Sunday, November 20, 2016

Hari Pertama Menginjakkan Kaki di Negeri Paman Sam

Hari pertama di NYC

Sebenarnya udah sejak lama ingin menulis artikel tentang pengalamanku di Amerika ini, namun sering tertunda dengan beragam alasan. Mumpung suasana diriku yang masih belum move on dari Merit 360 kemarin, akhirnya segera kutulis deh mumpung masih segar di ingatan.

Jadi ini kali pertama aku ikut event internasional di luar negeri (sebelumnya event internasional tapi di dalam negeri, International Conference on Family Planning 2016). Dimana perjuanganku mendapatkan visa Amerika pun bisa dikatakan susah-susah gampang. Seperti yang sebelumnya kutulis di artikel ini.

New York JFK Arrivals Security
Bermodalkan nekat, akhirnya aku terbang juga ke Amerika. Dan sampai di Bandara John F Kennedy International Airport, ratusan pendatang tiba di imigrasi yang sangat ketat. Kaget juga sih tiba disana pertama kali berjumpa dengan puluhan polisi imigrasi berbadan-badan besar, membawa pistol, dan berseragam hitam-hitam. Satu hal yang pertama kali ada di pikiranku saat itu “Ini bukan rumah.”. 

Aku juga pernah denger, katanya pernah ada orang yang sakit jantung meninggal karena kaget bertemu dengan para polisi di bagian imigrasi. Juga sampai diberitakan, JFK adalah "the most hated airport of the world" juga "the worst airport of the world." Tapi Alhamdulillah akhirnya lolos imigrasi dengan lancar setelah berlapis-lapis proses yang dilewati, and here we go… USA!

New York JFK Polices

Terus otomatis aku kayak orang bingung gitu kan.., sendirian, perempuan, pertama kalinya ke luar negeri, semua orang “beda”, bicara dengan bahasa yang juga berbeda, dan aku sungguh gak tahu apa-apa. Yang rada kagetnya juga, bandara sebesar JFK tidak ada wifi. Jadi gak bisa berkabar ke temanku Catherine yang sudah menunggu di hostel, daerah Amsterdam Ave. Awalnya yang mau hemat naik subway ke Amsterdam Ave, pas naik subway karena emang murah ($7,75 metro card + $2.25 sekali perjalanan), dan aku ketemu para New Yorker sungguhan.


Dalam hatiku, ini Amerika???  Banyak orang hitam, orang India, orang China, orang Bangladesh, dll. Ohh, jadi ini yang disebut kenapa Amerika ini banyak imigran, sementara warga asli sana benci imigran yang merebut lahan-lahan pekerjaan mereka. Katanya kalau mau belajar bagaimana rasisme di Amerika, naiklah ke subway. Dan aku jadi mengerti mengapa Donald Trump menang. 

Tapi serius, sepanjang perjalanan aku deg-degan di dalam subway. Karena entah aku yang merasa inferior atau insecure, mereka seperti melihatku… apa karena aku berjilbab panjang?  Bakal diapa-apain gak ya…, soalnya kan ada tuh video perempuan berjilbab meninggal karena dipukul ditengah jalan oleh islamophobia. Terus banyak dzikir aja, mumpung masih bernyawa. Hhe..


Rute subway New York yang menyeramkan.

Subway gak berhenti-berhenti meski sudah jauh perjalanannya. Terus aku bingung juga mau dibawa kemana. Yang penting ke pusat kota yang udah kelihatan New Yorknya aja (Daerah Manhattan). Tapi endingnya turun pas masih di daerah Brooklyn karena saking takutnya kelamaan di subway. Sebenarnya juga karena aku kaget melihat rute subway New York yang sebelumnya dihalangi oleh seorang pria berbadan besar. Bisa-bisa kesasar nih. Dan setelah keluar dari stasiun, tibalah aku di jalan-jalan daerah Brooklyn. Dan aku gak tahu mau kemana, gak ada paket data, gak ada wifi juga, gak ada juga orang buat ditanya karena sepi…

Sampai akhirnya ketemu polisi dan aku minta dibantuin naik taksi. Dan kebetulan, supir taksinya muslim, berwajah arab dan menyapaku “Assalamu’alaikum”. Ohya jadi inget tulisan di linikini kalau misalnya 90% supir taksi atau supir uber di New York adalah imigran.




Jalan-jalan di New York



“Walaikumsalam. Sir, I have to go to Amsterdam Ave 891 street.” Aku bilang begitu dengan bahasa inggris pas-pasanku. Dan supir tersebut mengangguk-angguk dan memasukkan barang bawaanku ke bagasi. Akhirnya naik taksi juga deh dan menghabiskan uang $26. Hehehe.. sampai tiba di Amsterdam avenue 891 street dimana itu tempatnya Hostelling International (Hostel yang terkenal reviewnya bagus, murah, dan aksesnya dekat ke tempat wisata. Hanya $56 semalam). 


Hostelling International yang terkenal di NYC.
Disana, aku bertemu Catherine. Orang pertama yang kukenal di New York. Dia seorang dokter asal Nigeria, berusia 28 tahun. Setelah rapih-rapih dan kita harus check out sebelum jam 11 siang menuju La Guardia airport bertemu dengan Kate dan suaminya dari Inggris yang akan menyewa mobil menuju Pennsylvania. Sebelumnya aku beli kartu USA dulu biar dapat dihubungi tidak hanya saat ada wifi. Dan untuk servis sebulan, aku menghabiskan uang sekitar $60 atau sekitar Rp 800.000.

T-mobile service.

