku mengakui kalau wajah-wajah after oplas-nya actor-aktris korea itu emang di atas rata-rata. Dan sama seperti aku mengakui kehebatan akting actor-aktris Korea seperti Lee Jun Ki (hehe). Dan sama seperti aku mengakui kehebatan Korea bermain bulu tangkis yang di uber cup kemarin berhasil mengalahkan juara bertahan China.
Satu lagi yang ingin aku katakan di postingan ini, walaupun aku suka drama Korea, setiap sesuatu pasti ada kelemahannya. Aku bisa menangkap adegan-adegan klise yang sulit dilepas dari perfilman Korea dalam segi cerita keseluruhan maupun dari segi adegan…
Dari Segi Cerita:
- Tipikal cerita Cinderella, satu pasangan adalah konglomerat dan satunya lagi adalah orang miskin
- Cinta segiempat
- Diawali dari saling membenci
- Yang konglomerat biasanya cowok tapi kadang juga cewek dan karakter mereka sombong
- Dll.
Dari Segi Adegan:
- Ada kejar-kejaran di Bandara
- Minum soju kalau stress
- Naik mobil ngebut dengan earphone di telinga lalu banting setir
- Ada seseorang tokoh yang berpengaruh dan merahasiakan dari orang lain kalau dia sakit keras
- Salah satu pasangan pergi ke luar negeri di episode terakhir
- Cewek jatuh dari tangga dan jatuh ke pelukan cowoknya
- Orang ketiga datang ketika si pasangan bermesraan
- Cowok gendong cewek di punggung pada malam hari
- Dll.
Rasanya banyak klise-klise diatas yang tergabung dalam film Brilliant Legacy. Itulah kenapa aku tidak begitu tertarik dengan film dengan rating wah tersebut. Chemistry Han Hyo Joo dan Lee Seung Gi memang dapat di film itu, tapi untuk segi cerita aku tidak begitu tertarik. Berbeda dengan film Iljimae. Aku suka film itu karena ending nya benar-benar di luar dugaan dan membelot dari pikiran penonton tapi tetap tidak membuat penonton kecewa.
Korama alias Korean Drama mungkin adalah salah satu strategi dari pariwisata Korea dalam mengenalkan keunikan negaranya. Walaupun saya bukan penggemar fanatik ranah hiburan Korea namun saya salut bagaimana ke-PD-an negara ini dalam melakukan Inception terhadap dunia bahwa negara mereka sangat layak dipuja.
ReplyDelete