Thursday, March 12, 2020

Tips Meningkatkan Motivasi Membaca dan Mengikat Makna

Tips Meningkatkan Motivasi Membaca dan Mengikat Makna - Di tulisan ini saya ingin share bagaimana cara saya produktif membaca, mengikat makna, sebelum akhirnya merangkai kata-kata menjadi sebuah tulisan.

A. MEMBACA

Oke, saya ingin bicara tentang membaca dulu. Membaca bagi saya seperti membuka cakrawala yang sempit. Membuat saya lebih open minded dan menyadari; bahwa saya adalah ikan kecil di dunia yang sangat besar ini dengan segala berbagai macam pikiran manusia. Kalau kata Asma Nadia, “Ingin menjadi penulis tapi gak suka membaca, saya gak ngerti tuh. Karena membaca adalah kuliahnya para penulis.” 

Pesan itu begitu bermakna bagi saya yang ingin menjadi seorang menulis. Dan pada tahun 2020, saya memiliki resolusi untuk membaca 100 buku dalam setahun. Dan hingga saat ini, saya sudah menamatkan 21 buku sejak Januari 2020. 

Berikut adalah tips dari saya untuk bisa membaca banyak buku (yang kita sukai) tanpa harus boros mengeluarkan banyak uang:

1. Saya berlangganan aplikasi yang bernama Gramedia Digital. 


Sebulan berlangganan adalah 89.000 untuk full premium package (fiksi, nonfiksi, buku anak). 45.000 untuk fiksi saja dan 45.000 untuk buku anak.  Saya langganan yang premium.

Setelah berlangganan, hampir semua (tidak semua) buku terbitan Gramedia dapat ditemukan di aplikasi ini. Entah terbitan lama maupun baru. Jadi, daripada saya membeli satu buku seharga 90.000 rupiah atau lebih, lebih baik saya langganan 89.000 untuk akses bacaan yang tidak terbatas selama satu bulan. Karena biasanya dalam satu bulan, saya menyelesaikan bacaan sepuluh buku. Kalau saya beli perbukunya, satu buku 80.000 kali sepuluh. Itu artinya saya perlu menghabiskan uang 800.000 untuk memenuhi minat baca saya. Alhamdulillah ada Gramedia Digital, akses bacaan tak terbatas dengan hanya 89.000 perbulan.

2. Saya memanfaatkan aplikasi Google Playbooks


Jika tidak menemukan buku yang saya cari di Gramedia Digital, saya akan mencari di Google Playbooks. Meskipun di aplikasi yang satu ini, kita tetap harus membayar untuk setiap buku yang ingin kita baca, tapi harganya tetap jauh lebih murah daripada buku fisik. Misalnya Ebook Bumi Manusia seharga Rp 60.000 sementara buku fisik di pasaran Rp 85.000. 

Tips saya jika membaca di gadget: nyalakan bluelight filter dan juga sesuaikan cahayanya yang sesuai dengan kemampuan mata.

3. Membeli buku fisik saat diskon (Islamic Book Fair), membeli langsung dari penulisnya, atau meminjam dari teman.


Saya sebenarnya penggemar buku fisik (paperbook), tapi karena saya sekarang tinggal di Amerika, saya pun terpaksa lebih sering membeli ebook digital. Meski begitu, andai saja saya ada di Indonesia, saya akan membeli buku fisik dengan penawaran harga terbaik. Seperti di IBF.

Saya juga sempat membeli 11 buku fisik karya Bunda Asma Nadia langsung dari penulisnya (karena sebagian besar karangan Bunda tidak akan teman-teman temukan secara digital, ada digital namun tidak legal). Jadi untuk menghargai penulisnya, saya membeli yang asli (dari stok penulisnya) dan bertanda tangan. Harganya pun jauh lebih murah daripada toko buku. Teman-teman bisa kunjungi Instagram @asmanadiapreloved untuk info lebih lanjut.

4. Beberapa aplikasi yang saya sarankan juga: untuk buku bahasa Indonesia ada iPusnas dan untuk bahasa Inggris ada Kindle dan Scribd. Saya langganan Scribd 9 USD perbulan untuk novel-novel berbahasa Inggris. Ini jatuhnya jauh lebih murah daripada saya beli paperbook di Amerika yang satu bukunya sekitar 15-20 USD.

Aplikasi iPusnas
Aplikasi Scribd



Menjaga Motivasi Membaca.

Beberapa orang bertanya apa yang membuat saya konsisten dalam kegemaran saya membaca buku. Sebenarnya saya juga bingung menjawabnya. It just simply your hobby. Awalnya karena saya ingin menjadi penulis yang baik, jadi saya rajin membaca. Namun sekarang, saya ketagihan. Setiap kali membaca buku, cakrawala pemikiran kita semakin terbuka dan saya dapat ilmu baru. Dan setiap kali gak membaca, rasanya kayak ‘haus’. Saya tidak tahu definisi lain selain itu. Juga mungkin, beberapa hal ini membantu saya keep on the track dengan target saya 100 buku dalam satu tahun:

1. Bergabung dengan Komunitas Pencinta Baca di Goodreads.


Bukan seperti Gramedia Digital maupun google playbooks (tempat baca buku), berikut definisi Goodreads melalui Wikipedia:

GoodReads merupakan situs jaringan sosial yang mengkhususkan pada katalogisasi buku. Sama seperti situs jaringan sosial lain, GoodReads mempunyai konten friend, group, maupun discussion. Bedanya, GoodReads memungkinkan anggota untuk menampilkan daftar buku sudah dibaca (read), buku yang sedang dibaca (currently reading), dan akan dibaca (to read). Dalam situs ini, pengguna dapat saling berbagi rekomendasi buku bacaan dengan memberikan review maupun komentar.

