Pacaran Islami ? Pacaran islami adalah istilah yang diusung segelintir orang mengaku islami tapi tapi sebenarnya mengaduk-ngaduk mana yang hak dan mana yang bathil. No offense dan saya tak bermaksud memusuhi, tapi sepertinya istilah pacaran Islami dijadikan label bagi siapa ikhwan akhwat yang saling memiliki ketertarikan khusus dan mereka menginginkan hubungan mereka lebih dekat. Mereka mengaku tahu agama tapi menafsirkan dalil-dalil Quran dan Hadits sesuai hawa nafsu sendiri. Berbagai label muncul demi menghalalkan esensi dari pacaran, mulai dari “pacaran islami”, “hubungan tanpa status”, hingga label “kakak adik”. Naudzubillah min dzalik!
Pertama, orang yang mengaku pacaran Islami akan berkata kalau: Pacaran adalah “Persiapan Menikah” Benarkah?
Jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” berarti seharusnya bukan istilah “Pacaran Islami” yang diusung, tapi “Pernikahan Dini” Hehehe.. karena kenyataannya anak SD, SMP, SMA pun pacaran menjamur. Apakah mereka akan segera menikah sementara mereka lulus kuliah pun masih lama?? Mungkin mereka baru akan menikah 10 hingga 20 tahun kedepan. :P
Kedua, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” tanyakan pada mereka kapan mereka akan menikah? Biasanya mereka akan berkata setelah mengenal satu sama lain. Dan pacaran Islami adalah ajang perkenalan. Benarkah?
Maaf.. ehem2. Lihat realitanya, dalam pacaran orang seringkali menutupi kekurangannya dan berusaha menampilkan yang baik-baiknya saja. Jadi sulit dikatakan penjajagan. Pacaran lebih banyak yang dibuat-buat.
Ketiga, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah”, tanyakan pada mereka apakah karena mereka yakin bahwa pacar itu adalah jodoh mereka? Benar-benar yakin?
Mereka mungkin menjawab kalau mereka tidak yakin (jujur nih). Faktanya dari survey UKDating, hanya 1 dari 25 wanita yang menikah dengan pacarnya (Artinya 96% Pacaran akan putus!). Jika mereka tidak yakin, lalu apa yang sedang mereka persiapkan? "Cinta"? Hmm... harus jujur yaaa.... apakah dengan persiapan menikah ini tanda mereka sudah mampu berkeluarga? Sudah bisakah membiayai anak sakit dan sekolah? Membiayai hidup keluarga tanpa bantuan orang tua? Apakah semua kebutuhan hidup itu terpenuhi hanya dengan modal "cinta"?
Mungkin sebagian berkata mereka sudah mampu, good, lalu segera menikah bukankah lebih baik? Lihat realitasnya, anak SD, SMP, SMA dan bangku kuliah pacaran Islami menjamur. Apakah ini persiapan menikah, bagaimana mau membiayai anak sementara membiayai diri sendiri belum mampu?
Jika mereka menjawab kalau mereka yakin, benar-benar yakin bahwa pacarnya itu adalah jodohnya, tanyakan pada mereka, apakah mereka sudah melihat takdirnya ke lauh mahfudz?
Keempat, pelaku pacaran islami akan berkata kalau pacaran lebih baik dari ta’aruf. Dengan 1001 alasan mereka berkata bahwa kita tidak dapat mengenal pasangan baik buruknya lewat ta’aruf. Benarkah?
Inilah yang paling saya tidak suka, saat dibutakan maksiat maka nafsunya mengakalinya. Jika begini tanyakan padanya apakah dia benar-benar tahu apa itu ta’aruf? Bagaimana prosesnya? Bagaimana bentuknya? Tata krama? Siapa saja yang terlibat? Apa data otentik bahwa orang yang menikah dengan pacaran lebih baik daripada tanpa pacaran lebih dahulu? Saya jamin 99,999% mereka akan dibingungkan dengan diri mereka sendiri atau mereka tak menjawab.
Kelima, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” tanyakan pada mereka apakah agar pernikahan itu akan langgeng dan harmonis?