Catherine banyak membantuku selama di New York, she said she has been in New York before. Dan akhirnya kami berdua menunggu bus M61 menuju La Guardia, yang hanya menghabiskan $2.75 dolar sekali perjalanan. Itu artinya hampir 10 kali lebih murah daripada naik taksi. Kalau kita mengerti cara hemat sebenarnya seminggu di New York pun bisa hanya menghabiskan $100 saja, kota yang dikenal paling metropolis sedunia.

Menunggu bus M61 menuju La Guardia.
Tiba di La Guardia, aku bertemu dengan Anoziva dari Zimbabwe. Aku, Catherine, dan Anoziva banyak mengobrol tentang gender equality sambil menunggu kedatangan Kate dan suaminya dari Inggris. Anoziva adalah seorang feminis, dimana di negaranya dia banyak memperjuangkan hak-hak anak perempuan yang dinikahkan sejak usianya belum menginjak 17 tahun dengan pria yang jauh lebih tua. Juga bagaimana anak-anak perempuan tersebut berhenti sekolah dan seperti barang jualan di negaranya. Begitu pula Catherine, di Nigeria juga banyak terjadi hal yang sama.


Catherine dan Anoziva di  La Guardia Airport
Sebagai seorang muslim, aku meyakini bahwa dalam islam pun terdapat nilai-nilai “Gender equality” yang perlu diperjuangkan. Misalnya istri Rasulullah Siti Khodijah, dimana beliau adalah seorang pedagang kaya raya, punya kekuasaan, dan banyak berinteraksi dengan masyarakat. Dan masih banyak wanita-wanita tangguh lainnya dalam sejarah Rasulullah. Dan dalam Islam pun, kesempatan beribadah perempuan dan laki-laki itu sama dan setara. Termasuk menempatkan perempuan-perempuan dalam posisi yang strategis, seperti bisnis, politik dan pemerintahan.

Aku sedikit bercerita kepada keduanya tentang negaraku, Indonesia. Di Indonesia tidak banyak feminis seperti kalian, karena sejujurnya malah banyak anak-anak remaja yang pada kebelet nikah muda karena ikut trend. Ups. Padahal kajian pranikah mereka belum cukup. Entah untuk pelarian dari masalah hidup atau karena cemburu melihat teman-temannya yang sudah menikah. Sementara menurut BKKBN saja, jumlah perceraian terjadi penyebab terbesarnya adalah karena nikah muda tersebut. Sehingga aku merasa penting untuk mempromosikan nikah di usia ideal, yaitu antara usia 21 sampai dengan 25 tahun.

Akhirnya Kate tiba bersama Scott (suaminya) di Terminal 2 lantai 1. Dan karena La Guardia juga cukup luas, kami bertiga sempat kesasar namun akhirnya ketemu juga dengan Kate dan Scott. Kebetulan Scott punya SIM Internasional, jadi dia bisa mengemudi di Amerika juga. Dan kami berlima menyewa sebuah mobil Toyota Fortuner berwarna hitam untuk seharian dibawa ke Pennsylvania, negara bagian lain dari Amerika Serikat. Masing-masing dari kami  patungan sekitar $60 (total sewa mobil $300 di perusahaan Enterprise).

Scott dan Kate
Sedikit banyak, dalam satu hari itu aku bisa membayangkan lah bagaimana harga hidup di New York. Hehehehe… melewati perjalanan yang sangat menakjubkan, sempat kesasar di tol bahkan mundurin mobil di tol karena salah belok (bahaya banget emang) dan masuk ke rute jalan-jalan gelap di tengah padang rumput (karena Equinunk Pennsylvania hampir 95% wilayahnya adalah padang rumput). Akhirnya kami tiba juga di Indian Head Camp, Equinunk.

Berfoto setelah melalui rute menakjubkan
Tiba disana, aku bertemu dengan anak-anak sekamar yang bule semua. Mereka semua bangun setelah melihat kedatanganku. Tibalah ditanya macam-macam, seperti diinterogasi namaku siapa, dari negara apa, berapa lama di pesawat, mengapa terlambat, apakah aku bahwa seprai sendiri dan masih banyak lagi. Aku baru sadar, aku tak pernah bicara bahasa inggris sebanyak ini sebelumnya. Tapi akhirnya karena dikelilingi oleh 9 orang tersebut, akhirnya mau gak mau suka gak suka…. bahasa inggris untuk esok dan esok dan esoknya lagi….. paksakeunn…..


Teman-teman sekamar.

 Artikel berkaitan:
Download TOEFL Soal dan Pembahasan PDF
14 Cara Menjadi Pembicara Forum Internasional
Pengalaman Merit 360 dan Unjuk Ide di PBB



Pencarian:


  • Pengalaman di Amerika Serikat
  • Kehidupan di Amerika Serikat
  • Fakta Kehidupan di Amerika Serikat
  • Kebiasaan Hidup orang Amerika Serikat
  • Gaya Hidup orang Amerika Serikat
  • Kehidupan Warga Amerika
  • Pengalaman Internasional

Comments
6 Comments

6 comments:

  1. Ditunggu tulisan selanjutnya 👍

    ReplyDelete
  2. Waiting for your next posts! Anyway I am applying USA's visa. Can I have your contact so that I can ask for more info? Thanks! Have a great day.

    ReplyDelete
  3. bagus sekali pengalamannya., ;p

    ReplyDelete
  4. Keren Maryam...pengalaman yg luar biasa.saya juga mau apply visa US februari ini.doakan saya lancar yah😀

    ReplyDelete

Jangan jadi silent reader, giliranmu bercuap-cuap ria.

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb