Teringat dalam mata kuliah Psikologi Konseling, bahwa mengapa afeksi,
kognitif dan perilaku menjadi sasaran dalam Konseling Psikologis adalah karena sering kali
terdapat ketimpangan antara ketiganya. Satu pemikiran tentang hal itu, dalam
sebuah percakapan sederhana.
Hati
yang hancur bertanya kepada otak:
“Mengapa
kau tidak memberitahuku bahwa hidup itu tidak adil?”
“Mengapa
kau tidak memberitahuku bahwa cinta akan sangat menyakitkan?”
“Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa aku telah salah selama ini?”
"Mengapa kau tidak menyuruhku berhenti berharap sejak awal?"
“Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa aku telah salah selama ini?”
"Mengapa kau tidak menyuruhku berhenti berharap sejak awal?"
"Mengapa kau tidak memperingatiku adanya ancaman?"
“Mengapa
kau tidak menahanku untuk bertindak bodoh saat itu?”
“Mengapa
kau tidak menghentikanku?”
"Mengapa kau tidak melakukannya?"
"Mengapa kau tidak melakukannya?"
“Mengapa?”
Otak
pun menjawab dengan lemah,
“Aku
sudah melakukannya...,
aku sudah melakukannya…”
aku sudah melakukannya…”
You Might Also Like:
- [Cerbung Fiksi Ilmiah] Indonesia Terakhir Part 1
- 14 Cara Menjadi Pembicara Forum Internasional
- Mengapa Pacaran Haram? Mengapaaaa???
- Karena Permata itu Dicari, Ukhti
- [Pantun Puisi] Love Is... Is
- Jadi Ikhwan Jangan Genit
- Mari Kita Berhenti Mengidolakan Artis!
- Hukum Ghadhul Bashar (Menundukkan Pandangan)
- Ketika Lawan Jenis Menarik Hati
- Saat Ikhwan Menyatakan Cinta
- Hikmah Makanan Tentang Cinta
- Duh... Cinta!
- [Hikmah] Inilah Hidup
Jika dari awal sudah tahu endingnya, kita tidak akan bisa belajar dari prosesnya ya :)
ReplyDeleteSalam kenal Mba Maryam :)
Biarkan saja hati dan otak bersekutu,hehehe
ReplyDelete