Mereka mungkin akan menjawab, pacaran itu ibarat menanam benih-benih cinta dan menikah tinggal memetik buahnya. Ya, mereka akan berkata biar pernikahannya langgeng. Tapi mengapa pada realitany 95% kasus perceraian yang terjadi, pelaku perceraian pacaran dulu sebelum nikah. 95% perceraian dan sebelumnya pacaran!
Bukankah pacaran lebih mirip habis manis sepah dibuang? Mirip permen karet bekas? Yang manisnya berangsur-angsur hilang saat pacaran dan pas nikah tinggal bekasnya?
Keenam, jika mereka menjawab: Tidak seperti itu! Tidak seperti habis manis sepah dibuang tapi semakin dimakan semakin manis!
Hiii... serem juga yang kayak gini. Mereka berkata semakin lama semakin manis menandakan semakin diminum semakin haus. SMSan tak cukup... teleponan. Beranjak ketemuan, berduaan, berpegangan tangan, tak puas, lalu... cium kening, cipika cipiki, cium bibir, di kamar berduaan dan naudzu billah min dzalik! Kan semakin lama... semakin manis??
Mereka berkata tidak seperti itu... Cuma ketemuan tapi bisa jaga diri koq. Ehem.. Tapi semua orang yang berzina pun pada awalnya berkata “Cuma...” “Cuma sms-an” “Cuma ketemuan” “Cuma pegangan tangan” “Cuma pelukan” Mana ada mesra-mesra kalau gak ujung-ujungnya zina juga (zina mata, zina hati, zina pendengaran, dll)
Semakin dimakan semakin manis, apakah akan dimakan sampai habis?? Makanya banyak peristiwa diputusin pacar yang beragam responnya mulai dari gaya film Korea hingga film Psikopat. Dan yang paling murahan adalah gaya teror perasaan : bunuh diri. Kenapa? Karena gak siap kenikmatan mereka dihentikan.
Ketujuh, jika mereka menjawab: Tidak seperti itu! Yang kami lakukan adalah pacaran Islami dan tidak ada dalil qath’i yang melarang pacaran. Yang ada adalah mendekati zina. Kami tidak akan melakukan hal-hal yang mendekati zina!
Memang betul kaidah ushul fiqh: asal muamalah adalah boleh sampai datangnya dalil yang mengatakan keharamannya. Tapi sangat lucu kalau mereka berkata tak ada dalil yang melarang pacaran. Ya jelas tak ada. Lha wong istilah itu baru-baru muncul. Sama seperti hukum rokok yang tidak ada dalil qoth’i yang melarang tapi ulama melarangnya karena merusak tubuh, mubadzir, dan lebih banyak mudhorotnya.
Memang tak ada dalil qoth’i, tapi banyak dalil lain yang mengarah pada esensi pacaran itu sendiri:
Pertama, orang yang mengaku pacaran Islami akan berkata kalau: Pacaran adalah “Persiapan Menikah” Benarkah?
Jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” berarti seharusnya bukan istilah “Pacaran Islami” yang diusung, tapi “Pernikahan Dini” Hehehe.. karena kenyataannya anak SD, SMP, SMA pun pacaran menjamur. Apakah mereka akan segera menikah sementara mereka lulus kuliah pun masih lama?? Mungkin mereka baru akan menikah 10 hingga 20 tahun kedepan. :P
Kedua, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” tanyakan pada mereka kapan mereka akan menikah? Biasanya mereka akan berkata setelah mengenal satu sama lain. Dan pacaran Islami adalah ajang perkenalan. Benarkah?
Maaf.. ehem2. Lihat realitanya, dalam pacaran orang seringkali menutupi kekurangannya dan berusaha menampilkan yang baik-baiknya saja. Jadi sulit dikatakan penjajagan. Pacaran lebih banyak yang dibuat-buat.
Ketiga, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah”, tanyakan pada mereka apakah karena mereka yakin bahwa pacar itu adalah jodoh mereka? Benar-benar yakin?