Jujur, saya paling senang membangun pertemanan di sini daripada platform sosial media yang lain. Karena kami saling memantau jumlah bacaan satu sama lain dan saling memberi saran bacaan yang mungkin menarik. Disini beberapa teman saya bahkan ada yang sudah membaca 37 hingga 41 buku sepanjang tahun 2020. Jadi karena melihat orang lain lebih termotivasi, itu juga memotivasi saya untuk terus membaca.


2. Belajar membaca cepat, cerdas, bermakna, dan efektif. 

Speed Reading for Beginners oleh Muhammad Noer

Quantum Reader oleh Bobbi DePorter

Berikut dua buku yang membantuku membaca lebih cepat, efektif, lebih bermakna dan pemahaman yang lebih baik. Jadi saya tidak mudah lelah dalam membaca sebuah buku karena saya mempelajari teknik yang membuat cara saya menerima informasi lebih efektif.
B. MENGIKAT MAKNA

Baiklah, sekian tentang membaca. Sekarang tentang mengikat makna.

Saya ingat pada saat saya kecil, saya membaca sebuah buku dan tulisannya: banyak orang membaca buku, namun sedikit sekali dari mereka yang mengikat makna dari tulisan-tulisan tersebut. Maksudnya, banyak dari orang-orang yang membaca, tapi mereka tidak menangkap ide-ide, mutiara hikmah, atau kosakata baru yang mereka baca. Sehingga mereka kesulitan dalam memperkaya tulisan mereka sendiri dari bacaan tersebut.

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Imam Ali pernah berkata “ikatlah ilmu (dengan menulisnya)” dan beliau mengatakan itu hingga dua kali. Juga terdapat pernyataan dari Stephen R. Covey yang berkata:

“Sebagian besar dari perkembangan mental kita dan disiplin studi kita berasal dari Pendidikan formal. Akan tetapi, segera sesudah kita meninggalkan disiplin eksternal sekolah, banyak dari kita membiarkan otak kita terhenti pertumbuhannya. Kita tidak lagi membaca secara serius, kita tidak menjajaki subjek baru secara mendalam di luar bidang tindakan kita kita tidak berpikir secara analitis, kita tidak menulis—setidaknya tidak kritis atau tidak dengan cara yang menguji kemampuan kita mengekspresikan diri di dalam bahasa yang baik, jelas, dan ringkas. Sebaliknya, kita malah menghabiskan waktu kita untuk menonton televisi.”

Ada dua hal yang menarik yang bisa ditangkap dari pernyataan Covey di atas:

1) Membaca secara serius
2) Mengekspresikan diri dalam bahasa yang lebih baik, jelas, dan ringkas.

Dalam usaha saya untuk menjalani kedua hal di atas, berikut yang saya lakukan:

1. Meski melakukan speed reading, saya tetap mencoba fokus menangkap ide-ide utama, ide baru dan penting dari setiap paragraf yang saya baca. Justru sebenarnya, lebih mudah bagi saya untuk menangkap ide dengan tempo membaca yang lebih cepat, karena dengan begitu, tidak ada jeda bagi saya untuk melamun saat membaca.

2. Untuk karya nonfiksi, saya stabilo bagian yang menurut saya penting. Untuk karya fiksi, saya highlight rangkaian kata-kata yang cantik, quotes baru, dan kosakata baru. Dan jika saya tidak bisa melakukannya (misalnya, Gramedia digital tidak menyediakan fitur highlight di aplikasi mereka), jadi saya memiliki buku saya sendiri yang menuliskan rangkaian kata-kata dan kosakata baru tersebut buku tersebut.

Buku: Menapak Jalan Dakwah di Bumi Barat, Biografi Pemikiran Imam Shamsi Ali.

Ebook: Bumi Manusia – Pramoedya Ananta Toer (Google Playbooks)

Kumpulan rangkaian diksi dan kalimatnya Mbak Rosi L Simamora dari buku Negeri Para Roh. 


Ebook Negeri Para Roh saya temukan di Gramedia digital—yang tidak memiliki fitur highlight. Jadi saya catat di buku terpisah. Tips ini saya dapatkan dari Pinterest beberapa tahun lalu, platform infografis yang bermanfaat buat penulis. Dan saya aplikasikan sampai sekarang. 

Saya rekomendasikan untuk teman-teman semua mencoba aplikasi Pinterest. Lalu mencari kata kunci apapun tentang ide tulisan teman-teman di aplikasi tersebut. Misalnya plot twist ideas, how to start a novel, writing tips, science fiction ideas, Harry Potter character patterns dsb.

Oh ya, dengan menuliskan rangkaian kata-kata dari novel lain, saya tidak bermaksud plagiasi ya. Saya belajar untuk menulis dalam bahasa yang lebih baik, belajar mengadaptasi gaya, dan memilih diksi yang lebih efektif. Sekian. Semoga Bermanfaat.

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Jangan jadi silent reader, giliranmu bercuap-cuap ria.

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb