Baiklah, dalam tulisan ini saya akan menyebutkan beberapaprinsip dan tips menghafal Quran. Prinsip dan tips menghafal Quran ini diambil dari beberapa buku, saran-saran para pakar, dan tulisan-tulisan para ulama. Tentu kita ingin dimudahkan dalam menghafal ayat-ayat suci Al-Quran,bukan? maka sebaiknya prinsip-prinsip dan tips menghafal Quran di bawah ini sebaiknya diamalkan dengan sebaik-baiknya.
Prinsip 1. IKHLAS
Keikhlasan adalah kancing hati. Dimana hati kita dalam menghafal takkan terbuka jika keikhlasan itu tidak kita miliki. Dalam sebuah hadits, orang pertama yang masuk neraka bukanlah para kafir dan munafik melainkan para penghafal Quran yang menghafal karena ingin disebut Hafizh, lalu para dermawan yang menginfakkan hartanya karena riya, dan para mujahid yang meninggal karena ingin dibilang pemberani. Naudzubillah!
Imam Syathibi dalam karangannya Al-Qira’at Assab’u ia berulang-ulang ribuan kali memikirkan keikhlasannya seraya memanjatkan doa: Ya Rabb, in kuntu Qashadtu biha wajhaka, faktub lahal baqa’ “Ya Tuhanku, jika aku berniat untuk peroleh keridhaan-Mu semata, jadikanlah karya ini mengabadi”
Prinsip 2. MENGHAFAL SEMENJAK KECIL
Saat manusia dilahirkan, kemampuannya menghafal sangat luar biasa dengan daya analisis yang rendah. Saat usia beranjak dewasa, maka daya analisis (kemampuan memahami)nya semakin meningkat dengan kemampuan menghafal rendah. Karena itu, tulisan ini adalah tentang prinsip menghafal (bukan memahami) maka sebaiknya mulailah menghafal sejak kecil agar masa kecil dimanfaatkan lebih optimal.
Pernah penulis hadir dalam sebuah majelis menghafal Quran lewat metode matematika (Quranuna), disana sang ustadz penemu metode ini memperlihatkan saat beliau di Malaysia yang beliau ajar adalah anak-anak usia yang amat belia. Namun mereka sudah mampu menghafal 30 Juz bahkan letak ayat, itu ayat berapa, ayat diacak. Otak kanan dan kiri mereka benar-benar teroptimalkan. Bahkan anak ustadz itu (lupa namanya) yang berusia masih 6 tahun sudah hapal Qur’an dengan baik.
Namun bukan berarti orang di atas usia 40 tahun pun sulit menghafal Qur’an. Di samping usia belia yang amat memudahkan menghafal, masih banyak prinsip lain yang akan memudahkan kita semua dalam menghafal Qur’an. Let’s check it out!
Prinsip 3. PILIH WAKTU EMAS
Imam Ibn Jamaah, salah seorang ulama Islam pendidik yang memperoleh gelar summa cumlaude saat meraih gelar MA mempunyai buku bagus dengan juldul “Seni Mengajar Menurut Ibn Jamaah” Katanya, “Waktu paling efektif untuk menghafal adalah waktu sahur. Waktu paling signifikan untuk meneliti adalah waktu pagi. Untuk mengarang di pertengahan siang. Sedang untuk mengulang dan membaca adalah ketika malam.”
Prinsip 4. PILIH LOKASI YANG PAS
Pintu menghapal ada tiga: Mata, mulut dan telinga. Maka dari itu kita harus menghapal dimana kita bisa menjaga ketiganya. Mata dari pandangan yang diharamkan, Mulut dari ghibah dan namimah, telinga dari ghibah, musik, dan sebagainya.
Di Turki, terdapat kamp-kamp konsentrasi yang sangat special untuk tahfizhul Qur’an. Dalam sebuah pesantren tahfizhul Qur’an ada kamar-kamar kecil sekali. Ukurannya hanya 2x2 meter. Ruang-ruang kecil ini dibangun oleh para khalifah dinasti Usman kuno. Ruangan ini khusus untuk mereka yang ingin berloma hapal Al-Quran atau yang ingin muroja’ah. Dan ternyata system ini benar-benar efektif.
Oke, kita di Indonesia… lalu dimana tempat kita bisa menjaga mata, mulut, dan telinga?? Jawabannya adalah di masjid. Paling depan dengan wajah menghadap tembok. Berazamlah sambil berkata: “Saya hanya akan berdua bersama Al-Quran selama … (sebutin angka) jam.”