Mereka mungkin menjawab kalau mereka tidak yakin (jujur nih). Faktanya dari survey UKDating, hanya 1 dari 25 wanita yang menikah dengan pacarnya (Artinya 96% Pacaran akan putus!). Jika mereka tidak yakin, lalu apa yang sedang mereka persiapkan? "Cinta"? Hmm... harus jujur yaaa.... apakah dengan persiapan menikah ini tanda mereka sudah mampu berkeluarga? Sudah bisakah membiayai anak sakit dan sekolah? Membiayai hidup keluarga tanpa bantuan orang tua? Apakah semua kebutuhan hidup itu terpenuhi hanya dengan modal "cinta"?
Mungkin sebagian berkata mereka sudah mampu, good, lalu segera menikah bukankah lebih baik? Lihat realitasnya, anak SD, SMP, SMA dan bangku kuliah pacaran Islami menjamur. Apakah ini persiapan menikah, bagaimana mau membiayai anak sementara membiayai diri sendiri belum mampu?
Jika mereka menjawab kalau mereka yakin, benar-benar yakin bahwa pacarnya itu adalah jodohnya, tanyakan pada mereka, apakah mereka sudah melihat takdirnya ke lauh mahfudz?
Keempat, pelaku pacaran islami akan berkata kalau pacaran lebih baik dari ta’aruf. Dengan 1001 alasan mereka berkata bahwa kita tidak dapat mengenal pasangan baik buruknya lewat ta’aruf. Benarkah?
Inilah yang paling saya tidak suka, saat dibutakan maksiat maka nafsunya mengakalinya. Jika begini tanyakan padanya apakah dia benar-benar tahu apa itu ta’aruf? Bagaimana prosesnya? Bagaimana bentuknya? Tata krama? Siapa saja yang terlibat? Apa data otentik bahwa orang yang menikah dengan pacaran lebih baik daripada tanpa pacaran lebih dahulu? Saya jamin 99,999% mereka akan dibingungkan dengan diri mereka sendiri atau mereka tak menjawab.
Kelima, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” tanyakan pada mereka apakah agar pernikahan itu akan langgeng dan harmonis?
Mereka mungkin akan menjawab, pacaran itu ibarat menanam benih-benih cinta dan menikah tinggal memetik buahnya. Ya, mereka akan berkata biar pernikahannya langgeng. Tapi mengapa pada realitany 95% kasus perceraian yang terjadi, pelaku perceraian pacaran dulu sebelum nikah. 95% perceraian dan sebelumnya pacaran!
Bukankah pacaran lebih mirip habis manis sepah dibuang? Mirip permen karet bekas? Yang manisnya berangsur-angsur hilang saat pacaran dan pas nikah tinggal bekasnya?
Keenam, jika mereka menjawab: Tidak seperti itu! Tidak seperti habis manis sepah dibuang tapi semakin dimakan semakin manis!
Hiii... serem juga yang kayak gini. Mereka berkata semakin lama semakin manis menandakan semakin diminum semakin haus. SMSan tak cukup... teleponan. Beranjak ketemuan, berduaan, berpegangan tangan, tak puas, lalu... cium kening, cipika cipiki, cium bibir, di kamar berduaan dan naudzu billah min dzalik! Kan semakin lama... semakin manis??
Mereka berkata tidak seperti itu... Cuma ketemuan tapi bisa jaga diri koq. Ehem.. Tapi semua orang yang berzina pun pada awalnya berkata “Cuma...” “Cuma sms-an” “Cuma ketemuan” “Cuma pegangan tangan” “Cuma pelukan” Mana ada mesra-mesra kalau gak ujung-ujungnya zina juga (zina mata, zina hati, zina pendengaran, dll)
Semakin dimakan semakin manis, apakah akan dimakan sampai habis?? Makanya banyak peristiwa diputusin pacar yang beragam responnya mulai dari gaya film Korea hingga film Psikopat. Dan yang paling murahan adalah gaya teror perasaan : bunuh diri. Kenapa? Karena gak siap kenikmatan mereka dihentikan.
