Ayah,,mengapa keluargamu sangat membenciku
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ?
Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia adik iparku tapi aku disambut denagn wajah ketidak sukaannya. Sangat terlihat Ayah.
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah.
Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu paad Desi yang sangat akrab dengan mertuaku
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku
Aku sangat marah....
Jika aku membicarakn hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.
Aku tak mau sakit hati lagi.
Ya Allah kuatkan aku,,maafkan aku
Engkau Maha Adil.
Berilah keadilan ini padaku Ya Allah
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja - manja lagi padamu.
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku
Aku harus sadar diri
Ayah,,sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ?
Ayah aku masih tak rela
Tapi aku harus ikhlas menerimanya
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir
Sebelum ajal ini menjemputku
Ayah...aku kangen ayah
Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bunda
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.
Bunda... Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah...
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, dalam kesendirianmu. ...
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda,,kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..
Aku menyesal telah asik dalam keegoanku..
Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang.
Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ?
Tunggulah Ayah disana Bunda......
Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini....... Aku mohon.....
Ayah Sayang Bunda....
Kembali
Kisah Nyata Tentang Perjuangan Seorang Istri Part 1