Pemuda
hari ini adalah pemimpin masa depan. Mereka adalah batu pijakan kebangkitan
nasional. Mereka pula adalah motor pergerakan dalam setiap langkah kemerdekaan.
Peran pemuda tentu saja ditulis dengan tinta emas sejarah dan tidak dapat
dihapus.
Kita
bisa lihat di sejarah bangsa, mulai dari Budi Utomo, Kongres Pemuda, perjuangan
melawan PKI, sampai dengan proklamasi kemerdekaan semuanya dipelopori oleh para
pemuda. Contohnya, pemudalah yang memaksa Bung Karno untuk segara untuk
mendeklarasikan kemerdekaan secepatnya. Makanya, proklamasi dibacakan pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Akan
tetapi, pertanyaannya adalah, mengapa reformasi dikerjakan oleh para pemuda?
Kenapa tidak golongan tua atau golongan anak-anak? Tentu saja karena pemuda
memiliki nilai-nilai positif jika dikaitkan dengan kepemimpinan.
Pertama,
pemuda memiliki semangat yang tinggi. Semangat yang tinggi yang dapat membuat
orang bekerja dalam produktivitas yang tinggi. Seperti ucapan Dr. Yusuf
Qardawi, ibarat matahari, usia muda itu seperti saat jam 12 siang ketika
matahari bersinar paling terang dan paling panas.
Kedua,
pemuda memiliki keinginan yang tinggi untuk mengekspresikan ide-ide segar
mereka. Mereka akan berjuang hingga ide-ide mereka dapat disetujui. Kita bisa
melihat saat para pemuda berjuang menurunkan kepemimpinan Soeharto yang
dictator.
Ketiga,
pemuda memiliki banyak ide segar dan ide kritis. Sebuah kekuatan ide sangat
dibutuhkan untuk membangun kepemimpinan. Pemuda juga memiliki kreatifitas yang
tinggi dimana akan memberikan sentuhan yang berbeda dalam setiap aspek. Lihat
saja pada reformasi 98 dimana terkandung di dalamnya sebuah ide besar tentang
Indonesia baru.
Keempat,
pemuda memiliki fisik yang kuat. Tentu saja seorang pemimpin yang baik harus
memiliki stamina dan tubuh yang sehat. Seorang pemimpin tidak selamanya berada
di belakang panggung tetapi juga mereka perlu mengambil aksi nyata untuk
menjalankan kepemimpinannya.
Sayangnya,
nasionalisme pemuda di masa lalu tidak lagi ditemukan hari ini. Jika kita
bandingkan, pemuda yang memiliki semangat yang rendah lebih banyak daripada
pemuda yang memiliki prestasi di bidang pendidikan dan olahraga. Potensi
terbesar yang dimiliki oleh pemuda masih belum tergali bahkan digunakan untuk
hal yang buruk. Contohnya adalah tawuran.
Faktanya,
kita tahu bahwa pemuda adalah cerminan masa depan. Baik buruknya sebuah
negaranya ditentukan oleh pemuda hari ini.
Masalahnya,
untuk menciptakan generasi muda yang memiliki motivasi tinggi dan sanggup mengubah
dunia menuju perbaikan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sistem politik
dan sosial masih berlandaskan senioritas. Ditambah lagi, kesadaran pemuda
Indonesia saat ini masih sangat kurang untuk menjadi seorang pemimpin.
Solusi
untuk masalah ini adalah golongan tua harus memberikan kesempatan untuk para
pemuda yang memiliki kemampuan dan kapabilitas. Pemuda pun perlu sepenuhnya
menyadari bahwa mereka memiliki potensi besar yang sangat sayang jika
diabaikan. Seperti pidato Bung Karno, “Berikan saya sepuluh pemuda, akan
kugoncang dunia.”