Ketujuh, jika mereka menjawab: Tidak seperti itu! Yang kami lakukan adalah pacaran Islami dan tidak ada dalil qath’i yang melarang pacaran. Yang ada adalah mendekati zina. Kami tidak akan melakukan hal-hal yang mendekati zina!
Memang betul kaidah ushul fiqh: asal muamalah adalah boleh sampai datangnya dalil yang mengatakan keharamannya. Tapi sangat lucu kalau mereka berkata tak ada dalil yang melarang pacaran. Ya jelas tak ada. Lha wong istilah itu baru-baru muncul. Sama seperti hukum rokok yang tidak ada dalil qoth’i yang melarang tapi ulama melarangnya karena merusak tubuh, mubadzir, dan lebih banyak mudhorotnya.
Memang tak ada dalil qoth’i, tapi banyak dalil lain yang mengarah pada esensi pacaran itu sendiri:
- Perntah Allah menundukkan pandangan kepada lawan jenis (Ghadul Bashor)
- Perintah Rasul untuk menghindari berdua-duann dengan lawan jenis karena yang ketiganya adalah setan.
- Perintah Rasul lebih baik ditusuk jarum besi daripada memegang yang bukan mahram
- Perintah tentang menjauhi zina sementara zina itu ada berbagai macam :Zina mata, zina hati, zina telinga, zina tangan, dll.
Baca dalil-dalil haramnya pacaran lebih banyak lagi disini Dalam Islam Pacaran Itu Haram
Walaupun dibumbui Islami (Tidak sampai berpegangan dan berciuman), tapi pasti ada interaksi intens berdua, saling memandang, curhat, dll. Jadi jangan mengutak-atik dalil sesuai dengan keinginan hawa nafsu sendiri tapi berdasarkan para ulama dan salafus shalih karena mereka adalah pewaris nabi.
Oke, jika mereka berkata tidak zina mata, zina hati, mulut, mata, pendengaran, tangan, dll. Tidak saling merindukan, berangan-angan, apalagi berpegangan. Tidak mengarah pada perzinaan. Kalau begitu disempurnakan tidak pacaran bukankah lebih oke? Islam itu harus kaffah, mengamalkan setiap syariatnya itu jangan setengah-setengah, kalau enggak entar masuk surganya setengah-setengah. Hehehe :P
Kedelapan, tanyakan pada pelaku pacaran Islami, bukankah mereka punya akal untuk membedakan mana pasangan yang baik dan mana yang buruk? Mereka akan berkata, tentu saja mereka punya akal untuk membedakan.
Kalau gitu katakan pada mereka, pada kenyataannya orang-orang yang benar-benar paham agama dan mengamalkannya tidaklah berpacaran. Bukankah begitu? Apakah Rasul dan bunda Khadijah pacaran dulu? Tidak! Rasul ta’aruf. Apakah Fathimah dan Ali pacaran dahulu? Tidak! Walaupun mereka sebelum menikah saling menyukai tapi mereka baru tahu hal itu setelah menikah! Mereka tidak pacaran.
Jadi mereka punya akal kan? Bahwa mereka tidak bisa menemukan suami atau istri yang baik dan paham agama lewat pacaran.
Kesembilan, katakan pada pelaku pacaran Islami terlalu takut gak dapat jodoh (takut gak laku), pelaku pacaran islami mungkin berkata tidak demikian. Benarkah?
Mereka akan berkata bahwa mereka bisa mencari pacar lain dan bukan karena mereka takut gak laku. Kalau gitu, katakan saja pada mereka kalau Allah sudah menetapkan jodoh setiap hamba-Nya. Namanya sudah tertulis bahkan sebelum menarik napas pertama, dan jodoh itu sekufu. Dalam surat An-Nisa, laki-laki baik untuk perempuan baik-baik dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula.
Jadi kalau mau cari jodoh yang baik, yang terpenting membenahi diri dulu untuk menjadi lebih baik. Pacaran hanyalah membuang-buang waktu produktif. Akhirnya... jawaban yang paling jujur adalah pacaran memang buat have fun aja.
