Saya heran dengan tren menikah muda yg ajakannya semakin kuat di masyarakat saat ini. Memang kedewasaan tidak diukur dengan faktor usia..., yg saya tidak setuju adalah nikah muda menjadi sebuah tren tersendiri. Orang-orang berlomba membuat meme di media sosial, dan anak-anak muda labil jadi iri dgn anggapan menikah muda itu menyenangkan tanpa tanggung jawab yg lebih berat.
Saya sempat mem-follow akun-akun yg mengajak gerakan nikah muda. Sayangnya jarang sekali akun-akun itu menyampaikan pesan berupa bekal apa saja yg diperlukan sebelum menikah. Isinya malah mengkompor-kompori... misal "Baper lihat temanmu pamer kemesraan di media sosial? Jika bapernya sudah akut, silakan naik ambulance untuk pergi ke KUA terdekat.".
Saya juga lebih heran dengan meme yg bertebaran dimana "jodoh" dijadikan patokan bagaimana Allah memberikan kemuliaan pada hamba-Nya.
Misal: "Ukhti sholat dhuha jangan terlambat, nanti jodohnya juga datang terlambat." Atau... "Akhi... dengan merokok tahukah kamu bahwa dengan begitu kamu telah mengurangi poin sebagai ikhwan idaman?".
Padahal Siti Maryam dan Siti Asiah. Dua wanita penghulu surga adalah bukti bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan siapa suaminya atau kapan jodohnya datang.
Andaikan akun-akun muslimah yg jumlah followernya ratusan ribu atau jutaan itu isinya bukan tentang galau, penantian, atau bobogohan.., tapi quote motivasi berprestasi.. ajakan wanita untuk berpendidikan tinggi.. atau wawasan yg diperlukan dalam mengatasi permasalahan Indonesia dengan pedang intelektualitas.
Sejujurnya, saya memimpikan remaja muslimah di Indonesia yg isi pikirannya bukan hanya ttg bobogohan... tapi bagaimana agar mereka bisa mencicipi dingin salju di bawah kaki Menara Eiffel, hujan bunga sakura di Tokyo, atau menikmati secangkir kopi hangat di Budapest.
Aktualisasi diri itu penting, bukan untuk menjadi istri pembangkang... melainkan menjadi ibu cerdas untuk anak-anak kalian kelak. Tentu suami adalah jembatan menuju surga-Nya dan memantaskan diri sangatlah penting.. Tapi, seni memantaskan diri bukanlah untuknya, melainkan untuk-Nya. Wallahu'alam.
#nikahmuda
You Might Also Like:
Ijin share
ReplyDelete