Saat penulis menerapkan metode ini pada beberapa anak kelas 1 SMP di pesantren tahfidz Al-Hikmah, relatif mereka yang melakukannya mampu menghafal di atas rata-rata. Saat anak-anak lain setengah halaman sehari, mereka yang focus bisa mencapai 3 halaman sehari dan mengejar beberapa anak lainnya. 6 kali lipat lebih cepat.
Prinsip 5. MELAGUKAN BACAAN
Mengapa orang dengan mudah menghafal lirik lagu-lagu dibandingkan dengan bacaan Qur’an? Jawabannya karena mereka menghafal lirik lagu itu dengan bernyanyi dan mengindahkan suara. Begitu pula, mereka yang melagukan bacaan Al-Quran akan jauh lebih mudah dalam menghafal.
Ibarat makanan saja, jika makanan tidak enak, kita pasti makannya Cuma sedikit. Gak napsu. Tapi kalau makanannya enak , tidak hanya 1 piring, kita pasti nambah lagi dan lagi. Kenapa? Karena enak… Kalau bacaan merdu dan enak di dengar, menghafal sehari sehalaman gak cukup… bahkan sampai berlembar-lembar.
Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari pernah melagukan Al-Quran dan Rasululllah senang dengan bacaannya. Beliau berkata bahwa Abu Musa telah diberi salah satu seruling Dawud. Maka Abu Musa pun berkata: “Kalaulah aku tahu bahwa bagina mendengar sedemikian rupa, niscaya aku membacanya lebih indah dan merdu lagi.”
Prinsip 6. GUNAKAN SATU MUSHAF
Al-Qur’an yang dipakai hendaknya hendaklah yang ujung kertasnya merupakan permulaan ayat dan ujung bawahnya merupakan akhir ayat. Al-Quran ini seperti Al-Quran yang dicetak oleh percetakan Raja Fahd bin Abdul Aziz, Saudi Arabia.
Jika kita sudah nyaman menggunakan satu bentuk mushaf, sebisa mungkin jangan diganti karena otak manusia sifatnya merekam letak ayat dalam halaman, warna-warna di halaman, dll.
Prinsip 7. BENARKAN BACAAN
Jika Anda ingin menghafal, sebaiknya kita menyetorkan bacaan terlebih dulu kepada seorang guru ngaji yang professional. Jangan terlalu percaya diri, sebab Anda pasti melakukan kesalahan. Lebih baik untuk tidak menghafal jika bacaan masih belum benar. Karena dipastikan akan sangat sulit untuk dibenarkan.
Untuk prinsip yang satu ini: KESABARAN ADALAH HAL URGEN.
Prinsip 8. MUROJA’AH
Sebuah hadits menyebutkan bahwa tidak ada dosa seorang muslim yang lebih besar daripada berpaling daripada Al-Quran. Maka mengulang hafalan Qur’an adalah prinsip yang gak bisa di tawar-tawar. Jika menghafal adalah proses memasukkan file ke dalam computer. Namun hafalan itu bisa terhapus oleh virus-virus yang masuk. Maka mengulang hafalan adalah ibarat memasukkan file ke dalam folder ke permanen.
Prinsip 9. KETEGUHAN
Mengapa tidak sembarang orang mampu menghafal Qur’an 30 juz secara kamil (sempurna)? Jawabannya karena mereka tidak memiliki keteguhan untuk tetap terus menghafal Qur’an. Bisa jadi karena merasa sulit menghafal, tidak memahami kemampuan otak manusia, tidak focus, tidak memahami keuntungan menghafal Qur’an.
Alangkah baiknya untuk memiliki keteguhan yang kokoh, kita memahami keutamaan dan keuntungan menghafal Quran. Penulis sudah menulis di artikelnya di sini: 40 Keutamaan Menghafal Quran
Prinsip 10. DOA
Inilah factor penting untuk memudahkan dalam menghafal Qur’an. Jangan kira kita mampu menghafal Quran adalah karena kemampuan diri sendiri. Ingat: Hafalan Quran adalah titipan Allah… milik Allah. Jika kita merasa karena kemampuan diri sendiri kita sanggup menghafal Qur’an, itu semua nonsense!
Rasulullah pernah berwasiat pada Muadz, “Demi Allah, saya mencintaimu wahai Muadz. Jangan engkau melupakan doa ini: Ya Allah tolonglah aku untuk terus menyebut nama-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.”
Hi nice reading yourr post
ReplyDelete