Kesepuluh, mereka mungkin berkata: Tidak! Tidak seperti itu. Walau berpacaran kami tetap saling mengingatkan satu sama lain untuk tidak lupa sholat dan belajar.
Ya, inilah salah satu alasan utama pacaran islami: Dakwah. Perlu ditekankan: Tidak ada dakwah antara ikhwan akhwat bukan mahram. Bagaimana mau mendakwahi orang lain sementara mendakwahi diri sendiri belum mampu untuk menjaga hijab??
Justru alasan berdakwah ini adalah salah satu jalan kemaksiatan yang lebih berbahaya daripada orang-orang fasik yang secara terang-terangan. Kenapa? Karena mereka tahu perbuatan mereka itu salah dan itu merupakan langkah awal untuk memperbaiki diri. Sementara alasan berdakwah tidaklah demikian karena mereka berpikir bahwa kemaksiatan itu adalah ibadah.
Tidak ada daging babi halal hanya karena baca bismillah. Begitu pula tidak ada istilah pacaran islami. Jika ada pacaran islami, suatu saat nanti akan ada istilah judi islami, khamr islami, riba islami, mencuri islami, konser musik islami, dll beralaskan untuk kegiatan yang islami. Naudzubillah. Awalnya saja sudah tidak berkah bagaimana akhirnya?
Ibarat air susu dicampur air comberan. Walaupun susu, tapi karena dicampur air comberan tetap saja tidak ada yang mau minum kan? Begitupula, jangan mencampurbaurkan antara haq dan bathil. Yang baik dan yang buruk.
Artikel Berkaitan:
Walaupun dibumbui Islami (Tidak sampai berpegangan dan berciuman), tapi pasti ada interaksi intens berdua, saling memandang, curhat, dll. Jadi jangan mengutak-atik dalil sesuai dengan keinginan hawa nafsu sendiri tapi berdasarkan para ulama dan salafus shalih karena mereka adalah pewaris nabi.
Oke, jika mereka berkata tidak zina mata, zina hati, mulut, mata, pendengaran, tangan, dll. Tidak saling merindukan, berangan-angan, apalagi berpegangan. Tidak mengarah pada perzinaan. Kalau begitu disempurnakan tidak pacaran bukankah lebih oke? Islam itu harus kaffah, mengamalkan setiap syariatnya itu jangan setengah-setengah, kalau enggak entar masuk surganya setengah-setengah. Hehehe :P
Kedelapan, tanyakan pada pelaku pacaran Islami, bukankah mereka punya akal untuk membedakan mana pasangan yang baik dan mana yang buruk? Mereka akan berkata, tentu saja mereka punya akal untuk membedakan.
Kalau gitu katakan pada mereka, pada kenyataannya orang-orang yang benar-benar paham agama dan mengamalkannya tidaklah berpacaran. Bukankah begitu? Apakah Rasul dan bunda Khadijah pacaran dulu? Tidak! Rasul ta’aruf. Apakah Fathimah dan Ali pacaran dahulu? Tidak! Walaupun mereka sebelum menikah saling menyukai tapi mereka baru tahu hal itu setelah menikah! Mereka tidak pacaran.
Jadi mereka punya akal kan? Bahwa mereka tidak bisa menemukan suami atau istri yang baik dan paham agama lewat pacaran.
Kesembilan, katakan pada pelaku pacaran Islami terlalu takut gak dapat jodoh (takut gak laku), pelaku pacaran islami mungkin berkata tidak demikian. Benarkah?
Mereka akan berkata bahwa mereka bisa mencari pacar lain dan bukan karena mereka takut gak laku. Kalau gitu, katakan saja pada mereka kalau Allah sudah menetapkan jodoh setiap hamba-Nya. Namanya sudah tertulis bahkan sebelum menarik napas pertama, dan jodoh itu sekufu. Dalam surat An-Nisa, laki-laki baik untuk perempuan baik-baik dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula.
Jadi kalau mau cari jodoh yang baik, yang terpenting membenahi diri dulu untuk menjadi lebih baik. Pacaran hanyalah membuang-buang waktu produktif. Akhirnya... jawaban yang paling jujur adalah pacaran memang buat have fun aja.
Kesepuluh, mereka mungkin berkata: Tidak! Tidak seperti itu. Walau berpacaran kami tetap saling mengingatkan satu sama lain untuk tidak lupa sholat dan belajar.
Ya, inilah salah satu alasan utama pacaran islami: Dakwah. Perlu ditekankan: Tidak ada dakwah antara ikhwan akhwat bukan mahram. Bagaimana mau mendakwahi orang lain sementara mendakwahi diri sendiri belum mampu untuk menjaga hijab??
Justru alasan berdakwah ini adalah salah satu jalan kemaksiatan yang lebih berbahaya daripada orang-orang fasik yang secara terang-terangan. Kenapa? Karena mereka tahu perbuatan mereka itu salah dan itu merupakan langkah awal untuk memperbaiki diri. Sementara alasan berdakwah tidaklah demikian karena mereka berpikir bahwa kemaksiatan itu adalah ibadah.
Tidak ada daging babi halal hanya karena baca bismillah. Begitu pula tidak ada istilah pacaran islami. Jika ada pacaran islami, suatu saat nanti akan ada istilah judi islami, khamr islami, riba islami, mencuri islami, konser musik islami, dll beralaskan untuk kegiatan yang islami. Naudzubillah. Awalnya saja sudah tidak berkah bagaimana akhirnya?
Ibarat air susu dicampur air comberan. Walaupun susu, tapi karena dicampur air comberan tetap saja tidak ada yang mau minum kan? Begitupula, jangan mencampurbaurkan antara haq dan bathil. Yang baik dan yang buruk.
Artikel Berkaitan:
- 14 Cara Menjadi Pembicara di Forum Internasional
- Mengapa Pacaran Haram? Mengapaaaa????
- Tidak Pacaran Apakah Munafik?
- [Cerpen Cinta Islami] Nantikanku di Batas Waktu
- [Cerpen Cinta Islami] Cinta Sang Jutawan
- Menyikapi Rasa Cinta Pada Lawan JenisDuhh.... Cinta!!
- [Cerbung Fiksi Ilmiah] Indonesia Terakhir Part 1
- Karena Permata itu Dicari, Ukhti
- [Pantun Puisi] Love Is... Is
- Jadi Ikhwan Jangan Genit
- Mari Kita Berhenti Mengidolakan Artis!
- Hukum Ghadhul Bashar (Menundukkan Pandangan)
- Ketika Lawan Jenis Menarik Hati
- Saat Ikhwan Menyatakan Cinta
- Hikmah Makanan Tentang Cinta
- Duh... Cinta!
- [Hikmah] Inilah Hidup
Pencarian:
- Pacaran islami
- pacaran islami di sekolah
- pacaran islami sebelum menikah
- apakah ada pacaran islami
- istilah pacaran dalam islam
- pacaran menurut islam boleh atau tidak
- pacaran yang dibolehkan
- hukum pacaran jarak jauh dalam islam
- tentang pacaran
- pacaran islami adalah
- pacaran islami adakah
- pacaran islami felix siauw
- pacaran haram
assalaamu'alaikum akhii wa ukhtii yang Insyaaa ALLAAH senantiasa dirahmati oleh AllaaH...
ReplyDeleteada yang mau ana tanyakan nih akh/ukht.....
ada salah satu temen ana ngomong seperti ini :
"Kl org2 yg setuju sm pndpat pacaran=haram,tp sbner ny dihati ny pgn bgt bwt pcaran,kepikiran trus pgn pnya pcr dsb,tp di mulut ny blg ga mw pcran atw anti pacaran,brati org2 ni bsa disebut MUNAFIK???
Atw yg setuju pacaran=haram tp ttp pcran,dsebut MUNAFIK donk???
Krn mnrt kamus besar bahasa indonesia,munafik tu
mu.na.fik
[a] berpura-pura percaya atau
setia dsb kpd agama dsb, tetapi
sebenarnya dl hatinya tidak; suka
(selalu) mengatakan sesuatu yg
tidak sesuai dng perbuatannya; bermuka dua.
coba skrg pilih
1.ga pake pacaran,jd kl mw nikahin lgsg lamar
2.pake pacaran sblm ke jenjang prnikahan
Kl ane jjur aj plih yg no 2.sesuai kta hati (ga munafik) :))".
kesimpulannya, dia lebih mengutamakan hawa nafsu sebagai jalan satu-satunya supaya gak dianggap orang munafiq.....na'uudzubillaaHi mindzaalik.
naah jika ada pertanyaan dan pernyataan seperti itu, apa jawaban terbaik untuk menanggapinya ???
syukron jazakumullaaHu khairan katsiiron
Pertanyaan antum ana jawab dengan lengkap di halaman blog ini. Ini postingan yang baru karena jawaban yang memuaskan agaknya harus cukup banyak.
ReplyDeleteSilakan buat para pengunjung mengunjungi artikel ini.
Tidak Pacaran Apakah Munafik??
http://maryam-qonita.blogspot.com/2013/01/tidak-pacaran-apakah-munafik.html
Assalamualaikum Wr. Wb.
ReplyDeleteMenarik Bnget Blog ini, aku jadi dapet banyak ilmu tentang Islam dan Pcaran..
Karena aku masih remaja, jadi aku harus bnyak mempelajari hal-hal semacam ini..
Thanks ya Buat kakak yang punya blog^__^
izin copy tulisan ny, buat post di blogku, biar temen-temnku juga bisa tau seluk beluk pacaran dan islam..
sekali lagi Makasi yaa kakak:)
great article. emang pacaran tidak di benarkan dalam islam. :)
ReplyDelete@Indah Insani, iya, dengan senang hati... artikel ini memang untuk disebarkan :)
ReplyDelete@Rumah dijual, thanks.
subhanallah syukron penjelasannya ukhti.
ReplyDelete@cinta2maret, afwan.
ReplyDeleteHanya Sekedar meluruskan Isi pertanyaan Muhammad Nazar Syahida, Barangkali Bukan Orang Munafk Tetapi Ciri-ciri Orang Munafik...!!! Karena berbicara tanpa fakta, bisa dikatagorikan/ tergolong Munafik...!!!, Terserah disikapi positif atau negatif tentang PACARAN. Tetapi fitrahnya Setiap Manusia di Anugrahi hati dan rasa Cinta...
ReplyDelete“ Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan besuku-suku agar kalian saling mengenal. (QS. Al-Hujurat 49:3).
Assalamu'alaikumwr.wb
ReplyDeletebagus sekali ukhti, ada seorang teman saya yang mengatakan demikian , bahwa tidak ada dalil yang mengtakan pacaran diharamkan, tapi yang ada adalah berbuat maksiat yang diharamkan,. lucu sekali bukan :)
syukran :)
@Imm Acehbaratdaya, ya tetapi cinta itu ada porsinya. Makanya jangan sampai cinta lawan jenis mengalahkan cinta pada Allah sehingga melanggar batas-batas agama.
ReplyDelete@Anonim, mudah-mudahan teman anda segera diberi hidayah. Amiin..
assalammualaikum...saya izin share di fb ya artikelnya
ReplyDelete@Anonim, sangat boleh :D
ReplyDeleteassalamu'alaikum..izin share yaa..
ReplyDeletetidak ada dalil tentang larangan pacaran dan tidak ada juga dalil yang memperbolehkan pacaran,
ReplyDeletejadi hukumnya "Netral" coba lihat pacaran ala ibnu hazm "Mengapa sengaja jauh dimata"
Assalamualaikum wr.wb .Saya hanya memberitahu sedikit. Mengapa pacaran berbahaya? Karena dengan pacaran, kira dapat terjerumus setan ke hal2 yang tidak diperbolehkan oleh Allah( ciuman, pegang2 tangan,peluk :") dan akan mengarah ke zina sedamgkan zina merupakan hal yang dibenci Allah. Wassalamu'alaikum wr.wb
DeleteSaya suka tulisan-tulisannya, main-main juga ke blog saya ya http://www.habibasyrafy.com/
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ReplyDeleteukhty,ana izin copy artikelnya
jazakilllahu khairan
Akhir zaman..,
ReplyDeleteBanyak ulma' yg benar" ulama' sdah banyak yg di panggil yg mha kuasa, sehingga moral, aklaq mulai jg ikut surut,.. Karena implikasinya berawal dari sana, ulma' kontemporer jarang yg punya kharisma dan maqom sperti ulma" sepuh yg bnar" ulama
Dan kini yg ada "Islam tdk akan maju, karena anaK" islam itu sendiri"
Tdk hanya sebatas diskursus soal pacaran, media, teknologi yg tidak terkontrol jg membwa perubahan paradigma yg sesuai tuntunan agama, minimnya pengetahuan jg menjadi masalah uatama,
Minimnya pendidikan agama / minimnya yg meluaskan ajran agama kini yg perlu jg menjadi concern dlm menjauhkan generasi muda mudi islam dlm kaffahnya islam.
#entahlah zamanya sudah akir,. Sejelek" nya Umat adlah yg merasakan hari kiamad ,baca" ngonangi" dlm bahs jawa.
Pacran emang punya efek negatif bagi kualitas iman dan islamnya,. Namunya benar sangat sukar bagi remaja sekrang untuk menolak ars zaman yg mengajarkan pacaran
Propaganda orientalis jelas menyerbu kaum muda mudi islam, karna islam tk bisa dihancurkan , jelas mereka menyerang generasi penerusnya (mudamudi) inilah permaslhan utama, media, tlah mengajarkan pacaran,
Ulama' kyai ustad mengjarkan moralitas namun hari ini itu dicounter dg media yg menyediakan tontonan yg merusak dan menciptkan degradasi moralnya.
#ulma' sebagian yg kekinian "mhon maaf" jg terkna imbas eksistnsi zaman. Karena banyak dipanggil olen-NYA ulama'nya para ulama'
GA ADA ISTILAH PACARAN YANG ISLAMI!!!
ReplyDeleteSekarang banyak juga bukan lagi yang namanya pacaran tetapi teman rasa pacaran. Tak ada status "PACAR" yang mengikat akan tetapi komunikasi dengan lawan jenis pakai sayang2 lah dan lain sebagainya yang menyerupai.
ReplyDeleteBagaimana dengan hal yang demikian?
Bagaimana pula dengan seorang akhwat atau ikhwan yang jatuh cinta kemudian mereka saling mengungkapkan perasaannya masing2 akan tetapi ia tidak pacaran, apakah hal itu dibolehkan?
Mohon penjelasannya.
Syukron katsir!
Ikhwan atau akhwat yg 'paham' tidak akan melakukan komunikasi secara intens atau menggunakan kata2 yg mengundang..
ReplyDeleteJatuh cinta adalah fitrah..tapi tidak diungkapkan langsung ke yg membuat dia jatuh cinta,melainkan dgn perantara..
Jatuh cinta sma si dia,adukan kpd sang pemilik CINTA,istikharah!!!
Yang udah jelas haram, udah dikasih penjelasan, udah dibantah syubhatnya .. Tapi masih ada aja ya yang ngeyel buat menghalalkan pacaran .. hmm
ReplyDeleteBenarlah dikatakan bahwasannya Surga Diliputi Perkara Yang Dibenci Jiwa, Neraka Diliputi Perkara Yang Disukai Nafsu.
dan pacaran ini salah satu amalan yang sangat disukai hawa nafsu.
apapun alasanya pacara tetap aja gak di contohkan oleh nabi Muhammad saw.
ReplyDeletesila kounjungi blog berikut http://ikhlaaas.blogspot.co.id/2016/02/hukum-berpacaran.html
Assalamualaikum. Afwan bolehkah saya kutip kata kata di blog ini untuk saya tulis ulang diblog pribadi saya? Karena saya ingin membagikan logika ini kepada teman teman saya yang logikanya masih keliru soal pacaran. Terima kasih :)
ReplyDelete